Pengusaha lulusan SMA ini raup Rp 15 juta/bulan dari pigura gitar
Merdeka.com - Herdian (30), salah satu pengusaha sukses asal Bandung itu lahir dari keluarga sederhana. Namun berkat kegigihannya bekerja, kini dia bisa mereguk sukses sebagai seorang pengusaha pigura jam gitar dan miniatur gitar di kota Lembang, Bandung Barat.
Sejak lulus SMA, dirinya memang tidak berniat untuk bekerja di perusahaan dan merantau. Dia mengaku iba melihat masyarakat kampung halamannya di Lembang rata-rata menganggur.
"Karena ingin menciptakan lapangan kerja, akhirnya saya jalani bisnis ini sejak 2005. Di kampung saya, banyak orang yang menganggur usia muda, dan orang tua juga," ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, beberapa waktu lalu.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Kenapa Dina memulai bisnis? 'Sebenarnya telat mengenal bisnis, karena saya fokus ingin jadi PNS, Saya memulai bisnis karena kebutuhan,' kata Dina dalam wawancara pada channel Youtube Naik Kelas.
-
Bagaimana Dina memulai usaha? Dina benar-benar mulai dari nol, dia mempelajari resep dari internet dan YouTube. Dengan modal Rp300 ribu, Dina memproduksi roti Maryam di kos-kosannya.
-
Bagaimana Linda memulai usaha? 'Awal membuka ini, saya tidak meniatkan untuk dijadikan sebuah usaha. Tetapi hanya mengisi waktu luang setelah resign dari pekerjaan di sebuah perusahaan telekomunikasi,' terangnya, mengutip YouTube Liputan6, Rabu (28/2).
-
Mengapa Ibu Putri ingin memiliki usaha? 'Menurut saya perempuan harus punya usaha karena bisa memperkuat fondasi rumah tangga. Dengan perempuan berusaha anak mau sekolah, anak mau beli skincare, nggak usah nunggu uang suami. Kalau kita mengharapkan hasil suami, cukup sih, tapi nggak secukup-cukupnya itu,' kata Ibu Haji Putri Arofah dikutip dari YouTube Moslem Society pada 4 Agustus 2024 lalu.
-
Bagaimana Anjani memulai bisnis? Awal Berbisnis Pada 2018 saat awal-awal merintis bisnis, Anjani hanya menjual jilbab.
Herdian mulai membuat pigura dan miniatur gitar, dimana bahannya didapatkan dari limbah kayu mahoni, dalam sebulannya dibutuhkan sekitar 1-2 ton limbah kayu mahoni untuk memproduksi 300-500 picts piguran jam gitar dan 2.000 miniatur gitar.
"Banyak di kampung saya, limbah tidak terpakai dan tidak ada nilai ekonomisnya kayu mahoni tersebut, biasanya kan dibikin kayu bakar," jelas dia.
Herdian mulai bisnis dengan modal Rp 50 juta yang didapatkan dari tabungan, namun dengan kegigihan dalam menjalani usahanya, kini Herdian mampu mempekerjakan 12 karyawan. "Kami produksinya di Lembang Bandung, kalau untuk gallerinya di Taman Wisata Gunung Tangkuban Perahu," katanya.
Barang dagangnya ini pun banyak diminati oleh pembeli dari luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. Maklum saja, harga yang dipatok terbilang juga murah sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 1,5 juta untuk miniatur gitar dan pigura jam gitar sekitar Rp 100 ribu sampai Rp 1,5 juta.
Cara pemasaran Herdian pun sama seperti kompetitor lainnya, hanya saja produknya memiliki keunggulan sendiri dimana bisa memesan pigura jam gitar dan miniatur gitar dalam waktu singkat.
"Kami mengerjakan bisa dalam tiga hari, paling lama ya dua minggu, dengan minimum order Rp 5 juta," ungkap dia.
Dengan dibantu pemerintah Jawa Barat kini usahanya pun mulai dilirik oleh pembeli mancangera terlebih galeri di taman wisata sehingga menjadi daya tarik sendiri. Rata-rata mereka membeli dengan tujuan untuk pajangan di sebuah bisnis seperti hotel dan restoran.
"Keuntungan lumayan dengan bisnis ini, modal tidak terlalu besar, omzet juga sekitar Rp 15 juta per bulannya," katanya.
Herdian berpesan kepada anak-anak muda agar jangan cepat menyerah menjadi pengusaha. Dia mengaku merintis usaha ini dengan perjuangan. "Usaha apapun harus dijalani asal tekun," tutup dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di usia 19 tahun, ia merintis usaha gelangnya sendiri tanpa menggunakan sponsor dari siapapun.
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca SelengkapnyaAlfa memiliki perjalanan hidup yang menarik dibanding dengan anak seusianya.
Baca SelengkapnyaPembeli gazebo buatan Suherman dan para pekerjanya tidak hanya diminati di pasar Indonesia, tetapi juga menarik minat pembeli luar negeri.
Baca SelengkapnyaMemulai usaha tak harus menunggu lulus kuliah. Pemuda asal Tulungagung, Jawa Timur ini bertekad memiliki penghasilan sendiri sedini mungkin.
Baca SelengkapnyaSiswanto bercerita dia pernah mencoba segala macam usaha dan pekerjaan, namun belum ada yang bertahan lama.
Baca SelengkapnyaKisah Gusti tentu layak dijadikan contoh sebagai sosok yang inspiratif karena berani mengambil risiko dan tidak terlena bekerja di perusahaan mapan.
Baca SelengkapnyaKisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang baru 23 tahun, Regi sukses menjadi petani hidroponik.
Baca SelengkapnyaDengan ijazah SD dan uang seadanya, Sujoko bekerja serabutan saat tiba di Jakarta.
Baca SelengkapnyaBerlatar belakang dari keluarga yang pedagang, Alvin selalu menanamkan tekad dan semangat berwirausaha dalam dirinya.
Baca SelengkapnyaKarena tak kunjung mendapatkan pekerjaan, satu waktu, sang ibu menghubungi Mela dan memintanya untuk kembali ke kampung halaman, Pangandaran.
Baca Selengkapnya