Pengusaha: Masalah biaya logistik & birokrasi sudah mendarah daging
Merdeka.com - Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yang juga Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, menyebut Indonesia masih menyimpan masalah besar untuk menaikkan daya saing bangsa. Masalah ini sudah berlarut-larut bahkan telah terjadi dari dulu kala.
"Pemerintahan Jokowi-JK ini terus berupaya untuk meningkatkan daya saing, masalahnya adalah infrastruktur, biaya logistik kita ini kalah dengan negara lain," ujarnya dalam sambutannya di APINDO CEO Forum, Jakarta, Senin (7/12).
Menurutnya, hal ini disebabkan karena pemerintah tidak membangun infrastruktur dari dulu guna menekan biaya logistik. Pemerintah masih tersandung dan harus menyelesaikan Pekerjaan Rumah (PR) yang selama ini dianggap sudah mendarah daging .
-
Bagaimana negara-negara meningkatkan daya saing mereka? Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dan dukungan terhadap inovasi sangat penting untuk meningkatkan daya saing suatu negara di tingkat global.
-
Apa yang menjadi tantangan ekonomi global bagi BRI? Tantangan Perlambatan Ekonomi Global Sejak Tahun Lalu Berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi, seperti kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
-
Apa yang membuat Indonesia kalah? Indonesia menerima tiga kartu kuning (-3), sedangkan Arab Saudi hanya mendapatkan dua kartu kuning (-2).
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Kelemahan apa yang terkait dengan bahasa asing? Tidak mahir dalam bahasa asing dapat menghambat proses komunikasi yang efektif, mengurangi kemampuan untuk menjalankan negosiasi dengan baik, dan bahkan membatasi akses terhadap sumber daya atau peluang bisnis yang lebih luas.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
"Yang harus diselesaikan ada dua, biaya birokrasi, biaya logistik dan bagaimana menurunkan suku bunga kita. Izin yang begitu lamanya, begitu mahalnya, termasuk untuk korupsi itu biaya birokrasi yang harus diselesaikan," jelasnya.
Sofyan pun menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan saling menyalahkan, bukan saling merangkul guna mendukung kemajuan industri perdagangan tanah air.
"Saya melihat kita ini banyak mengeluh dan saling menyalahkan tanpa mau melihat diri sendiri, harusnya mereka saling merangkul demi mendukung kemajuan perdagangan kita," kata dia.
Senada dengan Sofyan, Ketua Umum APINDO, Haryadi Sukamdani juga menyatakan jika pemerintah harus bisa saling merangkul.
Kita harus menyatukan persepsi apapun dari pemerintah diharapkan bisa menyatukan seluruh Industri di Indonesia.," pungkasnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu penyebab tingginya biaya logistik nasional karena belum ada konektivitas antara pelabuhan dengan perusahaan logistik.
Baca SelengkapnyaKonflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaUntuk menarik investor asing maka diperlukan kepastian dan kemudahan berusaha dan bermitra dengan pengusaha nasional.
Baca SelengkapnyaArsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Baca SelengkapnyaKetidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor logistik Indonesia kalah dari negara tetangga, meski pemerintah sudah mendorong perluasan digitalisasi sektor ini secara menyeluruh.
Baca SelengkapnyaErick mengatakan bahwa sejauh ini Indonesia telah mampu menekan biaya logistik hingga 13-14 persen.
Baca SelengkapnyaDari sudut pandang bisnis, ongkos produksi udang di Indonesia masih cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca Selengkapnya