Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengusaha Mulai Investasi di Energi Baru Terbarukan

Pengusaha Mulai Investasi di Energi Baru Terbarukan investasi. shutterstock

Merdeka.com - Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia, Hasan Fawzi mengatakan, harga komoditas terus merangkak naik di tengah ketidakpastian global, sehingga memberikan ruang bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Meski begitu, para pelaku usaha menyisihkan keuntungan yang didapat untuk diinvestasikan dalam bentuk lain.

"Komoditi booming ini memberikan ruang buat perusahaan kita menikmati tapi mereka tidak lalai untuk re-invest," kata Hasan dalam Webinar Investasi Berkelanjutan dan Perdagangan Karbon: Peluang dan Tantangan, Jakarta, Senin (20/6).

Dia menjelaskan, para pengusaha sangat memahami kondisi ini tidak akan berlangsung lama, sehingga keuntungan sesaat ini pun dimanfaatkan untuk modal pada area bisnisnya. Salah satunya pada sektor-sektor yang lembut ramah lingkungan. Mengingat pemerintah sudah mulai mengeluarkan berbagai program dan kebijakan untuk bertransisi menggunakan energi yang lebih berkelanjutan.

Orang lain juga bertanya?

"Kita hafal negara kita ini sedang menikmati keuntungan sesaat tapi keuntungan yang didapat digunakan untuk investasi di area perubahan bisinis yang lebih ramah lingkungan," katanya.

Sehingga perusahaan energi saat ini bisa mulai bertransisi menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Tak hanya itu, perusahaan lainnya juga bisa mulai bekerja sama untuk mendapatkan konversi energi ramah lingkungan dari perusahaan yang mengembangkan EBT.

Dia menambahkan saat ini pengguna energi fosil masih sangat dibutuhkan dunia meskipun ancaman dampak perubahan iklim tak bisa dihindari. Alasannya, pengguna EBT yang ada sekarang masih belum bisa sepenuhnya menggantikan fosil sebagai sumber energi.

"Jadi jangan sampai negara lain mengalami kesukaran tidak dapat sumber zat yang dibutuhkan karena EBT-nya belum siap," kata dia.

Terlebih saat ini dunia sedang dihadapkan dengan krisis energi selepas pandemi makin terkendali. Pemulihan ekonomi yang berjalan lebih cepat membuat kebutuhan melonjak signifikan. Sementara produsen membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menghasilkan barang sesuai permintaan. Sebab selama pandemi penggunaan energi berkurang.

Tak hanya itu, krisis energi juga diakibatkan dari geopolitik Rusia dan Ukraina. Dua negara pengekspor energi nabati ini tengah berkonflik sehingga kegiatan ekspor komoditasnya terganggu. Sanksi yang diterapkan Eropa juga membuat mereka terpaksa kembali menggunakan energi fosil ditengah masa transisi penggunaan EBT.

"Negara-negara di Eropa yang berkomitmen dengan masa transisi dari fosil ke yang EBT, ini jadi negara yang panic buyer. Mereka jadi sangat membuka diri dengan energi fosil dari tempat kita dan sebagainya," kata Hasan mengakhiri.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada 123 Emiten Antre Melantai di BEI, Siap Serok Dana Rp59,68 Triliun
Ada 123 Emiten Antre Melantai di BEI, Siap Serok Dana Rp59,68 Triliun

Inarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.

Baca Selengkapnya
Tanda-Tanda Indonesia Bakal Jadi Pusat Investasi Migas di Asia Tenggara
Tanda-Tanda Indonesia Bakal Jadi Pusat Investasi Migas di Asia Tenggara

Insentif fiskal diperlukan mengingat negara lain juga berupaya menarik investor.

Baca Selengkapnya
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?

Rupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan

Baca Selengkapnya
Penerimaan Negara Terancam Merosot Akibat Produksi Migas Indonesia Terus Anjlok
Penerimaan Negara Terancam Merosot Akibat Produksi Migas Indonesia Terus Anjlok

Investor makin kurang menaruh minat pada sektor minyak.

Baca Selengkapnya
Meski Harga Terus Merosot, Investasi Hilirisasi Nikel Tetap Diincar Bank Dalam Negeri
Meski Harga Terus Merosot, Investasi Hilirisasi Nikel Tetap Diincar Bank Dalam Negeri

Pelemahan harga nikel di pasaran global justru jadi peluang untuk pemasukan investasi lebih kuat bagi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Di AIPF 2023, Pertamina Beberkan Jurus Jitu Tarik Investasi
Di AIPF 2023, Pertamina Beberkan Jurus Jitu Tarik Investasi

Begini jurus jitu Pertamina untuk menarik investasi.

Baca Selengkapnya
Ini Bukti Indonesia Bisa Jadi Pusat Inovasi Energi Hijau Dunia
Ini Bukti Indonesia Bisa Jadi Pusat Inovasi Energi Hijau Dunia

Kekayaan alam di merupakan modal besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat energi hijau.

Baca Selengkapnya
Indonesia Masuk Daftar Negara Pemberi Subsidi BBM Terbesar di Dunia
Indonesia Masuk Daftar Negara Pemberi Subsidi BBM Terbesar di Dunia

Setidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
ESDM Sentil Pengusaha Batu Bara: Segera Sadar untuK Turunkan Emisi
ESDM Sentil Pengusaha Batu Bara: Segera Sadar untuK Turunkan Emisi

Berdasarkan kajian Asian and Pacific Economic Review (APER) di kawasan ASEAN, Eniya menyebut angka investasi hijau saat ini lebih tinggi 70 persen.

Baca Selengkapnya
Investasi Hulu Migas di 2023 Capai Rp210 Triliun, Terbesar dalam 8 Tahun Terakhir
Investasi Hulu Migas di 2023 Capai Rp210 Triliun, Terbesar dalam 8 Tahun Terakhir

Investasi hulu migas di 2023 naik 13 persen dari tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bisa Jadi Negara Raja Gas Bumi, Tapi Ini Syaratnya
Indonesia Bisa Jadi Negara Raja Gas Bumi, Tapi Ini Syaratnya

Insentif berbasis waktu juga dapat mempercepat monetisasi proyek.

Baca Selengkapnya