Pengusaha Mulai Investasi di Energi Baru Terbarukan
Merdeka.com - Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia, Hasan Fawzi mengatakan, harga komoditas terus merangkak naik di tengah ketidakpastian global, sehingga memberikan ruang bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Meski begitu, para pelaku usaha menyisihkan keuntungan yang didapat untuk diinvestasikan dalam bentuk lain.
"Komoditi booming ini memberikan ruang buat perusahaan kita menikmati tapi mereka tidak lalai untuk re-invest," kata Hasan dalam Webinar Investasi Berkelanjutan dan Perdagangan Karbon: Peluang dan Tantangan, Jakarta, Senin (20/6).
Dia menjelaskan, para pengusaha sangat memahami kondisi ini tidak akan berlangsung lama, sehingga keuntungan sesaat ini pun dimanfaatkan untuk modal pada area bisnisnya. Salah satunya pada sektor-sektor yang lembut ramah lingkungan. Mengingat pemerintah sudah mulai mengeluarkan berbagai program dan kebijakan untuk bertransisi menggunakan energi yang lebih berkelanjutan.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Bagaimana saham bisa untung? Selain dividen, keuntungan lain yang dapat diperoleh berasal dari capital gain, yaitu selisih antara harga jual dan harga beli saham. Ketika harga saham meningkat, investor dapat menjualnya untuk meraih keuntungan.
-
Kenapa harga saham turun? Sebaliknya, jika kinerja kurang bagus juga bisa membuat harga saham jadi turun. Misalnya ketika mengalami penurunan pendapatan, perusahaan terkena isu negatif, hingga jika terlibat kasus hukum. Sentimen Pasar yang Positif Sentimen pasar maksudnya adalah persepsi investor terhadap kondisi pasar. Jika ada banyak orang yang melihat prospek perusahaan secara positif, hal tersebut bisa mendorong permintaan saham semakin meningkat dan harganya juga ikut naik. Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Kenapa emas menjadi pilihan investasi populer di Indonesia? Ada berbagai alasan yang membuat emas menjadi pilihan investasi populer.
"Kita hafal negara kita ini sedang menikmati keuntungan sesaat tapi keuntungan yang didapat digunakan untuk investasi di area perubahan bisinis yang lebih ramah lingkungan," katanya.
Sehingga perusahaan energi saat ini bisa mulai bertransisi menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Tak hanya itu, perusahaan lainnya juga bisa mulai bekerja sama untuk mendapatkan konversi energi ramah lingkungan dari perusahaan yang mengembangkan EBT.
Dia menambahkan saat ini pengguna energi fosil masih sangat dibutuhkan dunia meskipun ancaman dampak perubahan iklim tak bisa dihindari. Alasannya, pengguna EBT yang ada sekarang masih belum bisa sepenuhnya menggantikan fosil sebagai sumber energi.
"Jadi jangan sampai negara lain mengalami kesukaran tidak dapat sumber zat yang dibutuhkan karena EBT-nya belum siap," kata dia.
Terlebih saat ini dunia sedang dihadapkan dengan krisis energi selepas pandemi makin terkendali. Pemulihan ekonomi yang berjalan lebih cepat membuat kebutuhan melonjak signifikan. Sementara produsen membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menghasilkan barang sesuai permintaan. Sebab selama pandemi penggunaan energi berkurang.
Tak hanya itu, krisis energi juga diakibatkan dari geopolitik Rusia dan Ukraina. Dua negara pengekspor energi nabati ini tengah berkonflik sehingga kegiatan ekspor komoditasnya terganggu. Sanksi yang diterapkan Eropa juga membuat mereka terpaksa kembali menggunakan energi fosil ditengah masa transisi penggunaan EBT.
"Negara-negara di Eropa yang berkomitmen dengan masa transisi dari fosil ke yang EBT, ini jadi negara yang panic buyer. Mereka jadi sangat membuka diri dengan energi fosil dari tempat kita dan sebagainya," kata Hasan mengakhiri.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.
Baca SelengkapnyaInsentif fiskal diperlukan mengingat negara lain juga berupaya menarik investor.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaInvestor makin kurang menaruh minat pada sektor minyak.
Baca SelengkapnyaPelemahan harga nikel di pasaran global justru jadi peluang untuk pemasukan investasi lebih kuat bagi Indonesia.
Baca SelengkapnyaBegini jurus jitu Pertamina untuk menarik investasi.
Baca SelengkapnyaKekayaan alam di merupakan modal besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat energi hijau.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaBerdasarkan kajian Asian and Pacific Economic Review (APER) di kawasan ASEAN, Eniya menyebut angka investasi hijau saat ini lebih tinggi 70 persen.
Baca SelengkapnyaInvestasi hulu migas di 2023 naik 13 persen dari tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaInsentif berbasis waktu juga dapat mempercepat monetisasi proyek.
Baca Selengkapnya