Pengusaha salahkan Kemendikbud soal jatah pekerjaan lulusan SMA
Merdeka.com - Di Indonesia, pasar kerja tidak sesuai dengan tingkat pendidikan. Sekitar 20 persen lulusan SMA mengambil lahan kerja penduduk yang hanya tamat SD atau SMP. Imbas fenomena ini adalah naiknya pengangguran di tingkat masyarakat terbawah.
Ketua Komite Tetap Hubungan Industrial Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Hassanudin Rachman menyatakan, kondisi ini terjadi akibat kesalahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang tak pernah sanggup menciptakan mentalitas siap kerja.
Pengusaha, menurut Hassanudin, memang tidak akan pernah mempermasalahkan status pendidikan dalam merekrut pegawai. Buat pengusaha kriteria utama memilih tenaga kerja adalah terampil dan mau mengembangkan diri.
-
Apa keterampilan yang dianggap penting oleh perusahaan di Indonesia? Menariknya adalah sebanyak 69 persen pemimpin perusahaan di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI.
-
Keterampilan apa yang paling diprioritaskan oleh perusahaan? Dari sisi perusahaan, keterampilan komunikasi justru mendapat prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pandangan pekerja. Sebanyak 65 persen perusahaan lintas sektor menilai bahwa komunikasi adalah keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh pekerja di setiap peran dan posisi.
-
Bagaimana perusahaan menilai kemampuan pekerja? Kini, tidak sedikit perusahaan mempertimbangkan kualitas dan kapabilitas seseorang dalam menangani sebuah proyek, tanpa mempertimbangkan latar belakang pendidikan seseorang.
-
Apa ciri utama wirausahawan? Salah satu ciri utama yang dimiliki oleh seorang wirausahawan adalah tingkat kepercayaan diri yang tinggi, disertai dengan sikap optimis.
-
Bagaimana Kemnaker mengembangkan SDM yang kompeten dan berdaya saing global? “Kami mengucapkan banyak terima kasih atas upaya doa dan ikhtiar seluruh pihak yang terus mendukung kami dalam pengembangan SDM yang kompeten dan berdaya saing global,“ ujarnya.
-
Pekerjaan apa yang banyak dicari oleh perusahaan di Indonesia? Data LinkedIn menunjukkan bahwa analitik, desain, dan teknik adalah skill yang paling banyak dimiliki di kalangan tingkat pemula saat ini.
"Kompetensi teknis sesuai pekerjaan itu pasti jadi syarat utama. Tapi kebanyakan di sini tidak mau mengembangkan diri, itu masalahnya. Lulusan STM, selesai kuliah jadi tukang las, seumur hidup dia jadi tukang las," ujarnya kepada merdeka.com di sela-sela diskusi ketenagakerjaan Center for Strategic and International Studies, Jakarta, Kamis (16/1).
Kalaupun kesulitan sumber daya buat mengakses pendidikan tinggi selepas lulus sekolah menengah, Hassanudin mengharapkan para tenaga kerja bisa difasilitasi untuk mendapatkan sertifikasi sesuai bidangnya.
Menurutnya, ini tugas pemerintah. Dia mencontohkan banyaknya tenaga kerja bidang konstruksi di Tanah Air yang kualitasnya di atas buruh asing, tapi kesulitan mendapat pekerjaan di luar negeri karena tak punya sertifikat teknis.
"Nah, sertifikat semacam itu memang kewenangan pengusaha, itu semua tugas Kemendikbud dong. Kita ini kurang sekali sertifikasi kemampuan," cetusnya.
Sesuai saran Bank Dunia, pengusaha Indonesia diminta memperbanyak pelatihan keterampilan untuk menyiapkan angkatan muda supaya lebih siap menghadapi pasar kerja. Hassanudin keberatan kalau swasta melakoninya, tanpa pemerintah membenahi penyediaan pendidikan berkualitas.
"Masa sampai pendidikan pengusaha juga menanggung. Kami kan sudah melatih orang tiga bulan sebelum bekerja. Kuncinya itu STM, SMEA yang sekarang ganti nama jadi SMK itu harus bisa menciptakan kompetensi dan mentalitas, harus menyeluruh perombakannya," tandasnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSsaat ini dunia ketenagakerjaan berada pada era persaingan global di mana kompetisi antarnegara terjadi sangat keras.
Baca SelengkapnyaData hampir 10 juta Gen Z jadi pengangguran merupakan temuan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 9,9 juta Gen Z pada rentang usia 15 sampai 24 tahun menganggur pada 2023.
Baca SelengkapnyaPara pencari kerja pemula tersebut merasa belum mempunyai beban layaknya pencari kerja yang sudah menikah.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan jangan berhenti berusaha meski berkali-kali mendapat penolakan.
Baca SelengkapnyaHal ini menandakan pemberi kerja justru menekankan dan memprioritaskan keterampilan.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikannya saat mengunjungi SMK Mitra Industri 02 di Pati, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaGibran meminta milenial lulusan S2 untuk menjadi pengusaha. Ketimbang kesulitan mencari pekerjaan
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca Selengkapnya