Pengusaha Tantang Jokowi dan Prabowo Buat Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W. Kamdani meminta kedua calon presiden (Capres) RI yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk membuat program meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia.
Dia menyebutkan, di era serba digital dan memasuki revolusi industri 4.0, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) akan sangat berpengaruh tidak hanya untuk dunia kerja tapi juga pada angka kemiskinan.
"Bagaimana Indonesia menghadapi 4,0. Kita melihat nanti banyak impact pada ketenagakerjaan. Butuh perubahan skill, ketersediaan lapangan pekerjaan juga berkurang. Ini harus hati-hati karena banyak masyarakat yang di bawah angka kemiskinan. Dari segi pendidikan maupun kepelatihan tenaga kerja harus ditingkatkan," kata Shinta saat ditemui di Hotel ShangriLa, Jakarta, Rabu (21/11).
-
Mengapa SDM di Indonesia maju? Secara keseluruhan, angka IPM Indonesia mengalami peningkatan di hampir semua provinsi, yang mencerminkan kemajuan dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan perekonomian, serta berdampak positif pada kualitas hidup masyarakat.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Bagaimana Jokowi berharap JAPINDA dapat meningkatkan kualitas SDM di Indonesia? 'Agar lebih banyak lagi tenaga terampil Indonesia yang bisa masuk ke Jepang,' ungkap Jokowi.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Bagaimana cara mengatasi kekurangan talenta digital di Indonesia? Untuk mencapai jumlah itu dibutuhkan kolaborasi pentahelix. Model kolaborasi yang melibatkan lima unsur yaitu: Akademisi, Bisnis, Masyarakat, Pemerintah, Media.
-
Bagaimana Prabowo menggambarkan dampak negatif teknologi? Prabowo mencontohkan salah satunya pada sosial media. Di sosial media, informasi kerap bukan yang sebenarnya alias hoaks.
Kompetisi dan daya saing Indonesia sendiri memang sudah banyak perbaikan, tapi tetap harus melihat perbandingan dengan negara lain terutama negara tetangga. Hal itu agar Indonesia terlihat tidak kalah menarik di mata investor dan pelaku bisnis lainnya.
"Misal saya pengusaha, lihat Vietnam dan Indonesia, mana yang lebih mudah dari segi infrastruktur, perpajakan, regulasi dan lain-lain. Capres dan wapres perlu fokus ke sana," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker mengatakan masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh seberapa kompeten dan seberapa kompetitif pekerja/buruh.
Baca SelengkapnyaAfriansyah Noor, meminta kepada perusahaan-perusahaan di Kolaka, Sulawesi Tenggara untuk memperbanyak menyerap tenaga kerja lokal.
Baca SelengkapnyaBonus demografi yang akan disambut dalam duadekade mendatang, semestinya membawa peluang kemajuan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPersoalan SDM sudah tertuang dengan jelas dalam program utama PSI yang identik dengan anak muda.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaSaat ini megatren ketenagakerjaan dipengaruhi beberapa hal antara lain globalisasi dan perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaSelain menurunkan tingkat pengangguran terbuka, pemerintah juga meminta agar di masa presiden terpilih Prabowo Subianto, angka kemiskinan juga turun.
Baca SelengkapnyaPara capres dan cawapres mulai mendaftarkan diri di KPU.
Baca SelengkapnyaPeningkatan produktivitas akan memberikan ruang yang lebih besar untuk menaikkan upah tanpa harus berdampak pada kenaikan harga barang.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, berkomitmen menyediakan lapangan pekerjaan bagi generasi muda di tengah era disrupsi teknologi.
Baca SelengkapnyaTito Karnavian menekankan peran penting Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Baca Selengkapnya