Pengusaha Warteg Akui Belum Rasakan Dampak Kenaikan Harga Kedelai Dunia
Merdeka.com - Ketua Koordinator Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) Mukroni mengaku belum merasakan dampak atas lonjakan harga kedelai global untuk penyediaan Mei 2021 yang berkisar di USD 15,42/bushels atau naik 8,12 persen dari penyediaan April USD 14,26/bushels. Mengingat, saat ini, harga jual komoditas tahu dan tempe di pasaran masih normal.
"Saat ini kita malah belum merasakan adanya dampak dari kenaikan kedelai dunia nih mas. Karena harga tahu dan tempe di pasar masih normal," ungkap dia saat dihubungi Merdeka.com, Jumat (7/5).
Mukroni menduga, masih stabilnya harga dua komoditas pangan favorit masyarakat Indonesia tersebut lantaran stok kedelai di dalam negeri masih tercukupi. Alhasil, dirinya selaku konsumen belum ikut terbebani atas kenaikan harga kedelai dibulan Mei.
-
Dimana harga kedelai naik? Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat misalnya, melambungnya harga kedelai tersebut turut memengaruhi pola produksi para produsen tahu, salah satunya Nana Suryana di Kelurahan Nagri Kidul.
-
Kenapa harga kedelai makin mahal? Hendro, salah seorang perajin tahu di Dusun Kanoman, mengatakan bahwa makin ke sini harga kedelai lokal semakin mahal. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengandalkan kedelai impor untuk membuat tahu. Tapi harga kedelai impor saat ini cenderung tinggi.
-
Kapan harga kedelai naik? Harga kedelai mengalami kenaikan sejak awal November lalu.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
-
Bagaimana perajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai? Karena hal ini, para perajin tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi tempe. Ada pula dari mereka yang mengecilkan ukuran tempe dan ada juga yang menaikkan harga jual.
"Seperti yang disampaikan mungkin lebih karena stok kedelai kita masih aman. Akibatnya harga tahu tempe kita masih belum naik, belum berpengaruh lah," terangnya.
Kendati demikian, dia meminta pemerintah untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga kedelai impor untuk penyediaan Mei. Sehingga, tidak membebani daya beli konsumen rumah tangga maupun pelaku usaha warteg di tengah situasi ekonomi sulit akibat dampak pandemi Covid-19.
"Jadi, mudah-mudahan pemerintah bersama regulator lainnya bisa mengusahakan agar harga gak naik kedepannya . Karena teman-teman baik ibu rumah tangga dan kita (pelaku usaha warteg) kondisinya lagi susah. Kalau naik daya beli juga susah," bebernya.
Kemendag Klaim Stok Kedelai Dalam Negari Aman
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan mencatat adanya kenaikan harga kedelai global untuk penyediaan Mei 2021. Dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia penyediaan Mei 2021 berkisar di USD 15,42/bushels, terdapat kenaikan harga di kisaran 8,12 persen dari penyediaan April USD 14,26/bushels.
"Kenaikan harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe disebabkan komoditas kedelai asal Amerika Serikat masih belum memasuki masa panen sehingga berdampak pada tingginya harga kedelai sampai dengan saat ini," ucap Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan, Kamis (6/5).
Meski demikian, Oke menegaskan, stok kedelai sampai saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Diharapkan harga kedelai dunia dapat segera terkoreksi menurun pada periode selanjutnya.
Oke menerangkan, pemerintah berupaya menjaga harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe pada kisaran harga Rp9.700/kg-Rp9.900/kg dan di tingkat gudang importir Rp9.400kg-Rp9.600/kg. Sementara itu, harga tahu tetap masih bisa dijaga stabil oleh para pengrajin di kisaran Rp650/potong dan tempe Rp16.000/kg.
Secara umum, harga kedelai di tingkat pengrajin pada kota-kota besar dan sentra produksi utama kedelai masih terjaga di bawah Rp10.000/kg saat ini. Jika terdapat harga kedelai di atas Rp10.000/kg di beberapa daerah, harga tersebut dipengaruhi tambahan ongkos kirim dari titik distributor.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai harga cabai rawit sebesar Rp23.000 per kg di pasar Malangjiwan di Karanganyar, Jawa Tengah terlampau murah.
Baca SelengkapnyaWali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menemukan harga cabai masih tinggi setelah meninjau Pasar Jatingaleh, Semarang, Rabu (20/12).
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaBahkan, pelanggan terpaksa merogoh uang lebih dari biasanya untuk menambah porsi nasi agar menjadi lebih banyak.
Baca SelengkapnyaMasyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga dolar AS ini menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah dan harga kedelai impor pun melonjak drastis.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaIndustri tahu di Dusun Kanoman muncul sejak tahun 1956. Kini mereka mengalami masa-masa sulit.
Baca SelengkapnyaIndeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.
Baca Selengkapnya