Peningkatan Belanja Online Selama Pandemi Genjot Sampah Plastik Indonesia
Merdeka.com - Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono menekankan, perlu adanya pembicaraan lebih lanjut untuk mencari solusi terbaru akibat melonjaknya penggunaan plastik selama pandemi Covid-19. Terutama dari kegiatan belanja online.
"Sudah lebih dari satu tahun kita berada dalam situasi yang tidak biasa sebagai imbas dari pandemi Covid-19. Seperti kita ketahui, perilaku belanja masyarakat sudah bergeser dari offline ke online membuat masyarakat dan pelaku usaha cenderung menggunakan lebih banyak plastik dibandingkan pada waktu sebelumnya," bebernya dalam acara FGD bertajuk: Bicara Soal Plastik di Masa Pandemi Covid-19, Senin (15/3).
Veri bilang, tingginya penggunaan plastik di aktivitas belanja online tak lepas dari keinginan produsen dan konsumen yang sama-sama ingin memastikan kondisi produk, khususnya makanan tetap terjaga kebersihannya agar terhindar dari paparan virus mematikan asal China itu. Sehingga plastik dinilai sebagai media yang tepat untuk melindungi produk yang diterima konsumen untuk tetap higienis sekaligus tidak rusak.
-
Mengapa penting untuk mengurangi konsumsi plastik? Meskipun efek buruk dari mikro dan nanoplastik masih dalam penelitian, namun temuan saat ini menunjukkan bahwa mereka dapat menyebabkan stres oksidatif, kelainan reproduksi, disfungsi gastrointestinal, dan peningkatan mortalitas.
-
Bagaimana cara mengurangi sampah plastik? 'Berbagai upaya mengurangi timbulan sampah harus dilakukan untuk menekan dampak lingkungan hidup baik limbah padat, cair maupun gas, terutama penyebab pencemaran udara dan krisis iklim',
-
Kapan konsumsi mikroplastik Indonesia meningkat drastis? Konsumsi mikroplastik di Indonesia meningkat 59 kali lipat dari tahun 1990 hingga 2018.
-
Siapa saja yang bertanggung jawab atas pencemaran sampah plastik? Sejumlah Merk Ternama Turut Bertanggung Jawab Terhadap Pencemaran Lingkungan Dari banyaknya sampah yang mencemari lingkungan lingkungan tersebut, ternyata terdapat sejumlah merk ternama yang ikut bertanggung jawab, khususnya perusahaan di bidang FMCG.
"Ini menjadi dilema, seperti kita ketahui dengan penggunaan plastik pelindung yang dimaksudkan agar produk tidak rusak seperti bubble wrap dan untuk pengemasan makanan dengan plastik melalui aplikasi online. Nah, ini semua demi menjaga kehigienisan makanan dan sebagainya," terangnya.
Maka dari itu, dia menyerukan untuk pentingnya pembicaraan lebih lanjut antar pemangku kepentingan terkait untuk mencari solusi atas permasalahan anyar ini. Menyusul situasi tidak biasa yang dihadapi oleh regulator guna menekan konsumsi plastik sekaligus memastikan produk yang diterima konsumen dari belanja online tetap dalam keadaan tetap higienis.
"Ini yang perlu kita bicarakan bersama. Semua kami harapkan dalam rangka mencari solusi yang terbaik agar konsumen menerima barang dengan baik dan aman, namun tidak merusak lingkungan," kata dia.
Menko Luhut Ingatkan Penerapan Ekonomi Sirkular Atasi Sampah Plastik Indonesia
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menginginkan adanya terobosan anyar dalam menyelesaikan persoalan sampah plastik di Indonesia. Dia pun meminta pemangku kepentingan terkait agar tidak lagi menerapkan strategi business as usual dalam mengatasi persoalan klasik itu.
"Saya selalu menekankan untuk mengambil langkah-langkah yang tidak biasa (mengatasi sampah plastik), bukan business as usual," tegasnya dalam webinar bertajuk Kemitraan Menuju Indonesia Bebas Sampah: Peresmian Fasilitas TPST3R di Kabupaten Pasuruan, Jumat (26/2).
Menko Luhut bilang, penerapan ekonomi sirkular, bisa menjadi salah satu terobosan untuk mengatasi persoalan sampah plastik di Tanah Air. Melalui cara ini nantinya mekanisme pengolahan sampah plastik akan menekankan pada penciptaan inovasi aneka produk berdaya saing tinggi.
"Sehingga berbagai barang atau produk yang dapat dijual, memberikan penghasilan bagi masyarakat setempat," terangnya.
Terlebih lagi, pemerintah juga telah menetapkan ekonomi sirkular sebagai tema perayaan Hari Peduli Sampah Nasional (HSPN) di tahun ini. "Untuk itu, saya mendukung implementasi ekonomi sirkular dalam penyelesaian masalah pengolahan sampah plastik di daerah," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah memperketat pengawasan dan pengendalian barang asal impor.
Baca SelengkapnyaIndonesia jadi negara terbesar ke-2 yang sumbang sampah kantong plastik ke laut.
Baca SelengkapnyaPelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaKemendag memproyeksikan transaksi e-commerce tahun 2023 menjadi Rp533 triliun.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah melakukan langkah konkret dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJangan sampai, kata Zulkifli, produk impor membanjiri pedagang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMendag menyebut saat ini marak warga negara asing yang berdagang di mal, pusat perbelanjaan atau pusat grosir besar.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menkominfo Budi Arie Setiadi untuk membenahi masalah perdagangan digital atau e-commerce di media sosial.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut bahwa regulasi yang sedang dirancang akan mengatur antara media sosial dan platform perdagangan atau e-commerce.
Baca SelengkapnyaKLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaPemerintah merevisi Permendag Nomor 50 tahun 2020 untuk melindungi UMKM lokal.
Baca Selengkapnya