Peningkatan Ekspor CPO Jadi Kunci Dongkrak Harga TBS Kelapa Sawit
Merdeka.com - Ketua Tim Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB UI, Eugenia Mardanugraha menegaskan bahwa ekspor kelapa sawit sangat penting bagi kesejahteraan petani swadaya.
Menurut dia, pelarangan ekspor menyebabkan petani tidak dapat menjual Tandan Buah Segar (TBS) kepada industri. Harga TBS kemudian jatuh, atau buahnya membusuk di pohon.
"Ini yang menjadi penyebab utama mengapa kemudian petani mengalami penderitaan, ketika momentum pelarangan ekspor tersebut," kata Eugenia dalam Diskusi Virtual: Dampak Kebijakan Pengendalian Harga Goreng Bagi Petani Swadaya, Senin (1/8).
-
Kenapa petani bawang merah Brebes rugi? Kerugian tersebut terjadi pada musim panen di awal tahun ini akibat cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kualitas bawang merah menurun.
-
Apa yang terjadi pada pedagang buah? Pedagang buah dikeroyok oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK). Penyebab pengeroyokan karena persoalan uang keamanan.
-
Mengapa penjualan petai petani muda ini menurun? Saat TikTok Shop ditutup, penjualan produk mereka menurun drastis. Biasanya mereka bisa menjual hingga ribuan paket per hari. Dengan TikTok Shop ditutup, mereka hanya bisa menjual 100-an paket per hari.
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Kenapa petani sawit tidak siap dengan aturan ISPO? Gulat mengaku para petani tidak siap dengan ketentuan ISPO tersebut. Terlebih dalam proses penyusunannya ia menyebut ada campur tangan pihak asing.
-
Mengapa Tari Pisang hampir punah? Tarian ini sempat hampir punah dan terakhir dipentaskan pada tahun 1970 silam. Namun, dengan semangat untuk melestarikan kesenian tradisional khas Desa Air Batu ini, Tari Pisang akhirnya kembali muncul sekira tahun 2014 sampai saat ini.
Meskipun larangan ekspor telah dicabut, harga TBS tidak serta merta naik. Sampai hari ini pun petani masih belum merasakan harga meningkat sesuai dengan harga internasional.
Sementara, harga TBS merupakan indikator utama kesejahteraan petani. Harga TBS yang tinggi, mencerminkan tingginya kesejahteraan petani. Sebaliknya terpuruknya harga TBS seperti yang terjadi saat ini, sangat memukul kesejahteraan petani, khususnya petani swadaya.
Dengan demikian, peningkatan ekspor CPO merupakan kunci kenaikan harga TBS. Semakin besar CPO yang diekspor, maka TBS akan terserap seluruhnya oleh perusahaan kelapa sawit (PKS). Kemudian kenaikan permintaan TBS akan meningkatkan harga TBS.
"Itu mekanisme ekonomi yang terjadinya seperti itu, ketika ada permintaan naik maka harga naik, kalau harga naik maka petani swadaya meningkat kesejahteraannya," ujarnya.
Menurutnya, saat ini diperlukan peningkatan ekspor yang sangat tinggi, untuk mencapai harga TBS sebagaimana diharapkan oleh petani swadaya.
Perhatikan Petani Swadaya
Dia menegaskan, petani swadaya itu perlu diperhatikan. Sebab,kontribusinya cukup besar di dalam produksi CPO. Berdasarkan data tahun 2020, perkebunan rakyat itu 34,62 persen produksi CPO dari perkebunan rakyat, dan perkebunan besar swasta 60,22 persen, dan perkebunan besar negara 5,16 persen.
Sementara, berdasarkan data tahun 2021 dilihat dari luas area perkebunan rakyat sekitar 40,34 persen kontribusi petani swadaya terhadap produksi CPO.
Petani swadaya sangat perlu diperhatikan, sebab ada tiga hal kendala dan dilema yang dihadapi petani swadaya. Pertama, produktivitas yang relatif rendah. Kedua, ketergantungan pada pedagang perantara. Ketiga, tidak terlindungi oleh harga patokan TBS.
"Jadi, kami melakukan survei ke Kalimantan Barat dan Riau," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.
Baca SelengkapnyaNormalnya, harga cabai rawit di tingkat petani berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaIndeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.
Baca SelengkapnyaKinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.
Baca SelengkapnyaDi panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.295 per kilogram (kg) atau naik 2,97 persen selama Januari 2024.
Baca SelengkapnyaPara petani cabai di Jember tak bisa menikmati hasil panen seutuhnya
Baca Selengkapnya"Saat ini KPPU sedang mengkaji aturan yang melarang eksportir membeli daun gambir tersebut," kata Ridho.
Baca SelengkapnyaKenaikan NTP dipengaruhi oleh beberapa komoditas unggulan nasional seperti gabah, kelapa sawit, jagung dan kakao
Baca SelengkapnyaRata-rata harga CPO sampai dengan akhir September 2024 sebesar Rp11.755 per kg.
Baca Selengkapnya