Peningkatan Impor Beri Sinyal Pertumbuhan Ekonomi Domestik
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total impor bulan Agustus 2021 tercatat sebesar USD 16,68 miliar atau tumbuh 10,35 persen (mtm) dan 55,26 persen (yoy). Pertumbuhan impor secara tahunan lebih tinggi dari konsensus perkiraan angka pertumbuhan impor yang diprediksi pada angka 45 persen (yoy).
"Seperti halnya ekspor, pertumbuhan impor secara tahunan juga lebih tinggi dari konsensus perkiraan angka pertumbuhan impor yang diprediksi pada angka 45 persen (yoy)," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu di Jakarta, Jumat (17/9).
Kenaikan ini didorong impor migas yang meningkat hingga 115,75 persen (yoy) dan impor non-migas dengan pertumbuhan 49,39 persen (yoy). Secara kumulatif, impor tahun berjalan mencapai USD 122,83 miliar atau tumbuh 33,36 persen (ytd).
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Bagaimana Purchasing Manager's Index (PMI) menunjukkan pertumbuhan? Pencapaian ini mencerminkan bahwa sektor manufaktur Indonesia sedang berada dalam fase ekspansi, dengan PMI di atas level 50 yang menandakan pertumbuhan.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
Untuk impor non-migas, semua jenis impor penggunaan menunjukan pertumbuhan yang positif. Impor bahan baku yang memiliki kontribusi 75,61 persen tumbuh 8,39 persen (mtm) dan tumbuh 59,59 persen (yoy).
"Peningkatan impor bahan baku atau penolong merupakan sinyal positif bagi perbaikan industri dalam negeri," kata dia.
Impor barang modal yang memiliki kontribusi 14,37 persen, tumbuh bulanan sebesar 16,44 persen (mtm), dan 34,56 persen (yoy). Selanjutnya, impor barang konsumsi yang memiliki kontribusi 10,02 persen, tumbuh 16,34 persen (mtm) dan tumbuh 58,23 persen (yoy).
"Peningkatan impor secara keseluruhan menunjukkan bertumbuhnya aktivitas ekonomi domestik seiring perkembangan positif penanganan Covid-19", kata Febrio.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaImpor nonmigas mencapai USD18,18 miliar. Angka ini naik 19,76 persen dibandingkan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaKontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaPenerimaan ini tumbuh signifikan sebesar 59,3 persen.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut telah mencapai 48,1 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca Selengkapnya