Penjelasan BPJS Ketenagakerjaan soal Jaminan Pensiun
Merdeka.com - Setelah sukses menggelar sosialisasi di area car free day (CFD) Jakarta. BPJS Ketenagakerjaan melanjutkan kembali rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan jaminan pensiun. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai rangkaian kegiatan penetapan Hari Pensiun Nasional yang jatuh pada 20 April 2017.
Seminar Pensiun Nasional ini dilaksanakan di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (17/5), dengan menghadirkan narasumber yang ahli dalam urusan finansial, yaitu Ligwina Hananto.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto menjelaskan, persiapan keuangan dalam menghadapi masa pensiun kelak sangat diperlukan mengingat kesadaran masyarakat pekerja di Indonesia akan persiapan hari tua yang memadai masih minim.
-
Siapa yang menjadi narasumber dalam acara? Kegiatan Coffee Morning yang diinisiasi Diskominfo Kaltim ini, mempertemukan para tokoh media pers dengan orang nomor satu Bumi Etam yang kini dijabat oleh Akmal Malik.
-
Siapa yang hadir di seminar? Kegiatan seminar yang dihadiri mulai dari C-Level Officers, Directors hingga Senior Executive yang merupakan nasabah korporasi BRI ini memiliki potensi untuk mengembangkan bisnisnya melalui pasar modal.
-
Siapa saja yang hadir dalam seminar tentang pungutan wisman di Bali? Forum seminar yang diinisiasi Fakultas Pariwisata Unud bersama Emtek Media itu menghadirkan pembicara Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Perwakilan Dinas Pariwisata dan Majelis Desa Adat (MDA) Bali serta dari akademisi Unud.
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Siapa yang ikut seminar? Seminar yang dilakukan di dua sekolah ini menghadirkan peserta dari perwakilan masing-masing kelas di keduanya.
-
Siapa pembicara di seminar bulanan AMA Malang? Dalam seminar yang berlangsung secara gayeng tersebut, dibahas mengenai bagaimana platform omnichannel ini bisa membantu mengoptimalkan kinerja bisnis.
Hal ini mendorong pemerintah untuk menjadikan Hari Pensiun Nasional sebagai salah satu momen dalam menekankan pentingnya persiapan masa tua.
Dirinya menjelaskan kondisi 4 negara yang melakukan reformasi jaminan pensiun dan mendapat respons yang berbeda dari masyarakatnya.
"Jepang dan Korea Selatan serta Yunani dan Brasil merupakan contoh yang penting agar pelaksanaan jaminan pensiun di Indonesia dapat berjalan dengan sukses", ujar Agus.
Dalam seminar nasional tersebut dirinya mengungkapkan, keempat negara tersebut menuai protes dari masyarakatnya, namun Korea Selatan dan Jepang dapat mengantisipasi gerakan yang ada dengan program komunikasi yang efektif, sementara Yunani dan Brasil menuai kericuhan di dalam negeri.
"Sebelum Juli 2015, kata pensiun identik dengan profesi PNS, TNI, POLRI dan pegawai pemerintahan. Tapi pasca berlakunya Jaminan Pensiun (JP) pada saat itu, uang pensiun yang memadai bisa didapatkan oleh pekerja swasta juga," ungkap Agus.
Tren kepesertaan JP yang mengalami peningkatan secara signifikan belum dapat dijadikan indikator keberhasilan penerapan Jaminan Pensiun di Indonesia. Pasalnya masih terdapat disharmonisasi regulasi, kurang optimalnya penegakan regulasi dan yang paling utama, minimnya kesadaran pekerja dan pemberi kerja dalam menerapkan JP.
Selain itu, iurannya yang sangat rendah dapat berakibat fatal bagi keberlangsungan program JP di Indonesia. Berkaca pada negara-negara di Eropa yang menganut sistem pensiun Manfaat Pasti, iuran Jaminan Pensiun di Indonesia jauh lebih rendah.
"Saat ini besaran iuran hanya 3% dari upah yang dilaporkan, sementara di Eropa, Spanyol misalnya, mencapai 28.3% yang juga merupakan kontribusi dari pekerja dan pemberi kerja," ungkap Agus.
JP ini merupakan perlindungan dasar bagi pekerja yang tentunya dapat ditingkatkan manfaatnya dengan kolaborasi antara JP dengan program pensiun dari pemberi kerja dan atau program Pensiun individu, agar di masa tua kelak tetap dapat menikmati
manfaat atau penghasilan yang cukup.
"Kolaborasi antara program JP dengan program pensiun dari pemberi kerja atau individu sangat dimungkinkan, yaitu dengan skema top up. Artinya perlindungan dasar dari BPJS Ketenagakerjaan, yaitu JP harus terpenuhi dulu, baru kemudian dikolaborasi dengan dana jaminan pensiun lainnya," jelas Agus.
"Ini adalah saat yang tepat untuk mempersiapkan masa pensiun yang baik di masa yang akan datang, karena Indonesia sedang menikmati bonus demografi, di mana para pekerja usia produktif masih sangat besar. Kita harus persiapkan sebaik mungkin skema JP yang tepat agar di kemudian hari, bonus demografi yang sekarang dinikmati malah menjadi bencana demografi," pungkas Agus. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam pidatonya di forum tersebut menegaskan pentingnya peran Indonesia di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaBRI dengan menyelenggarakan kelas edukasi “UMKM Pun Bisa Punya Pensiun” dalam pojok investasi di acara Pesta Rakyat Simpedes (PRS) BRI di Pandaan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, Megawati dan Sri Mulyani bertemu rutin secara tertutup.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Indrawati memberi isyarat terkait hasil pertemuannya dengan Megawati beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaRetreat Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang berlangsung selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaDPLK BRI dan BRI MI menggelar Seminar Literasi dan Inklusi kepada Civitas Academica IPB
Baca SelengkapnyaAirlangga akan menjelaskan bagaimana mekanisme dalam pembagian bansos
Baca SelengkapnyaAce diminta hadir oleh Presiden Terpilih, Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto membenarkan adanya pertemuan antara Menkeu Sri Mulyani dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaJelang Debat Cawapres, Podium hingga Barisan Polisi Bersiaga di JCC Senayan
Baca Selengkapnya