Penjelasan BPS soal harga cabe rawit tembus Rp 100.000 per Kg
Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin ikut angkat bicara soal melonjaknya harga cabe rawit belakangan ini. Dari penjelasan Suryamin, kurangnya pasokan yang disebabkan tingginya curah hujan serta beberapa bencana yang terjadi di Indonesia belum lama ini, mendorong harga cabe melambung tinggi.
"Sentra produksi pasokan kurang dan salah satunya karena erupsi Gunung Kelud salah satunya," ucap Suryamin di kantornya, Jakarta, Selasa (1/4).
Menurut Suryamin, kenaikan cabe rawit berdampak signifikan atau turut menyumbang 0,05 persen dari inflasi. Dari pantauan BPS, rata-rata kenaikan harga cabe rawit mencapai 16,45 persen di sentra sentra produksi. "Cabe rawit untuk inflasi itu 0,05 persen," tegasnya.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana hujan tak menentu terjadi di Indonesia? Semua faktor ini menyebabkan cuaca menjadi tidak menentu, dengan perubahan ekstrem dari panas yang menyengat hingga hujan deras dalam waktu singkat.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
Dari data yang dipaparkan Suryamin, kenaikan harga cabe rawit terjadi di 61 kota dari 82 kota yang disurvei Indeks Harga Konsumen (IHK). "Kenaikan tertinggi itu di Probolinggo dan Sumenep mencapai 72 persen. Manado juga mencapai 67 persen," tutupnya.
Sebelumnya, di beberapa daerah harga cabe rawit naik hampir 50 persen dari harga semula. Salah satu pedagang pasar induk Caringin, Jawa Barat, Dadan Sujana mengatakan, harga cabe rawit merah saat ini mencapai Rp 65.000 per Kilogram. Harga di pasar kecil yang langsung menyentuh masyarakat disebut-sebut mencapai Rp 100.000 Kilogram.
"Sekarang naik dari harga Rp 40.000 mencapai Rp 60.000 sampai Rp 65.000 per Kilogram. Kalau di pasar kecil bisa Rp 100.000 per Kilogram," ucap Dadan ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Senin (31/3).
Dari penuturan Dadan, Kenaikan harga cabe sudah mulai terjadi sejak sepekan lalu. Saat ini belum ada tanda-tanda harga cabe rawit akan kembali turun. Menurutnya, melonjaknya harga cabe rawit terjadi karena langkanya pasokan di pasaran. "Pasokan kurang seminggu ini," tukasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab lonjakan harga cabai rawit adalah masalah distribusi. Akibatnya sebaran komoditas cabai tidak merata dan menyebabkan terjadinya disparitas harga.
Baca SelengkapnyaHarga cabai rawit merah di pasar tersebut mengalami lonjakan dari Rp.65.000 per kilogram menjadi Rp.85.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaIkappi mendorong distribusi masif kepada wilayah dengan kebutuhan bawang merah cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang melihat ketersediaan stok bawang merah yang berada di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca SelengkapnyaKemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaKepala BPN menyebut produksi cabai rawit merah menurun.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) buka-bukaan mengungkap penyebab kenaikan harga cabai yang kian mencekik konsumen.
Baca SelengkapnyaHarga bawang merah dan bawang putih naik akibat el nino.
Baca SelengkapnyaHarga cabai naik karena produksi menurun akibat el nino.
Baca SelengkapnyaMendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Tengah yang hampir mencapai Rp19.000 per kilogram (kg).
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca Selengkapnya