Penjelasan Lengkap Kementan soal Potensi Kenaikan Harga Mi Instan Hingga 3 Kali Lipat
Merdeka.com - Kementerian Pertanian (Kementan) meminta masyarakat dan pelaku industri pangan untuk terus waspada terhadap potensi krisis pangan global. Kondisi Indonesia memang masih terbilang aman. Ketersediaan komoditas pangan strategis masih terjamin dan harga relatif stabil.
Namun demikian, Indonesia saat ini masih menjadi negara pengimpor gandum terbesar di dunia. Indonesia mengimpor gandum salah satunya dari Ukraina dan Rusia dengan total persentase dari kedua negara mencapai 98 persen. Rusia dan Ukraina selama ini memang menjadi produsen gandum terbesar di dunia.
Pada tahun 2021 impor gandum Indonesia mencapai USD 956 juta. Kebutuhan gandum terbesar digunakan untuk industri produk pangan olahan, seperti mi instan, kue, dan roti.
-
Mengapa Indonesia konsumsi mi instan tinggi? Indonesia berada tepat di bawah peringkat China sebagai negara dengan konsumsi mi tertinggi di dunia. Hal ini tidak mengejutkan karena banyak makanan Indonesia yang dipengaruhi oleh China.
-
Apa mi instan yang terkenal di Indonesia? Mi Indonesia yang sangat populer di dunia adalah mi goreng.
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Mengapa impor kedelai sangat penting untuk produksi tempe dan tahu? Dari jumlah keseluruhan volume impor tersebut, sekitar 70 persen dialokasikan untuk produksi tempe, sedangkan untuk yang 25 persennya untuk membuat tahu, dan sisanya untuk produksi lain.
-
Kapan konsumsi mi instan di China tertinggi? Pada tahun 2022, China dan Hong Kong mengonsumsi 45 miliar porsi mi. Capaian ini menjadikan kedua negara dengan konsumsi mi tertinggi di dunia.
Walaupun gandum bukan komoditas pangan utama Indonesia, tetapi kebutuhan gandum di Indonesia sangatlah tinggi. Sebab, gandum sangat sulit untuk dibudidayakan, sehingga kebutuhan gandum tentu memerlukan impor dari negara penghasilan gandum.
Saat ini harga gandum dunia mengalami kenaikan yang sangat tinggi dipicu oleh geopolitik perang antara Rusia dan Ukraina. Kenaikan harga gandum tersebut sangat mempengaruhi produksi mi instan di Indonesia karena berbahan baku gandum.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat untuk berhati-hati akan adanya kenaikan harga mi instan. Digadang-gadang harga mie instan akan naik sebanyak 3 kali lipat dari harga normal karena pasokan gandum mengalami masalah akibat geopolitik.
Karena ketidakpastian global yang terjadi di dunia yang diakibatkan perang Ukraina – Rusia, perubahan iklim, dan pandemi covid-19 membuat harga pangan dan energi menjadi sangat tinggi.
Potensi Krisis Pangan
Oleh karena itu, Kementan meminta masyarakat dan pelaku industri pangan untuk terus waspada terhadap potensi krisis pangan global. Meskipun begitu, kondisi Indonesia memang masih terbilang aman. Ketersediaan komoditas pangan strategis masih terjamin dan harga relatif stabil.
Menurut laporan Global Crisis Response Group Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 1,6 miliar orang di 94 negara menghadapi setidaknya satu dimensi krisis pangan, energi, dan sistem finansial.
Maka demikian akan ada potensi terjadinya krisis pangan global karena adanya gangguan rantai pasok yang membuat harga berbagai komoditas melonjak.
Akibat tren tersebut membuat beberapa negara sentra produksi pangan mulai melakukan restriksi ekspor ke negara-negara lain. Salah satu komoditas dibatasi adalah gandum.
Sejumlah negara penghasil gandum, seperti Rusia, India, Serbia, Mesir, Afghanistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Kosovo, mengeluarkan kebijakan restriksi. Langkah ini diambil untuk tetap menjaga stabilitas pangan di negara mereka masing-masing.
Sepanjang Juni 2022, International Food Policy Research Institute (IFPRI) menyebut ada berbagai kebijakan restriksi ekspor di beberapa negara, baik berupa larangan, izin, dan atau pajak ekspor.
"Perang Rusia - Ukraina juga sangat mempengaruhi pasokan gandum untuk kebutuhan global. Menurut laporan FAO, sekitar 50 negara menggantungkan sekitar 30 pweawn impor gandumnya dari Rusia dan Ukraina," Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri, dalam keterangan resmi, Kamis (11/8).
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaBahan baku makanan minuman masih didominasi oleh impor dari luar negeri, sehingga hal itu memberikan efek terhadap Industri tersebut.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaNegara-negara ini merupakan pengkonsumsi mi instan paling banyak di dunia menurut Asosiasi Mi Instan Dunia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia sangat tergantung dengan komoditas ini, kenaikan harga beras semakin menghimpit masyarakat paling miskin.
Baca SelengkapnyaRata-rata harga cabai merah pada pekan pertama di bulan November 2023 mencapai Rp53.998 per Kg.
Baca SelengkapnyaIndonesia menargetkan impor hingga 3,6 juta ton beras tahun ini.
Baca SelengkapnyaBPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan masalah pangan dalam negeri masih terjadi.
Baca SelengkapnyaImpor terpaksa dilakukan karena tantangan pertanian yang semakin kompleks dan potensi krisis pangan dunia.
Baca SelengkapnyaHarga beras terus mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Impor beras menjadi solusi cepat yang dipilih pemerintah.
Baca Selengkapnya