Penjelasan lengkap Mendag Enggar soal pengusaha ritel ramai-ramai tutup gerai
Merdeka.com - Beberapa waktu terakhir sejumlah toko ritel ramai-ramai menutup gerai. Mereka diantaranya 7-Eleven (Sevel), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (Ramayana), PT Matahari Department Store Tbk dan terakhir Lotus.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan penutupan toko-toko tersebut bukan karena daya beli masyarakat melemah. Melainkan terjadinya pergeseran pola hidup di dunia dan perubahan perilaku belanja.
Menurutnya, saat ini masyarakat lebih banyak menghabiskan uangnya untuk jalan-jalan, makan-makan dan nongkrong di tempat-tempat hits. "Yang sekarang diprioritaskan, bukan lagi beli barang-barang tapi mereka saving untuk leisure untuk hangout, untuk food and bevarage dan itu nampak, ini bukan hanya cerita dan kata-kata," kata Mendag Enggar, di Bekasi, Rabu (1/11).
-
Kenapa orang suka berbelanja? Membeli barang bisa menyenangkan, dan membantu kita terhubung dengan orang lain. Seiring waktu, Anda mungkin mengembangkan rasa bangga atau status dalam membeli barang yang sepenuhnya terkait dengan kebutuhan psikologis kita untuk diterima oleh kelompok sebaya,' kata Klontz.
-
Apa dampak dari kebijakan Kemendag di Pasar Tanah Abang? Kebijakan Kementerian Perdagangan memberi dampak signifikan bagi para pedagang fisik seperti di Tanah Abang ini. 'Selain laris, yang berbelanja sudah mulai ramai. Pembeli memang belum pulih seperti dulu, tetapi wajah penjual sudah mulai tersenyum. Kalau ditanya apakah sudah ada yang belanja, sebagian besar bilang sudah,'
-
Kenapa orang masih belanja di masa sulit? Fenomena ini dikenal dalam ilmu ekonomi sebagai Lipstick Effect. Lipstick Effect merujuk pada kecenderungan masyarakat untuk tetap membeli barang-barang yang dianggap mewah meskipun di tengah kondisi ekonomi yang mencekik.
-
Kenapa Menko Luhut melarang Tiktok jualan? Sehingga, ia mewanti-wanti TikTok untuk membangun perusahaan e-commerce sendiri yang terpisah dengan platform media sosial miliknya. 'Kita pisahkan kemarin, jadi jangan dagang di media sosial. Itu aja, enggak ada yang lain-lain,' tekan Luhut.
-
Bagaimana warga kampung mati lebak berbelanja? Dia juga cukup kesulitan untuk berbelanja kebutuhan karena jarak ke luar kampung cukup jauh. Satu-satunya cara adalah dengan menunggu ojek atau tukang sayur yang lewat.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Mendag mengatakan, saat ini kalangan atas lebih memilih belanja pakaian langsung ke butiknya dibandingkan ke departement store. "Mereka yang high end itu tidak mau pergi ke Sogo atau ke Debenhams itu mereka langung ke spesifik special store, jadi mereka langsung ke butiknya," ujarnya.
Sementara, untuk kalangan menengah ke bawah, pola belanja sudah bergeser dengan ke online. Hal ini dianggap lebih praktis, apalagi dengan semakin pesatnya teknologi. "Dan sebagian kalau yang sudah melek internet dia liat di IG, dan dia beli daripada kena macet pergi ke Ramayana, Matahari milih-milih di rak udah capai dan udah tidak mau," katanya.
Dengan tutupnya Lotus, Mendag juga telah mengcek keuangan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP). Dalam laporan keuangan terjadi peningkatan penjualan. Sehingga tutupnya Lotus bukan karena menurunnya pembeli. "Saya cek di keuangan MAP karena dia Tbk," ujarnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaAda perbedaan signifikan pada kelompok kelas menengah yang berbelanja menjadi lebih sedikit.
Baca SelengkapnyaTeten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.
Baca SelengkapnyaSetelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.
Baca SelengkapnyaDaya beli masyarakat yang melemah dan berbagai tekanan ekonomi lainnya juga turut memengaruhi operasional minimarket seperti Alfamart.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaGunawan telah bekerja sebagai penjual di Blok M sejak tahun 2015, awalnya di lantai atas sebelum lantai itu ditutup.
Baca SelengkapnyaKawasan yang dulu ramai dan menjadi tempat favorit warga DKI Jakarta untuk belanja kini terlihat sepi.
Baca SelengkapnyaUsai menerbitkan larangan TikTok Shop untuk berjualan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau situasi terbaru Pasar Tanah Abang.
Baca SelengkapnyaPenjualan industri grosir masih lebih baik dibandingkan industri ritel.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca Selengkapnya