Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penjelasan lengkap soal perbedaan anjloknya Rupiah saat krismon 1998 dengan sekarang

Penjelasan lengkap soal perbedaan anjloknya Rupiah saat krismon 1998 dengan sekarang rupiah. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS (USD) terus bergerak melemah. Pada perdagangan Selasa kemarin, Rupiah bahkan menyentuh angka 15.000 per USD yang merupakan level terendah dalam 20 tahun terakhir.

Deputi III Bidang Kajian dan Pengelolaan isu ­ isu Ekonomi Strategis Kantor Staf Presiden Republik Indonesia Denni Puspa Purbasari menjelaskan, meskipun pelemahan Rupiah semakin dekat dengan level pada saat krisis moneter 1998, tetapi Rupiah saat ini sebenarnya sangat jauh berbeda dibandingkan dengan situasi saat krisis, dua dekade silam tersebut.

Menurut Denni, setidaknya, ada tiga alasan yang menjadi bukti perbedaan kondisi saat krisis moneter 1998 dengan saat ini. Berikut penjelasannya:

Pelemahan tidak drastis

Pelemahan Rupiah yang terjadi saat ini relatif berlangsung secara perlahan dan tidak drastis. Sejak awal tahun hingga level terendahnya, Rupiah melemah 9,3 persen. Hal ini sangat berbeda dengan saat krisis 1998.

Tahun itu, pada 17 Juni, Rupiah mencapai level terendahnya, Rp 15.250 per USD. Dihitung dari sejak awal tahun, nilai tukar Rupiah terjun 124,39 persen.

"Volatilitas pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap USD selama krisis 1998 juga sangat tinggi dan bergerak dalam rentang yang lebar," jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (4/9).

Perinciannya, pada 1997, Rupiah bergerak di kisaran Rp 2.362 – Rp 5.850 per USD. Adapun, fluktuasi harga harian sepanjang tahun itu bisa menguat 12,26 persen dan melemah 13,21 persen.

Tahun 1998, Rupiah bergerak pada rentang Rp 5.650 – Rp 15.250 per USD. Dalam satu hari, Rupiah bisa menguat 20,66 persen atau melemah 24,11 persen.

Nilai Rupiah yang terjun bebas, diikuti dengan fluktuasi yang tinggi, ketika itu membuat hitungan bisnis kacau dan masyarakat panik.

Berbeda dengan kondisi sekarang, di mana pelaku usaha seharusnya masih bisa menyerap efek dari pelemahan rupiah yang tidak drastis dengan volatilitas yang relatif tidak terlalu tinggi.

Cadangan devisa lebih besar

Kendati turun dari posisi akhir tahun 2017, posisi cadangan devisa saat ini masih jauh lebih besar dibandingkan dengan kondisi saat krisis 1998.

Saat itu, cadangan devisa Indonesia hanya mencapai USD 23,61 miliar. Sedangkan, per akhir Juli 2018, cadangan devisa mencapai USD 118,3 miliar. Itu berarti, lima kali lipat lebih besar ketimbang cadangan devisa 20 tahun silam.

Dengan cadangan devisa yang jauh lebih besar, bank sentral memiliki lebih banyak modal untuk meredam gejolak nilai tukar.

"Melihat pelemahan hari ini, misalnya, BI turun mengintervensi pasar sehingga pelemahan rupiah tidak terlalu dalam," kata dia.

Singkatnya, masyarakat, termasuk pelaku pasar dan dunia usaha, tidak perlu khawatir Rupiah akan terpuruk. Sebab, Bank Indonesia ada di pasar untuk menjaga stabilitas Rupiah.

Di samping itu, pemerintah turut mendukung kebijakan Bank Indonesia dalam mengawal Rupiah.

"Pemerintah tidak akan mengintervensi Bank Indonesia. Pemerintah terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)," ujar Denni.

Kepercayaan investor masih kuat

Minat investasi asing terhadap surat utang suatu negara merupakan salah satu indikator yang secara tidak langsung memperlihatkan baik buruk kondisi makroekonomi suatu negara. Logikanya, tidak ada investor yang mau menempatkan uangnya di negara yang tengah sakit.

Ketika bank sentral AS mengerek suku bunga, memang terlihat investor asing menarik dananya dari pasar surat utang Indonesia. Namun, sejak awal bulan ini, asing kembali masuk ke pasar surat utang.

Bahkan, per akhir pekan lalu, asing mencatatkan beli bersih Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 6,92 triliun. Itu berarti, kepercayaan investor asing terhadap Indonesia masih kuat. Ini memberi harapan, nilai rupiah ke depan akan cenderung stabil atau tidak akan jatuh terlalu dalam.

Memperkuat keyakinan itu, lembaga pemeringkat utang Fitch Ratings mengafirmasi peringkat BBB untuk surat utang Indonesia dengan outlook stabil. Peringkat ini menunjukkan Indonesia termasuk di dalam kategori layak investasi.

"Pemerintah akan memastikan bahwa fiskal bukan sumber dari ketidakpasatian," Denni menegaskan.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998

Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD

Hal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Anjlok hingga ke Level Rp16.229, Awas Barang yang Sering Kamu Beli Ini Harganya Bakal Naik
Rupiah Terus Anjlok hingga ke Level Rp16.229, Awas Barang yang Sering Kamu Beli Ini Harganya Bakal Naik

Melemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.

Baca Selengkapnya
Ada Demo Kawal Putusan MK soal Pilkada, Nilai Tukar Rupiah Langsung Anjlok ke Level Rp15.600 per USD
Ada Demo Kawal Putusan MK soal Pilkada, Nilai Tukar Rupiah Langsung Anjlok ke Level Rp15.600 per USD

Dari sisi internal, pelemahan nilai tukar Rupiah dipengaruhi gejolak putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya
Rupiah Melemah ke Rp16.095 per Dolar AS di Pagi Hari
Rupiah Melemah ke Rp16.095 per Dolar AS di Pagi Hari

Ada dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
FOTO: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Kini Lampaui Rp16.100 per Dolar Amerika Serikat
FOTO: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Kini Lampaui Rp16.100 per Dolar Amerika Serikat

Pada Selasa (16/4) siang, nilai tukar rupiah terpantau melemah tajam ke level Rp16.162 per dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
FOTO: Rupiah Anjlok Lagi, Melemah 38 Poin Jadi Rp16.413 per Dolar AS
FOTO: Rupiah Anjlok Lagi, Melemah 38 Poin Jadi Rp16.413 per Dolar AS

Rupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik

Airlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.

Baca Selengkapnya
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?

Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Makin Anjlok ke Rp16.026 di H+3 Lebaran, Ini Biang Keroknya
Nilai Tukar Rupiah Makin Anjlok ke Rp16.026 di H+3 Lebaran, Ini Biang Keroknya

Ternyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Kurs Rupiah Melemah Hingga Sentuh Level Rp16.294 per USD
Ternyata, Ini Penyebab Kurs Rupiah Melemah Hingga Sentuh Level Rp16.294 per USD

Dari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.

Baca Selengkapnya