Penjualan Kendaraan Meningkat Akibat Hadirnya Grab di Kupang dan Jayapura

Merdeka.com - Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan, kehadiran Grab sangat diminati masyarakat di wilayah Indonesia Timur seperti Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Jayapura, Papua. Kehadirannya sebagai perusahaan penyedia jasa berbasis digital berdampak pada peningkatan pembelian kendaraan dan sharing ekonomi di wilayah setempat.

"Untuk Grab ini jadi sangat diminati, bagaimana dengan pembelian kendaraan dan sharing ekonomi. Siapa tahun kunci ekonomi masa depan adalah sharing ekonomi," kata Suahasil dalam diskusi Dampak Grab pada Perekonomian dan Sosial Budaya di Kupang dan Jayapura, Jakarta, Rabu (11/10).

Selain itu, Grab juga mampu mengubah struktur bisnis dan sosial budaya masyarakat setempat. Hal-hal tersebut pun menurut Suahasil perlu menjadi perhatian pemerintah dan para pihak yang berkepentingan.

"Bagaimana mengubah struktur bisnis kita, mengubah sosial budaya dan ini yang secara serius kita perhatikan," kata dia.

Ekonom Chatib Basri menilai kehadiran Grab mampu mendorong masyarakat memiliki pendapatan yang signifikan. Di sisi lain, para mitra juga memiliki alokasi waktu yang lebih fleksibel dan lebih lama untuk keluarga.

"Artinya kehadiran Grab di beberapa kota tersebut bisa jadi alat yang didapatkan dan itu sebetulnya inline dengan yang diinginkan pemerintah," kata dia.

Hal ini menunjukkan kehadiran platform digital ini di Kupang dan Jayapura telah diterima dan memiliki kesempatan untuk berkembang. "Jadi peran private sector ini sangat penting, situasinya ini menunjukkan Grab punya kesempatan di sana," sambung Chatib.

Sisi Sosial Ekonomi

Dari sisi sosial dan budaya, kehadiran Grab bisa meningkatkan partisipasi perempuan dalam perkembangan digital. Mereka bisa membuka usaha dan menciptakan lapangan kerja. Sehingga penting bagi Grab untuk mempertajam berbagai peluang yang bisa dimanfaatkan.

"Mengenai dampak terhadap gender, saya kira ini bagian yang penting dan datanya tersedia karena well being-nya naik. Salah satunya perempuan bisa berpartisipasi dalam perkembangan digital," kata dia.

Hal ini pun bisa berdampak secara finansial. Penggunaan platform digital mendorong peningkatan inklusi keuangan masyarakat. Para mitra yang bergabung dipaksa untuk masuk dalam ekosistem digital. Para pelaku usaha yang 60 persen tidak terhubung dengan perbankan bisa masuk dalam ekosistem keuangan formal.

"Hal ini memungkinkan buat orang melakukan usaha dari rumah dan secara finansial ini bisa berdampak positif karena 60 persen penduduk Indonesia ini masih unbank(able)," kata dia. (mdk/idr)