Penukaran Uang Pinggir Jalan, Bisnis Musiman Bermodal Puluhan Juta Rupiah
Merdeka.com - Jelang lebaran, pelaku bisnis jasa penukaran uang mulai menjamur di pinggir jalan. Untuk memulai bisnis ini, modal minimum para penjaja uang receh tidak lah kecil, bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Seperti Hutagaol, pelaku bisnis penukaran uang receh di Jalan Kalimalang, Jakarta Timur, bercerita bahwa dia sudah menggeluti bisnis jasa ini sejak tahun 2017, dengan modal awal saat itu Rp10 juta.
Jika dilihat berdasarkan profil pekerjaan Hutagaol, modal tersebut cukup besar. Dia merupakan pengemudi ojek online, dan sang istri adalah ibu rumah tangga. Pendapatan harian keduanya tidak menentu.
-
Uang Lebaran apa yang dijajakan? Uang yang dijual beragam. Mulai dari Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000 hingga Rp75.000.
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Dimana pasar yang ramai saat Lebaran? Pasar Tanah Abang selalu ramai dan jadi primadona warga. Suasana pasar terbesar di Asia Tenggara itu tampak penuh sesak oleh pengunjung yang sibuk memburu baju Lebaran.
-
Kapan transaksi takjil ramai? Transaksi tiap jelang Adzan Maghrib saat Bulan Ramadan
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Bagaimana cara penjual cilok di Majalengka mengumpulkan uang? Irfan mengaku jika pembelian hewan kurban ini menggunakan uang receh yang sudah dikumpulkannya senilai Rp2,5 juta. Memilih hewan kurban Dengan ramah pemilik lapak mempersilahkan penjual makanan itu memilih sendiri hewan kambingnya.
"(Modal awal) ya dari pinjaman ada, dari hasil tabungan. Pinjaman uang itu kan pasti akan balik karena uangnya memang tidak dibelanjakan barang," kata Hutagaol saat ditemui merdeka.com, Selasa (11/4).
Hutagaol menganggap bisnis seperti ini bukan sebagai bisnis yang menjanjikan. Sebab, tren penukaran uang receh yang dia rasakan saat ini tidak cukup tinggi. Terlebih, bisnis ini hanya bisnis musiman. Dan memanfaatkan momen, untuk meraih cuan, bagi Hutagaol, bukan tindakan terlarang.
"Cuma keuntungan 10 persen, dan ini musiman, enggak bisa dibilang menjanjikan juga, tapi cukup buat tambahan harian," ucapnya.
Dalam sehari, pendapatan Hutagaol dan istri bervariasi. Dia enggan menyampaikan keuntungan dalam sehari dari bisnis ini. Hutagaol menukar uang receh di Kota, Jakarta, Barat. Di sana, sudah ada koordinator langganan yang mengakomodir para pelaku bisnis dadakan seperti Hutagaol.
"Kalau (tukar) di BI besar minimal Rp30-Rp50 juta," klaim dia.
Bisnis tukar uang receh juga dijadikan sebagai peluang oleh Mince untuk mendapatkan pundi-pundi tambahan jelang lebaran. Modal awal Mince berbisnis ini sekitar Rp20 juta.
Uang tersebut merupakan hasil serabutan menjadi pekerja rumah tangga, berdagang, dan hasil bengkel tambal ban sang suami di Kranji, Kota Bekasi.
Sama seperti Hutagaol, tempat Mince menukar uang receh bukanlah di Bank Indonesia. Ada koordinator yang mengakomodir kebutuhan penukaran uang receh bagi "partai kecil".
"Tukarnya di Kota, nanti ada yang koordinir. Kalau (menukar) di BI saya harus bolak-balik karena ada batas maksimumnya kan? Jadi kita lewat koordinator saja," cerita Mince.
Tarif penukaran uang receh di Mince sebesar 10 persen, artinya jika pelanggan menukar uang receh minimal Rp100.000 maka biaya yang harus dibayar kepada Mince adalah Rp110.000, dan begitu seterusnya.
Tarif 10 persen menurut Mince adalah persentase moderat, mengingat, saat ia menukar uang ke koordinator turut dibebankan tarif 3 persen.
Di hari kedua ia berbisnis, tren penukaran belum meningkat signifikan meski 1, 2 pelanggan sudah ada yang menukar. Berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, tren peningkatan uang receh akan tinggi saat H-7 lebaran.
Ibu dari empat orang anak ini menyampaikan, bisnis seperti ini mampu menambal kebutuhan primer keluarganya. Per hari, ia mengatakan keuntungan dari bisnis penukaran uang yaitu Rp100.000.
"Saat puncak mudik bisa sampai Rp500.000 per hari. Tergantung jumlah uang yang ditukar," kata Mince.
Sepanjang pengamatan merdeka.com di Jalan Caman, Kalimalang, Jakarta Timur, pelaku bisnis penukaran uang receh lebih dari 10 lapak. Jarak antar lapak tidak terlalu jauh, berkisar 50 meter hingga 100 meter. Pada kursi plastik tempat menjaja uang receh tertulis "Penukaran Uang Baru", "Tukar Uang Receh Baru".
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya.
Baca SelengkapnyaSebelum menukar uang rupiah masyarakat terlebih dahulu melakukan pemesanan tukar uang melalui aplikasi Pintar atau melalui laman penukaran uang BI.
Baca SelengkapnyaPedagang parcel musiman mulai bermunculan jelang Lebaran di kawasan Barito.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran uang dipinggir jalan berisiko merugikan masyarakat atas potensi peredaran uang palsu.
Baca SelengkapnyaBI mempersiapkan sebesar Rp 197,6 triliun uang layak edar (ULE) untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa menukar uang baru di pasar tradisional hingga modern.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia memberikan kemudahan bagi mereka yang ingin menukarkan uang pecahan baru.
Baca SelengkapnyaPenukaran Uang Receh hingga 27 Maret Tembus Rp75 Triliun
Baca SelengkapnyaBI menyediakan opsi layanan penukaran uang baru melalui Layanan Kas Keliling di lokasi-lokasi strategis.
Baca SelengkapnyaBagi Anda yang ingin menukar uang, tetapi menggunakan uang logam, pihak BI akan tetap melayani penukaran uang tersebut.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca Selengkapnya