Penumpang Kereta Maret 2020 Turun Tajam Karena Corona, Terbesar Disumbang Oleh KRL
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera sepanjang Maret 2020 sebanyak 23,4 juta orang. Angka ini turun tajam sebesar 27,45 persen dibanding bulan sebelumnya Februari 2020 yang tercatat sebanyak 32,2 juta orang.
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan penurunan penumpang jumlah angkutan kereta api juga terjadi jika dilihat dari periode yang sama bulan Maret 2019. Di mana, jumlah penumpang turun sebanyak 34 persen.
"Jadi kembali bisa dilihat bahwa grafik merahnya turun tajam ke bawah jadi jumlah penumpang kereta api mengalami penurunan yang tajam," kata Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (4/5).
-
Berapa jumlah pemudik tahun 2024? Korlantas Polri mengatakan mudik lebaran 2024 diprediksi akan mengalami kenaikan. Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso memprediksi pemudik mencapai 193,6 juta jiwa.'Hasil survei dari Kementerian Perhubungan, di mana jumlah potensi pergerakan pengemudi yang akan mudik dan balik mengalami kenaikan hampir 193,6 juta jiwa yang akan bergerak mudik balik lebaran,' kata Slamet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/3).
-
Kenapa jumlah pemudik 2024 meningkat? 'Hasil survei dari Kementerian Perhubungan, di mana jumlah potensi pergerakan pengemudi yang akan mudik dan balik mengalami kenaikan hampir 193,6 juta jiwa yang akan bergerak mudik balik lebaran,' kata Slamet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/3).
-
Mengapa Sumatra Utara memiliki layanan kereta api terbanyak di Sumatra? Sumatra Utara menjadi provinsi di Sumatra yang memiliki rute kereta api dan layanan terbanyak.
-
Apa yang meningkat tajam di Kalimantan Timur tahun 2023? Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2023 mencapai 78,20, meningkat 0,84 poin (1,09 persen) dibandingkan tahun sebelumnya (77,36).
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa jumlah pemudik tahun ini meningkat? 'Dibanding tahun lalu, jumlah pemudik tahun ini naik sekitar 55%. Jumlah kendaraan juga meningkat drastis, sementara kapasitas jalan tidak banyak bertambah,' ujar Slamet dalam paparannya di Hotel Grand Kemang, Jaksel, Selasa (2/4).
Suhariyanto mengatakan, dari jumlah tersebut sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek, yang merupakan penumpang pelaju (commuter) yaitu sebanyak 18,5 juta orang atau 79,18 persen dari total penumpang kereta api. Penurunan jumlah penumpang terjadi di semua wilayah Jabodetabek sebesar 27,59 persen.
"Penurunan jumlah penumpang lainnya juga terjadi di wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera masing-masing turun 27,45 persen dan 21,19 persen," kata dia.
Sedangkan secata kumulatif jumlah penumpang kereta api selama Januari–Maret 2020 mencapai 89,8 juta orang atau turun 12,58 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Penurunan jumlah penumpang terjadi di wilayah Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera yaitu masing-masing 12,94 persen, 11,04 persen, dan 12,53 persen.
Kenaikan Terjadi Pada Kereta Barang
Di sisi lain, Suharianto mengatakan jumlah barang yang diangkut kereta api pada bulan Maret 2020 justru mengalami kenaikan tajam sebesar 15,75 sebanyak 4,5 juta ton. Di mana, pada bulan sebelumnya, jumlah barang diangkut pada periode Februari 2020 hanya mencapai 3,2 juta ton.
"Angkutan kereta barang itu mengalami peningkatan karena memang sudah menjamur di komitmen pemerintah bahwa tidak bisa mengganggu logistik. Jadi bisa dipahami bahwa angkutan barang lewat kereta itu tumbuh 4,5 ton ini dalam rangka untuk menjaga supaya barang-barang tetap terdistribusi dengan lancar dari satu daerah ke daerah yang lain," jelas dia.
Dia mengatakan sebagian besar barang yang diangkut tersebut tercatat di wilayah Sumatera sebanyak 3,5 juta ton atau 77,44 persen dari total barang yang diangkut dengan kereta api. Adapun peningkatan jumlah barang terjadi di semua wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera masing-masing sebesar 7,43 persen dan 18,43 persen.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama musim angkutan lebaran, omzet KAI Commuter tembus Rp86 Miliar.
Baca SelengkapnyaBPS DKI Jakarta mencatat penumpang TransJakarta mencapai 30,93 juta orang di Januari 2024
Baca Selengkapnyavolume pengguna Commuter Line Jabodetabek tertinggi yaitu hampir menyentuh 1,15 juta orang.
Baca SelengkapnyaKereta api masih menjadi moda transportasi pilihan masyarakat saat bepergian.
Baca SelengkapnyaPT KAI menyelenggarakan masa angkutan Lebaran tersebut yang dimulai pada 31 Maret sampai dengan 22 April.
Baca SelengkapnyaPada 1 Juli 2024, penumpang KRL Jabodetabek jumlahnya mencapai 1,5 juta.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang.
Baca SelengkapnyaPT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 1.093.363 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek.
Baca SelengkapnyaPenumpang Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta (Basoetta) juga diperkirakan mencapai 131.000 pada periode Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaPT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat penjualan tiket KAJJ untuk periode keberangkatan mudik lebaran 2024 mencapai 446.135 tiket atau 34 persen.
Baca SelengkapnyaRute-rute mudik Lebaran yang paling banyak diminati masih tujuan Pasar Turi dan Gubeng (Surabaya), Yogyakarta, Bandung serta Semarang.
Baca SelengkapnyaPenambahan KRL ini masih menunggu persetujuan dari lintas stakeholder.
Baca Selengkapnya