Penurunan harga gas bisa bikin industri pulp dan kertas bergairah
Merdeka.com - Industri pulp dan kertas menjadi salah satu industri strategis nasional yang memberikan konstribusi terhadap devisa negara sekitar USD 5,6 miliar per tahun. Industri pulp Indonesia menempati peringkat ke-9 di dunia dan industri kertas menempati peringkat ke-6 dunia.
Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Aryan Warga Dalam menilai banyak pabrik kertas yang tak lagi beroperasi di Indonesia. Hal ini disebabkan tingginya hargas gas untuk industri.
"Di Asia, industri kertas berada di peringkat 3 di bawah China dan Jepang. Namun dilihat dari tren ekspor pulp dan kertas Indonesia cenderung mengalami penurunan, seiring dengan turunnya kapasitas produksi dan tutupnya beberapa pabrik. Hal tersebut dikarenakan semakin meningkatnya biaya produksi, harga jual kertas yang cenderung turun, membanjirnya produk-produk kertas impor serta mahalnya harga gas," ujar Aryan di Jakarta, Selasa (15/11).
-
Dimana bursa karbon di Indonesia? Presiden Joko Widodo baru-baru ini meluncurkan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon).
-
Dimana energi panas bumi bisa didapatkan? Di beberapa tempat di dunia, panas bumi dapat diambil langsung dari permukaan bumi atau dengan mengebor sumur panas bumi.
-
Dimana sumber daya alam di Indonesia? Sumber Daya Alam di Indonesia sangat beragam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
-
Kenapa Minyak Inti Sawit digunakan di banyak industri? Meskipun industri kelapa sawit sering dikritik karena dampak lingkungannya, minyak inti sawit tetap menjadi komponen penting dalam berbagai aplikasi industri berkat sifat-sifatnya yang unik dan kegunaannya yang luas.
-
Apa yang dimaksud dengan Bursa Karbon Indonesia? 'Bursa karbon adalah sistem perdagangan karbon atau carbon trading atau jual beli kredit karbon yang dimana penyelenggara bursa tersebut adalah BEI melalui indeks IDXCarbon,' katanya.
-
Apa yang menjadi pendorong utama Pertamina dalam ekonomi Indonesia? Pendekatan ini akan menjadi terobosan bagi perekonomian Indonesia, dengan membuka peluang industri baru dan menciptakan pasar global untuk produk-produk rendah karbon.
Menurutnya, harga gas bagi industri pulp dan kertas merupakan komponen terbesar kedua setelah biaya bahan baku dalam keseluruhan biaya produksi. Kebutuhan gas bumi untuk industri pulp dan kertas pada tahun 2015 sebesar 301,92 MMScfd.
Selama ini, industri pulp dan kertas menggunakan energi dari beberapa sumber diantaranya gas. Namun, harga gas di Indonesia jauh lebih mahal dibanding harga gas di negara-negara Asia Tenggara.
"Harga gas yang diterima oleh Industri pulp dan kertas berkisar USD 9,15 hingga 11 per MMbtu, sedangkan di negara ASEAN lainnya harga gas di bawah USD 5 per MMbtu. Perbedaan ini, berdampak langsung terhadap biaya produksi sehingga dapat menurunkan daya saing industri kertas," jelasnya.
Disisi lain, sesuai dengan Perpres Nomor 61 Tahun 2011 tentang RAN GRK, Industri pulp dan kertas ditargetkan untuk dapat menurukan emisinya sebesar 0,38 Juta Ton CO2e per tahun. Penurunan emisi ini hanya dapat dicapai dengan mengganti penggunaan energi dari batubara menjadi gas.
Apabila harga gas diturunkan menjadi USD 4 hingga 5 per MMbtu, maka dampak ekonomi penurunan harga gas tersebut dapat meningkatkan daya saing industri pulp dan kertas nasional dan diharapkan dapat mendongkrak penjualan pulp dan kertas sebesar 15 persen. Atas dasar kenaikan produksi dan penjualan pulp dan kertas, akan meningkatkan pendapatan negara dan tentunya juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
"Kami berharap penurunan harga gas dapat segera diterapkan untuk mengembalikan kondisi industri pulp dan kertas yang cenderung mengalami penurunan dan juga untuk mendorong peningkatan kinerja industri pulp dan kertas sebagai industri nasional yang strategis dan berdaya saing global," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produk ubin keramik dari China sendiri diberikan insentif tax refund sebesar 14 persen oleh pemerintahnya.
Baca SelengkapnyaSKK Migas berjanji akan menyeimbangkan semua proses harga gas melalui evaluasi penerapan HGBT.
Baca SelengkapnyaImpor LPG Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaAkibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaPotensi energi terbarukan memposisikan Indonesia dengan sangat baik memimpin dalam produksi hidrogen bersih.
Baca SelengkapnyaHarga gas bumi akan berpengaruh pada beban produksi industri. Maka, harga murah bisa menjadi salah satu solusinya.
Baca SelengkapnyaSejak Kebijakan HGBT dijalankan pada 2020, terjadi kenaikan volume ekspor oleokimia sebanyak 3,87 juta ton pada 2020, lalu 4,19 juta ton pada 2021.
Baca SelengkapnyaTerdapat 7 sektor industri yang dikenai patokan harga gas di bawah harga keekonomian, senilai USD 6 per mmBtu.
Baca SelengkapnyaPeningkatan permintaan yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas pipa dari ladang tua di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.
Baca SelengkapnyaInsentif berbasis waktu juga dapat mempercepat monetisasi proyek.
Baca SelengkapnyaKolaborasi dilakukan sesuai mandat MRT Jakarta yakni selain membangun jalur transportasi, juga mengoperasikan dan memelihara, serta membangun bisnis.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.
Baca Selengkapnya