Penurunan Suku Bunga Dinilai Tak Cukup Dongkrak Pertumbuhan Kredit
Merdeka.com - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso menegaskan, bahwa penurunan suku bunga kredit tidak cukup efektif untuk meningkatkan penyaluran kredit. Sebab, data perseroan menunjukkan adanya penurunan suku bunga justru tak mampu mendongkrak angka pertumbuhan kredit.
Dia menjelaskan, saat bunga kredit KUR mencapai 22 persen di tahun 2015 justru angka realisasi penyaluran kredit meningkat pesat. Bahkan, mampu menembus double digit.
"Pada saat itu pertumbuhan kredit nasional itu selalu double digit, bahkan BRI pernah 22 persen, pernah 25 persen," bebernya dalam webinar bertajuk Prospek BUMN 2021 Sebagai Lokomotif PEN dan SWF, Kamis (4/3).
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Apa itu KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang adalah program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan oleh BRI dengan suku bunga yang berjenjang. Program ini memiliki suku bunga fixed rate pada tahun-tahun awal tertentu, kemudian suku bunga akan berubah pada tahun-tahun berikutnya.
-
Apa target BRI untuk kredit yang direstrukturisasi? Seiring geliat pelaku UMKM yang terus meningkat, salah satu bank terbesar tanah air, BRI menargetkan kredit yang direstrukturisasi perseroan kembali menjadi single digit dari total jumlah portofolio kredit pada tahun 2025, atau sama seperti kondisi sebelum krisis akibat pandemi melanda.
-
Kapan BRI mencapai puncak kredit restrukturisasi? Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto menjelaskan secara akumulatif kredit BRI yang direstrukturisasi karena pandemi tertinggi mencapai 30% dari total portofolio kredit, yang puncaknya terjadi sekitar September 2020 dengan nilai lebih dari Rp250 triliun.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja keuangannya? 'Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI', jelas Sunarso.
-
KPR BRI punya suku bunga apa saja? BRI menawarkan suku bunga berjenjang hingga 20 tahun yang berlaku mulai dari tanggal 1 Oktober 31 Desember 2024, lho.
Akan tetapi, setelah tahun 2015 suku bunga KUR diturunkan dari level 22 persen ke 15 persen dengan skema subsidi, di mana rakyat hanya menanggung bunga sebesar 7 persen. Relaksasi ini justru turut memangkas realisasi penyaluran kredit perseroan.
"Ternyata datanya pada saat suku bunga yang dibayarkan oleh rakyat itu rendah, pertumbuhan kredit kita itu nggak sampai double digit. Sepanjang periode itu hanya sekali mencapai double digit hanya di 2018," terangnya.
"Kalau begitu, boleh dong disimpulkan ternyata lowering interest rate tidak serta merta mendorong pertumbuhan kredit. Atau penurunan suku bunga bukan satu-satunya faktor yang mendongkrak pertumbuhan kredit," tegasnya.
Dia menyebut, dengan fenomena tersebut mengindikasikan perlunya kehadiran solusi lain yang dinilai lebih jitu untuk meningkatkan realisasi penyaluran kredit. Diantaranya dengan memperbaiki daya beli masyarakat untuk menggenjot tingkat konsumsi rumah tangga.
"Rasanya memang dibutuhkan kebijakan untuk membuat dan melanjutkan proyek infrastruktur yang memberikan pekerjaan kepada masyarakat untuk mendorong daya beli dan konsumsi. Ini yang perlu di dorong adalah bagaimana meberikan pekerjaan kepada masyarakat," ucapnya.
Selanjutnya, memperluas jangkauan insetif juga diyakini penting untuk kembali menggerakkan tingkat konsumsi oleh orang banyak. "Seperti insetif bagaimana PPnBM 0 persen ditanggung pemerintah, peningkatan loan to value supaya orang berminat ambil kredit konsumtif," pungkas Sunarso.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaPer hari ini, penyaluran KUR baru mencapai Rp233,5 triliun.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaUMKM merupakan tulang punggung ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPadahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaPenyaluran KUR tersebut masih sangat rendah dan jauh dari target yang ditetapkan dalam APBN 2023 sebesar Rp297 triliun.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaPenyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
Baca SelengkapnyaMenaikkan suku bunga tinggi pun tidak cukup membantu pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada bulan April 2024.
Baca SelengkapnyaPembiayaan UMKM harus dipermudah, karena penyaluran kredit perbankan ke UMKM baru 21 persen dari total kredit yang ada.
Baca SelengkapnyaStrategi selanjutnya adalah melakukan restrukturisasi kredit bagi UMKM.
Baca Selengkapnya