Penyaluran Stimulus Lambat, Pengusaha Minta Pemerintah Revisi PP Pemulihan Ekonomi
Merdeka.com - Pandemi corona menghancurkan perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I merosot tajam hingga 2,97 persen. Bahkan banyak pihak yang memprediksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 akan tumbuh negatif.
Pengusaha sekaligus Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Gita Wirjawan mengatakan, Kadin Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan minus 6 persen di kuartal II 2020. Prediksi tersebut dikarenakan ada penurunan impor yang dahsyat.
"Kalau kita perhatikan kenapa pertumbuhan ekonomi bisa sampai minus 6 persen karena kalau saya lihat data-data dari perdagangan itu memang kelihatan surplus, tapi lebih dikarenakan penurunan impor yang lebih dahsyat daripada penurunan ekspor. Banyak yang tidak sadar bahwa 70 persen dari barang impor itu dibutuhkan untuk produksi dan konsumsi dalam negeri," kata Gita kepada Liputan6.com, seperti ditulis Senin (6/7).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
Penurunan impor ini kemudian akan membuat kapasitas sektor produksi mengalami penurunan drastis, Ditambah juga nantinya akan mempengaruhi investasi dari luar negeri terkait penanaman modal.
"Penanaman modal asing juga turun, penanaman dalam negeri juga tidak terlalu banyak karena pertumbuhan kredit sampai akhirnya Mei 2020 cuma 2,68 persen. Tahun lalu pertumbuhan kredit sekitar 6 persen. Pertumbuhan kredit itu mempengaruhi penanaman modal di dalam negeri," jelasnya.
Apalagi saat ini kondisi dunia usaha juga masih sulit karena yang ter-PHK sudah cukup banyak, sehingga jumlah pengangguran dipastikan meningkat. Meskipun ada pekerja yang di rumahkan, tapi perusahaan juga harus mengambil tindakan apabila kondisi perekonomian terus-menerus terpuruk.
Penyaluran Stimulus Lambat
Selain itu, Gita pun menilai progres stimulus penanganan Covid-19 masih sangat lambat. Misalnya penyerapan di berbagai bidang antara lain Kesehatan baru 1,54 persen, perlindungan sosial di 28,63 persen, insentif usaha 6,8 persen, UMKM 0,06 persen, Korporasi 0 persen dan sektoral pada 3,65 persen.
“Penggelontoran dana APBN juga agak lambat, Pemerintah masih kurang tepat, cepat dan kurang terpadu itu saja, sebenarnya sudah menuju ke arah yang benar tapi kurang saja, sudah terbukti realisasi UMKM tidak hanya 0,06 persen, kalau tidak kurang ya pasti akan 100 persen tidak akan nol koma," ujarnya.
Dia mengusulkan agar pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid- 19) Dan/Atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional.
“Kemungkinan bisa resesi, ini semua tergantung secepat apa Pemerintah akan merevisi PP nomor 23 tahun 2020 yang terbukti tidak efektif, tadinya dibuat 2-3 bulan yang lalu untuk kepentingan penempatan dana di Bank perantara Himbara dan bank-bank swasta tapi tidak efektif restrukturisasinya,” katanya.
Padahal Kadin sudah memberitahu dari awal, bahwa harus ada konsep penjaminan untuk kepentingan restrukturisasi, kalau dengan penempatan dana saja hanya menjawab masalah likuiditas tapi tidak menjawab masalah kredit.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski begitu, Faisol menilai hal ini justru menjadi peluang bagi industri dalam negeri seperti pabrik smelter nikel.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy) di Kuartal III-2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaKunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaSektor konsumsi dan sektor perdagangan jadi faktor lambatnya pertumbuhan ekonomi di semester II tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah diharap bersikap responsif serta tepat sasaran, sehingga sektor padat karya tekstil ini bisa bertahan menghadapi turbulensi ekonomi.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak beranjak dari angka 5 persenan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaKebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.
Baca Selengkapnya