Penyumbang Ekspor dan Devisa Besar, Industri Jasa Diminta Dioptimalkan
Merdeka.com - Ekonom Faisal Basri menyebutkan orientasi ekspor Indonesia saat ini telah mengalami perubahan. Indonesia menurutnya tidak lagi menjadi negara pengekspor barang, melainkan jasa. Hal itu tentu saja harus dimanfaatkan dan dijadikan peluang oleh pemerintah untuk mengejar target ekspor.
"Perekonomian kita ditandai oleh sektor-sektor penghasil barang tumbuh 3 persenan, sementara jasa tumbuh 6 persenan," kata dia dalam sebuah acara diskusi di Kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (27/3).
Dia mengungkapkan, sebetulnya ekspor barang tidak digenjot pun tidak menjadi masalah. Sebab saat ini justru terjadi kenaikan konsumsi dalam negeri yang cukup signifikan. Hal itu menandakan barang-barang yang diproduksi dalam negeri justru diserap oleh kebutuhan dan permintaan domestik.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk memperluas pasar ekspor? Kementerian Perdagangan terus memperluas pangsa ekspor produk Indonesia hingga ke Meksiko. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggelar pameran Expo Indonesia en Mexico (EIM) pada 3--6 Agustus 2023 di kawasan World Trade Center, Mexico City, Meksiko dan menghadirkan 51 pelaku usaha di pameran tersebut.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Kenapa perdagangan di Banten berkembang? Keberadaan Banten yang terhubung langsung ke Samudra Hindia melalui Selat Sunda membuatnya jadi pintu masuk jalur perdagangan yang strategis.
"Konsumsi naik 5 persenan jadi buat apa ekspor? Tidak berarti ekspor turun jelek, itu penyerapan dalam negeri naik lebih cepat dari pasokannya, jadi ikhlaskan saja," ujarnya.
Dia mengakui, beberapa komoditas seperti makanan dan minuman, karet dan beberapa komoditas lainnya memang masih menjadi primadona ekspor Indonesia. Namun, tidak dapat dipungkiri saat ini Indonesia memperoleh keuntungan lebih tinggi dari ekspor jasa.
"Secara umum ekonomi kita bukan penghasil barang lagi tapi penghasil jasa. Ekspor barang turun terus 51 persen. Kemudian pekerja di sektor jasa naik 55 persen, di sektor barang 45 persen. Di barang kan robot makin banyak," ujarnya.
Selain itu, dilihat dari sisi penyumbang devisa terbesar saat ini juga berasal dari sektor jasa. "Penyumbang devisa itu kan jasa, turis sumbang USD 14 miliar, tenaga kerja USD 11 miliar. Jadi kalau dua ini sudah USD 25 miliar. Kita ekspor perawat saja untuk orang-orang tua di Jepang. Barang sudah ke Vietnam semua, Bangladesh, Laos," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjanjian perdagangan bebas menjadi salah satu strategi utama Indonesia untuk membuka akses pasar yang lebih luas.
Baca SelengkapnyaSetelah melarang ekspor nikel, pemerintah telah melarang ekspor bauksit mentah ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaMendag Budi menjelaskan, selain menciptakan lapangan kerja, hilirisasi juga berpotensi mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2022 hingga 2024, produksi atau lifting minyak Indonesia terus menurun, hanya mencapai sekitar 600.000 barel per hari,
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaSejumlah gebrakan diplomasi ekonomi Kementerian Luar Negeri ini sekaligus menjawab tudingan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Baca SelengkapnyaAngka ekspor Indonesia periode Agustus 2024, naik 5,97 persen.
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas memberikan penghargaan kepada instansi dan pemerintahan daerah yang dinilai sukses menyelenggarakan penguatan ekspor di daerahnya.
Baca SelengkapnyaPresiden pun mengaku prihatin bahwa Indonesia saat ini masih menjadi pengguna dari sektor perangkat teknologi dan informasi, belum bisa menjadi pemain pasar.
Baca SelengkapnyaJika dilihat secara historis dari tahun 2021 hingga 2023, nilai ekspor mobil dari Indonesia terus mengalami peningkatan
Baca SelengkapnyaAda kekhawatiran bahwa Indonesia belum sepenuhnya siap menghadapi serbuan investasi.
Baca Selengkapnya