Per 5 Agustus, defisit APBN-P 2016 capai Rp 262,5 triliun
Merdeka.com - Hingga minggu pertama Agustus 2016, realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp 775,2 Triliun. Itu sebesar 43,4 persen dari target APBN Perubahan 2016 sebesar Rp 1.786,2 triliun.
Sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp 1.037,6 Triliun. Itu sebesar 49,8 persen dari pagu sebesar Rp 2.082,9 triliun.
"Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja negara tersebut, realisasi defisit APBN mencapai sebesar Rp 262,5 triliun atau 2,08 persen terhadap PDB," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Neneng Euis Fatimah, dalam siaran pers, Senin (15/8).
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Apa nama mata uang Indonesia? Rupiah merupakan nama mata uang Indonesia yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
-
Di mana posisi Indonesia dalam volume produksi otomotif? Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, industri otomotif Indonesia berada di peringkat ke-11 dunia dari sisi volume produksi dengan 1,47 juta unit per tahun.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Adapun realisasi pendapatan negara bersumber dari penerimaan perpajakan mencapai sekitar Rp 618,3 triliun, 40,2 persen dari target. Menurun ketimbang perolehan periode sama tahun lalu yang mencapai sekitar Rp 626,7 triliun.
Penerimaan sebesar Rp 618,3 triliun itu bersumber dari pajak sebesar Rp 542,1 Triliun (40,0 persen dari target APBN-P 2016) dan Penerimaan Kepabeanan Cukai sebesar Rp 76,2 triliun (41,4 persen).
Sedangkan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai sebesar Rp 155,7 triliun atau 63,5 persen dari target APBN-P 2016. Meningkat ketimbang periode sama tahun lalu mencapai sebesar Rp 155,5 triliun.
"Kondisi ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan penerimaan dari PNBP lainnya dan pendapatan Badan Layanan Umum (BLU), meskipun terjadi penurunan harga komoditas."
Sementara itu, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp 585,7 triliun. Lebih tinggi ketimbang periode sama tahun lalu mencapai Rp 561,4 triliun. Itu meliputi belanja kementerian atau lembaga (K/L) sebesar Rp 323,7 triliun dan Non K/L sebesar Rp 262,0 triliun.
Di sisi lain, transfer ke daerah dan dana desa meningkat dari Rp 395,6 triliun menjadi Rp 452,0 triliun.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaMeski mengalami defisit, kinerja APBN selama Agustus diklaim mengalami perbaikan.
Baca SelengkapnyaAPBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaPendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaKendati begitu, angka ini masih lebih kecil dibandingkan dengan pagu defisit APBN 2024.
Baca SelengkapnyaAPBN pada bulan Oktober mengalami defisit Rp700 miliar atau 0,003 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaPenerimaan pajak sejak Januari-Agustus 2024 telah mencapai Rp1.196,54 triliun atau 60,16 persen dari target APBN.
Baca SelengkapnyaPemerintah selama 8 bulan terakhir sukses menjaga realisasi pendapatan lebih besar dibanding pengeluaran atau belanja pemerintah.
Baca Selengkapnya“Defisit fiskal diperkirakan berada pada kisaran 2,45-2,82 persen PDB,” kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca Selengkapnya