Perang Dagang AS-China dan Pandemi Covid-19 Bawa Berkah untuk Ekspor Indonesia
Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyebut bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dan China berbuah berkah bagi Indonesia. Sebab, selama Negeri Paman Sam menutup akses bagi perdagangan China, nilai ekspor Indonesia ke Amerika naik cukup signifikan.
Hingga Januari 2021, surplus perdagangan Indonesia ke Amerika Serikat mencapai USD 6,5 miliar. Bila ini terus berlanjut hingga akhir tahun, bukan tidak mungkin nilainya bisa mencapai USD 13 miliar, melesat hingga lebih dari 30 persen.
"Kalau pertumbuhan konsisten dari Juli sampai Desember, ini akan menjadi USD 13 miliar, pertumbuhannya lebih dari 30 persen," tutur Lutfi dalam Bincang-bincang Diaspora bersama Menteri Perdagangan, Jakarta, Sabtu (14/8) malam.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Mengapa realisasi investasi tahun 2023 meningkat? 'Alhamdulillah, Januari sampai Desember 2023 sebesar Rp 1.418 triliun, tumbuh 17,5 persen secara tahunan dan 101,3 persen dari target investasi tahun 2023,' ujar Bahlil dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023, di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Selain itu, selama masa pandemi dengan berbagai kebijakan pengurangan mobilitas, ekspor non migas Indonesia kata Lutfi hanya turun USD 600 juta. Angka ini dinilai lebih baik dibandingkan penurunan ekspor yang terjadi pada tahun 2016 lalu.
"Turunnya minimum dan elastisitasnya positif di 2021, ini pertumbuhan yang luar biasa," kata dia.
Sementara itu, kinerja impor mengalami pertumbuhan hingga 28 persen. Dia menilai, angka ini tidak begitu menjadi masalah karena produk yang diimpor berupa bahan baku dan bahan pendukung dalam produksi industri manufaktur yang akan kembali di ekspor.
"Impor ini niatnya bukan buat konsumsi tapi buat ekspor," kata dia.
Selain itu, selama pandemi Covid-19 berlangsung, Indonesia juga kebanjiran orderan produk ekspor. Hal ini disebabkan pabrik-pabrik di China dan Vietnam kewalahan, tak mampu menyediakan produk ekspor, sehingga pesanan produk tersebut lari ke Indonesia.
"China dan Vietnam, ini mereka juga enggak bisa penuhi kuota ekspornya, tapi Indonesia masih bisa. Jadi saya lihat kita banyak dapat order karena Indonesia lebih reliable," katanya.
Ekspor UMKM
Di sisi lain, harus diakui tingkat ekspor produk UMKM Indonesia masih terbatas. Ini semata karena para pelaku UMKM di Indonesia masih mengalami berbagai kendala seperti akses menembus pasar ekspor, permodalan, jaringan dan kualitas produk yang kurang konsisten karena keterbatasan modal.
Namun, UMKM Indonesia memiliki keunggulan yang tidak banyak dimiliki orang lain, yakni inovasi. Tren inovasi ini menjadi barang mahal. Sehingga pemerintah perlu memberikan dukungan dari berbagai kelemahan yang dimiliki UMKM untuk bisa bersaing di pasar global.
"Inovasi ini menjadi terobosan UMKM untuk bisa bersaing di pasar global," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Surplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaMeskipun, harga komoditas ekspor sekarang ini menunjukan grafik pelemahan.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaIHSG dibuka menguat 23,33 poin atau 0,33 persen ke posisi 7.203,16.
Baca Selengkapnya