Perang Dagang AS-China Mereda, Beri Dampak Positif ke Ekonomi Global
Merdeka.com - Amerika Serikat (AS) telah sepakat untuk tidak memberlakukan tarif dagang baru untuk China. Kemudian AS dan China kini sedang melakukan pembahasan terkait masalah ketegangan perang dagang yang sudah terjadi beberapa waktu lalu.
Lead Econimist World Bank Indonesia, Frederico Gil Sander, mengatakan turunnya tensi perang dagang AS-China merupakan dampak positif dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Sebagai informasi pertemuan tersebut diselenggarakan di Osaka, Jepang.
"Apa dampak dari pertemuan G20 bagi hubungan, perdagangan global dan sektor eksternal Indonesia. Sangat jelas itu merupakan perkembangan yang sangat positif," kata dia, di Jakarta, Senin (1/7).
-
Apa yang dilarang AS investasikan ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Kenapa AS melarang investasi teknologi di China? AS mengatakan tindakan tersebut akan ditargetkan secara sempit. Namun, hal ini akan semakin memperburuk hubungan ekonomi antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
-
Bagaimana China bersaing dengan AS dalam luar angkasa? Ketika Tiongkok bangkit, sebagian penelitian AS di bidang luar angkasa tampaknya mengalami kesulitan. Divisi ilmu biologi dan fisika NASA, yang bertanggung jawab atas banyak eksperimen ISS, sangat kekurangan dana dibandingkan dengan pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang diminta untuk ditangani, dan memiliki pendanaan paling sedikit dari semua divisi dalam Direktorat Misi Sains NASA.
-
Kapan kemendag terakhir berdiskusi dengan Tiongkok? Pertemuan Konsultasi ke-22 AEM, Mendag: Tiongkok Mitra Terbesar ASEAN Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar bagi ASEAN sejak 2009 . Tidak hanya itu, mereka juga sumber investasi asing terbesar keempat di antara mitra-mitra dialog ASEAN.
-
Bagaimana China menghadapi pembatasan teknologi dari AS? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Mengapa China ingin lepas dari ketergantungan AI dari AS? Tiongkok tak ingin punya ketergantungan dengan teknologi AI besutan AS. Kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) yang pesat telah membuat negara-negara turut menggunakannya dalam upaya meraih kekuasaan internasional.
Meredanya tensi perang dagang, lanjut dia memberikan sinyal positif bagi turunnya ketidakpastian dalam ekonomi global. "Resolusi tensi perdagangan antara US dan China bisa merupakan perkembangan yang sangat yang sangat positif bagi ekonomi global," jelas dia.
Dia menjelaskan, ketidakpastian dalam ekonomi global bakal mengganggu para investor yang hendak menanamkan modal. Ketidakpastian tentu mengganggu rencana bisnis dan investasi. Hal ini tentu akan berdampak negatif bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
"Investor, baik investor yang melakukan FDI maupun yang financial investor, ketidakpastian merupakan sesuatu yang merugikan," urai dia.
Karena itu, pihaknya berharap agar perkembangan positif tersebut dapat terus berlanjut sehingga tensi perang dagang terus menurun dan pihak yang bertikai dapat menemukan solusi dari masalah yang sedang terjadi. "Kita harap akan terjadi resolusi (perang dagang)," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski demikian, situasi perdagangan ini belum menguntungkan Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaKemenangan presiden terpilih Trump dan partai republik Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.
Baca SelengkapnyaPrediksi tersebut berkaca terus membaiknya laju perekonomian China selama lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaMesir dan China teken nota kesepahaman untuk mendukung proyek jelajah Bulan.
Baca SelengkapnyaMeski permintaan domestik sudah mulai pulih, industri manufaktur China masih tertekan.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menyebutkan, saat ini India merupakan mitra dagang ke-7 terbesar ASEAN.
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaPutin dan Xi Jinping kompak mengutuk rival mereka Amerika Serikat sebagai penabur kekacauan di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaLoyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya