Perang Dagang Masih Jadi Tantangan Bagi Pemerintah Jokowi Periode II
Merdeka.com - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, pekerjaan rumah di pemerintahan Jokowi Periode II akan semakin berat. Menurutnya, kondisi ekonomi global yang tengah bergejolak ini juga akan memberikan tantangan bagi pemerintah ke depan.
"Tantangannya multidimensional, tidak hanya eksternal tapi juga ada banyak pekerjaan rumah yang seharusnya diselesaikan 5 tahun kemarin tapi justru malah bertambah, bukannya makin berkurang. Sehingga, ketika dihadapkan dengan kondisi eksternal yang makin kompleks, bebannya jadi dobel," kata Enny di Jakarta, Selasa (22/10).
Dia menyinggung perang dagang dan perlambatan ekonomi global sebagai isu yang sudah muncul sejak 5 tahun lalu dan makin terekskalasi dalam 3 tahun terakhir. Untuk itu, Indonesia perlu mengantisipasi tren perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan dampaknya terhadap penurunan permintaan, penurunan produksi, serta permintaan bahan baku.
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Siapa yang merasa sulit mengimbangi inflasi? Sayangnya, inflasi tinggi membuat uang yang mereka miliki saat ini seperti tidak berarti. Sekitar 67 responden dalam survei itu mengatakan bahwa mereka tidak mampu mengimbangi inflasi.
-
Dimana Jokowi akan bekerja di IKN? 'Kalau kantor presiden, Istana Presiden insyaallah sudah siap pada bulan Juli itu,' kata Basuki di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/3).
-
Apa tugas berat seorang Menteri Keuangan? Faisal Basri menyampaikan tugas berat seorang Menkeu adalah mengelola pendapatan, mengelola pengeluaran, menyeleksi alokasi anggaran. Hingga akhirnya memastikan anggaran negara digunakan sesuai dengan tujuannya.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
Jokowi sempat menyampaikan dalam pidatonya ketika dilantik menjadi Presiden pada Minggu lalu. Ingin merealisasikan transformasi ekonomi di Indonesia secara kontinyu dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
"Subyeknya yang menghasilkan produk itu harus berkualitas, yaitu SDM-nya. SDM itu memang investasi jangka panjang. Kemarin presiden berkomitmen vocational program untuk mengejar berbagai ketertinggalan SDM," tambahnya
Namun, program vokasi pada dasarnya hanya menyelesaikan masalah SDM yang bersifat jangka pendek. Menurutnya, ada aspek lain yang harus diperhatikan, yaitu kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan.
"Program vokasi ini hanya shortcut untuk masalah jangka pendek saat itu, yakni demi memenuhi permintaan investor. Untuk jangka panjang, pengembangan SDM berkualitas tidak lewat pendidikan keterampilan, tapi harus disiapkan dari sisi budaya dan pendidikan supaya SDM bisa berkarakter unggul, sehat secara fisik dan rohani. Harus disadari, angka stunting masih cukup tinggi," jelasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaAda beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaKestabilan ekonomi akan sulit dikembalikan jika sudah terganggu.
Baca SelengkapnyaWapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut Indonesia saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang kuat
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Presiden Joko Widodo selama dua periode mendapat sorotan dari dunia internasional.
Baca SelengkapnyaSelanjutnya, ada aspek daya beli masyarakat yang terus menerus menurun dari waktu ke waktu. Menurutnya, ini ada pengaruh dari ketatnya kebijakan fiskal.
Baca SelengkapnyaMulai dari ancaman perubahan iklim, pelemahan ekonomi global, hingga konflik Rusia-Ukraina dan konflik Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaJokowi menyinggung tentang over-produksi di China yang memicu kekhawatiran banyak negara terkait membanjirnya produk impor murah.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaDaud juga mengingatkan bahwa 7-16 persen penduduk Indonesia masih rentan terhadap masalah kelaparan, meski sudah ada penurunan.
Baca Selengkapnya