Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perang Dagang, Prediksi Serangan Balasan Terbaru China Pada AS

Perang Dagang, Prediksi Serangan Balasan Terbaru China Pada AS Perang Dagang Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Fred Dufour/ AFP

Merdeka.com - Pemerintah China telah memiliki sejumlah opsi untuk membalas terhadap kenaikan tarif terbaru Amerika Serikat (AS) terhadap impor China. Seperti diketahui, perang dagang berpotensi berlanjut usai putaran terakhir pembicaraan perdagangan antara negosiator Amerika dan China pada hari Jumat lalu berakhir tanpa perjanjian perdagangan.

Negosiasi tersebut jatuh di bawah bayang-bayang ancaman Presiden AS, Donald Trump untuk meningkatkan lebih dari dua kali lipat tingkat tarif menjadi 25 persen pada USD 200 miliar barang-barang Cina.

Kementerian Perdagangan China sendiri menyatakan akan segera mengambil tindakan balasan terhadap langkah Amerika setelah tarif baru itu diberlakukan.

Orang lain juga bertanya?

Dilansir dari CNBC, Senin (13/5), para pakar ekonom memberikan tanggapan bahwa sebagai imbas dari perdagangan Amerika, Beijing bisa berakhir dengan menggabungkan beberapa cara untuk menyakiti negara Paman Sam tersebut.

"Saya berharap China akan membalas dan mereka akan melakukannya dengan cara yang sepadan, dan itu termasuk tidak hanya impor. Saya pikir para petani dan ekspor pertanian kami ke China akan menjadi sasaran karena itulah yang dipedulikan Presiden Trump secara politis," kata Mantan Wakil Asisten Menteri Luar Negeri selama Pemerintahan Clinton, Susan Shirk.

Dia berharap dengan begitu ada tekanan tambahan pada perusahaan-perusahaan Amerika yang beroperasi di China. Sehingga berpotensi termasuk perlambatan dalam persetujuan untuk bank dan cek pada impor.

"Sungguh apa pun bisa menjadi permainan yang adil, dan saya akan sangat terkejut jika tidak ada pembalasan," kata Shirk, yang juga sebagai Ketua Pusat China Abad 21 di Sekolah Kebijakan dan Strategi Global Universitas California San Diego.

Sementara itu, Kepala Ekonom China di Perusahaan Riset TS Lombard, Bo Zhuang, mengatakan opsi lain untuk pembalasan Beijing dapat mencakup depresiasi mata uang. Artinya, penurunan nilai yuan akan memberikan keuntungan perdagangan ekspor kepada Tiongkok dan berpotensi mengimbangi dampak tarif AS.

"Kami pikir mata uang adalah salah satu bidang di mana Beijing memiliki keunggulan yang jelas atas Washington," katanya.

Dia menambahkan meski besaran neraca berjalan China menyusut, namun kenaikan tarif akan kembali menciptakan pembukaan bagi (Bank Rakyat Tiongkok) untuk menerima depresiasi yang didorong oleh pasar pada paruh kedua tahun ini.

Pandangan berbeda justru ditujukan oleh Ahli Strategi Investasi Global Senior di Principal Global Investors, Seema Shah. Dia mengatakan apabila membalas dengan cara mencakup depresiasi mata uang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

"Namun perlu dicatat bahwa, meskipun Bank Rakyat Tiongkok mungkin mentolerir lebih banyak depresiasi yuan, mereka mungkin khawatir menggunakannya sebagai alat pembalasan. Selain menghasut kemarahan Trump, mata uang yang lebih lemah juga akan berisiko memicu arus keluar modal dan merusak upaya untuk membuka ekonomi China," kata Seema Shah.

Banyak yang telah memperingatkan bahwa China dapat membuang lebih dari USD 1 triliun utang AS sebagai pembalasan, tetapi seorang ahli mengatakan bahwa langkah seperti itu pada akhirnya tidak akan menjadi kepentingan terbaik negara itu.

"Pemegang Treasury AS terbesar di dunia adalah China, dan karena itu mereka melukai neraca mereka sendiri sebanyak yang secara bertahap menyakiti AS dan kerugian yang mereka akan dipaksa untuk kenali adalah sangat, sangat nyata," kata Kepala Penelitian Ekuitas Ex-Jepang Asia di JP Morgan, James Sullivan.

Namun terlepas dari sederetan opsi yang tersedia untuk Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk pembalasan terhadap kenaikan tarif Amerika, itu tidak selalu berada di atas angin.

"Saya pikir ada solusi perang dagang, tetapi permainan antara Presiden Trump dan Presiden Xi ini sangat, sangat sulit bagi Presiden Xi untuk mencari jalan keluar," kata Shirk.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan

Hal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram

Trump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.

Baca Selengkapnya
Kondisi Perdagangan Global Lebih Tegang Akibat Terpilihnya Donald Trump Jadi Presiden AS, Indonesia Mulai Waspada
Kondisi Perdagangan Global Lebih Tegang Akibat Terpilihnya Donald Trump Jadi Presiden AS, Indonesia Mulai Waspada

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS diprediksi akan membawa perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan global, termasuk dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kemenko Perekonomian Titip Pesan Ini ke Prabowo Saat Berkunjung ke Amerika
Kemenko Perekonomian Titip Pesan Ini ke Prabowo Saat Berkunjung ke Amerika

Kebijakan presiden terpilih Donald Trump bakal berdampak bagi konstelasi perdagangan intenasional, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Begini Cara China Persiapkan ‘Pertempuran’ Teknologi dengan AS
Begini Cara China Persiapkan ‘Pertempuran’ Teknologi dengan AS

Persaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.

Baca Selengkapnya
Kebijakan Donald Trump Bakal Buat Biaya Hidup di Amerika Serikat Melonjak Tajam
Kebijakan Donald Trump Bakal Buat Biaya Hidup di Amerika Serikat Melonjak Tajam

Selain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.

Baca Selengkapnya
Kemenangan Trump Picu Perang Dagang Hebat, Ekonomi Dunia di Ujung Tanduk
Kemenangan Trump Picu Perang Dagang Hebat, Ekonomi Dunia di Ujung Tanduk

Trump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Sebut Tantangan Ekonomi Global Berat Setelah Trump Jadi Presiden AS Lagi
Said Abdullah Sebut Tantangan Ekonomi Global Berat Setelah Trump Jadi Presiden AS Lagi

Said menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Negara Tetangga Indonesia akan Terkena Dampak Buruk Kebijakan Donald Trump
Sri Mulyani Sebut Negara Tetangga Indonesia akan Terkena Dampak Buruk Kebijakan Donald Trump

Sri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.

Baca Selengkapnya
Sikap Keras Beijing Setelah Kanada Mengganggu Mobil Listrik dari China
Sikap Keras Beijing Setelah Kanada Mengganggu Mobil Listrik dari China

Keputusan Kanada untuk menaikkan tarif impor ini memicu ketegangan baru dalam hubungan dagang

Baca Selengkapnya
China Geram, Amerika Serikat Beri Dana Bantuan Militer Rp8,1 Triliun ke Filipina
China Geram, Amerika Serikat Beri Dana Bantuan Militer Rp8,1 Triliun ke Filipina

Aksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.

Baca Selengkapnya
FOTO: Panas! Ini Momen Kapal China Serang dan Blokade Kapal Filipina di Laut China Selatan
FOTO: Panas! Ini Momen Kapal China Serang dan Blokade Kapal Filipina di Laut China Selatan

Konflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.

Baca Selengkapnya