Peringatan BI, krisis bisa terjadi di masa saja dan kapan saja
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mengingatkan pentingnya persiapan dalam mengantisipasi krisis ekonomi. Maka dari itu, koordinasi antar instansi yakni Kementerian Keuangan, bank sentral, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penting untuk dilakukan konsisten.
"Kita pelajari dari berbagai krisis, bisa terjadi di mana saja dan kapan saja sehingga harus antisipasi dari dini dan lebih siap," ujar Deputi Gubernur BI bidang Pengelolaan Moneter, Perry Warjiyo, saat ditemui di Bali, Kamis (2/3).
Antisipasi atau peringatan dini akan krisis, lanjutnya, bisa muncul dari segala sendi ekonomi. Seperti, potensi krisis nilai tukar, stabilitas sistem keuangan, pasar fiskal, dan kondisi Surat Berharga Negara (SBN).
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Apa tips keuangan untuk menghadapi krisis? Penting bagi individu dan keluarga untuk mempertimbangkan beberapa tips mengelola keuangan sebagai langkah pro-aktif agar keuangan tetap terjaga.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
-
Kenapa Bank Pemerintah penting? Bank pemerintah, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bank BUMN, adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan suatu negara, memainkan peran yang krusial dalam mendukung stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional.
-
Bagaimana OJK menjaga stabilitas sektor jasa keuangan? Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat. Selain itu, likuiditas industri keuangan juga sangat memadai dengan profil risiko yang manageable.
"Itu harus dipersiapkan dan itu memang didiskusikan terus di PPKSK (UU Pencegahan Dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan) maupun level teknis dengan undang-undang baru disiapkan dan dilakukan agar bisa lebih baik mengantisipasi," tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo mengklaim Undang-Undang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK) pada 2016 dapat menjaga stabilitas keuangan dalam menghadapi krisis khususnya perlambatan ekonomi global. UU ini dibuat atas pengalaman Indonesia yang dihantam dua kali krisis.
"Dengan adanya UU ini sebetulnya kami bisa lewati periode-periode sulit di 2016. Kita sama-sama tahu kebutuhan untuk memiliki UU ini sejak tantangan di 1997-1998 dan 2008-2009 maka setelah ada UU ini kami bisa lalui 2016 dengan baik," ujar Agus di DPR, Senayan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan dinamika politik dunia, saat ini terdapat sejumlah persoalan yang bisa menyebabkan Indonesia mengalami disrupsi suplai.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaHal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaMeskipun Bank Indonesia bersifat independen, namun pihaknya akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah.
Baca SelengkapnyaMahendra menyampaikan, kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika ekonomi yang beragam di negara-negara utama, seperti Amerika Serikat, Eropa dan China.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat bahwa di Indonesia terdapat banyak potensi gempa akibat pergerakan lempeng di zona megathrust.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil.
Baca SelengkapnyaUsahakan untuk memiliki dana darurat yang mencukupi untuk menutup biaya hidup selama beberapa bulan ke depan.
Baca Selengkapnya