Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perkuat Kontrol Negara, Pemerintah China Beli Saham Alibaba dan Tencent

Perkuat Kontrol Negara, Pemerintah China Beli Saham Alibaba dan Tencent China. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah China berencana membeli saham Alibaba Group Holding Ltd. dan Tencent Holdings Ltd. Langkah ini memberi sinyal bahwa Beijing ingin memastikan kontrol yang lebih besar atas perusahaan digital terbesar di dunia.

Rencana ini muncul saat Beijing bersiap melonggarkan cengkeramannya di sektor digital. Struktur saham Alibaba dan Tencent, secara teori memungkinkan pemerintah mencalonkan direktur, atau mempengaruhi keputusan penting perusahaan, serta memberi otoritas alat untuk mempengaruhi industri dalam jangka panjang.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (13/1), melalui Cyberspace Administration of China (CAC), pemerintah mengambil 1 persen saham dari anak perusahaan media digital Alibaba di Guangzhou pada 4 Januari, menurut database perusahaan Qichacha. Portofolio media perusahaan tersebut mencakup bisnis seperti platform streaming Youku dan browser seluler UC Web.

Kendaraan dana yang dibeli ke Alibaba didukung oleh CAC bersama dengan perusahaan negara terkemuka seperti CITIC, China Post, dan China Mobile Ltd. Diskusi juga sedang berlangsung tentang entitas pemerintah yang mengambil saham serupa di anak perusahaan Tencent di China daratan..

Sejak lama, pemerintahan Xi Jinping memang ingin menghidupkan kembali ekonomi nomor dua dunia, serta melancarkan kampanye melawan kecanduan game dan bersiap untuk perusahaan seperti Alibaba, yang sejak lama menarik perhatian pemerintah.

Analis Bloomberg Catherine Lim dan Trini Tan mengatakan, dengan pembelian 1 persen saham di masing-masing perusahaan ini (Alibaba dan Tencent), kontrol pemerintah China akan meningkatkan pengaruh pemerintah atas Alibaba dan Tencent.

Selain itu, pemerintah China juga dapat meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan luar yang bekerja sama dengan Alibaba dan Tencent, serta memperlambat ekspansi.

"Bagi saya, beritanya sedikit positif, sebab dua perusahaan ini (Alibaba dan Tencent) telah bergumul dengan masalah tindakan keras dalam beberapa tahun terakhir. Kepemilikan pemerintah berpotensi membantu perusahaan mendapatkan lampu hijau untuk melakukan bisnis di area baru dan menurunkan risiko tindakan keras lebih lanjut oleh regulator," kata Kepala Penelitian Ceb International Inv Corp Ltd, Banny Lam.

Selama bertahun-tahun, pemerintah China telah menginvestasikan miliaran dolar AS ke startup terkenal, dari Didi hingga Ant Group Co milik Jack Ma.

Para analis berspekulasi bahwa, selain menempatkan wakil pemerintah di dewan direksi, serta mendapatkan suara untuk menentukan kebijakan perusahaan. Pembelian saham ini, juga memungkinkan pemerintah China untuk mengakses data-data penting.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Lobi-Lobi China Berkaitan Ekonomi Digital Memang Nyata, Ini Buktinya
Lobi-Lobi China Berkaitan Ekonomi Digital Memang Nyata, Ini Buktinya

Perusahaan raksasa dunia yang lain bisa melihat ini menjadi celah atau dipandang sebagai buruknya tata kelola birokrasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
AS Makin Serius Jegal Investasi Teknologi ke China, Buntut Larang Pakai iPhone?
AS Makin Serius Jegal Investasi Teknologi ke China, Buntut Larang Pakai iPhone?

Ini adalah rencana yang dipersiapkan AS kepada China.

Baca Selengkapnya
AS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi
AS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi

AS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi

Baca Selengkapnya
China Mengaku Belum Keluarkan Aturan Resmi Melarang Warganya Pakai iPhone
China Mengaku Belum Keluarkan Aturan Resmi Melarang Warganya Pakai iPhone

Sebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Curigai Motif Penguasaan Data di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia
Anggota DPR Curigai Motif Penguasaan Data di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia

TikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ini Hal Dikhawatirkan Setelah PHK Besar-besaran di Tokopedia
Ini Hal Dikhawatirkan Setelah PHK Besar-besaran di Tokopedia

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengaku sudah meminta penjelasan kepada manajemen Tokopedia.

Baca Selengkapnya
Begini Cara China Persiapkan ‘Pertempuran’ Teknologi dengan AS
Begini Cara China Persiapkan ‘Pertempuran’ Teknologi dengan AS

Persaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.

Baca Selengkapnya
Banyak Mantan Pejabat Tinggi Komunis China yang Jadi Petinggi di E-commerce Temu
Banyak Mantan Pejabat Tinggi Komunis China yang Jadi Petinggi di E-commerce Temu

Perusahaan e-commerce Temu juga beroperasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata di Begini Cara Orang Kaya China Simpan Aset Mewahnya
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata di Begini Cara Orang Kaya China Simpan Aset Mewahnya

Cara orang super kaya di China amankan aset ditengah perekonomian yang melambat.

Baca Selengkapnya
China Marah Besar, Beri Sanksi Perusahaan Amerika Serikat karena Jual Senjata ke Taiwan
China Marah Besar, Beri Sanksi Perusahaan Amerika Serikat karena Jual Senjata ke Taiwan

Sanksi yang diberikan kepada perusahaan maupun individu asal Amerika Serikat (AS) susah sesuai dengan aturan.

Baca Selengkapnya
Amerika Serikat dan Kanada Memperketat Kebijakan Impor Mobil Listrik dari China, Joe Biden: Kami Tidak Akan Terjajah
Amerika Serikat dan Kanada Memperketat Kebijakan Impor Mobil Listrik dari China, Joe Biden: Kami Tidak Akan Terjajah

Berbeda dengan Indonesia yang sangat terbuka dengan merek mobil China, AS dan Kanada justru memperketat impor mobil China.

Baca Selengkapnya
FBI Peringatkan Perusahaan Antariksa AS Waspada dengan China dan Rusia
FBI Peringatkan Perusahaan Antariksa AS Waspada dengan China dan Rusia

Tudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.

Baca Selengkapnya