Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perlambatan ekonomi bikin harga perkantoran rendah

Perlambatan ekonomi bikin harga perkantoran rendah Proyek perkantoran dan apertemen di Jakarta. ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman

Merdeka.com - Perlambatan ekonomi dan lemahnya nilai tukar rupiah menekan pasar properti di Jakarta dalam beberapa kuartal terakhir. Ini terlihat dari harga sewa di perkantoran termahal (Grade A) masih stagnan.

"Saat ini harga sewa gross perkantoran Rp 305.000 meter persegi dan harga sewa dasar Rp 220.000 meter persegi," ujar Head of Research Jones Lang LaSalle (JLL), James Taylor di Kantor JLL, Jakarta, Rabu (7/10).

Tingkat pemakaian perkantoran retail pun masih tinggi. Lantaran jumlah pasokannya masih terbatas.

"Kami juga menyakini rencana pemerintah pusat yang secara masif mengembangkan infrastruktur akan mampu mendukung bisnis properti di kemudian hari," jelas dia.

Head of Markets JLL‎, Angela Wibawa mengatakan tingkat hunian di Central Business Distric (CBD) relatif stabil dan berada di level 91 persen. Hal ini dikarenakan masuknya pasokan baru ke CBD dengan jumlah permintaan yang terbatas.

"Terjadi permintaan positif sekitar 3.700 meter persegi yang sebagian besar berasal dari konsolidasi penyewa yang berada di luar CBD," kata Angela.

Sedangkan, pasokan perkantoran baru di daerah luar CBD dengan tingkat serapan yang terbatas juga turut serta menurunkan tingkat hunian ke level 86 persen. Pasokan yang baru beroperasi di daerah CBD adalah AIA Sentral sementara Wisma MRA dan The Suites Tower adalah pasokan baru untuk daerah luar CBD.

"Harga sewa gedung perkantoran di CBD selama triwulan III relatif mengalami beberapa penyesuaian dikarenakan banyak gedung yang mengkonversi USD menjadi Rupiah," ungkap dia.

Sementara itu, harga di daerah luar CBD relatif stagnan dikarenakan sejumlah pasokan baru yang akan datang.

"Di situasi seperti ini para pengembang memiliki kecenderungan untuk menjaga‎ para penyewa untuk tetap tinggal atau memperpanjang dan memberikan harga sewa yang kompetitif," tutup Angela. (mdk/bim)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Parkir Liar dan Kenaikan Biaya Sewa Tempat Jadi Alasan di Balik Tutupnya 400 Gerai Alfamart
Parkir Liar dan Kenaikan Biaya Sewa Tempat Jadi Alasan di Balik Tutupnya 400 Gerai Alfamart

Daya beli masyarakat yang melemah dan berbagai tekanan ekonomi lainnya juga turut memengaruhi operasional minimarket seperti Alfamart.

Baca Selengkapnya
Penerapan PPN 12 Persen Buat Konsumen Beralih dari Alfamart Cs ke Warung Madura? Begini Kata Pengamat
Penerapan PPN 12 Persen Buat Konsumen Beralih dari Alfamart Cs ke Warung Madura? Begini Kata Pengamat

Jika skenario terburuk diterapkan, yaitu kenaikan PPN untuk semua jenis barang, dampaknya terhadap harga barang kebutuhan sehari-hari tetap dianggap kecil.

Baca Selengkapnya
Ratusan Ritel Tutup di Tahun 2024, Kenaikan UMP Bakal Dihadapi dengan Efisiensi
Ratusan Ritel Tutup di Tahun 2024, Kenaikan UMP Bakal Dihadapi dengan Efisiensi

Para peritel cukup terseok-seok menghadapi kondisi ekonomi di tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Hasil Survei: Semakin Sulit Cari Kerja dengan Upah Tinggi
Hasil Survei: Semakin Sulit Cari Kerja dengan Upah Tinggi

Sektor yang mengalami pertumbuhan lapangan kerja bukanlah sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan upah yang tinggi.

Baca Selengkapnya
Lika-Liku Kenaikan PPN 12 Persen, Tak Mampu Meningkatkan Penerimaan Negara
Lika-Liku Kenaikan PPN 12 Persen, Tak Mampu Meningkatkan Penerimaan Negara

Pembatalan penerapan PPN 12 persen secara umum patut diapresiasi di tengah rendahnya daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya
Waspada, Penurunan Daya Beli Berpotensi Tambah Jumlah Pengangguran di Indonesia
Waspada, Penurunan Daya Beli Berpotensi Tambah Jumlah Pengangguran di Indonesia

Dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Sebut Bisnis Ritel di Indonesia Sedang Tak Baik-Baik Saja, Ini Alasannya
Pengusaha Sebut Bisnis Ritel di Indonesia Sedang Tak Baik-Baik Saja, Ini Alasannya

Pertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).

Baca Selengkapnya
Kelas Menengah RI Turun, Jokowi: Imbas Pandemi Covid-19
Kelas Menengah RI Turun, Jokowi: Imbas Pandemi Covid-19

Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang

Hiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.

Baca Selengkapnya
Kelas Menengah Banyak yang Turun Kasta, Pemerintah Wajib Waspada
Kelas Menengah Banyak yang Turun Kasta, Pemerintah Wajib Waspada

Kebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.

Baca Selengkapnya
Penurunan Daya Beli Masyarakat Mulai Terasa ke Bisnis Ritel, Pertumbuhan Hanya Didorong Kebutuhan Pangan
Penurunan Daya Beli Masyarakat Mulai Terasa ke Bisnis Ritel, Pertumbuhan Hanya Didorong Kebutuhan Pangan

Performa ritel grade B dan C yang umumnya merupakan ritel strata, juga terlihat makin melemah dampak perluasan ruang belanja online.

Baca Selengkapnya
Alfamart Tutup 400 Gerai, Bagaimana Kondisi Keuangan Indomaret?
Alfamart Tutup 400 Gerai, Bagaimana Kondisi Keuangan Indomaret?

Isu penutupan ratusan gerai milik PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) menarik perhatian publik.

Baca Selengkapnya