Perlambatan Ekonomi Global Diprediksi Tak Terlalu Dalam Meski Ada Resesi
Merdeka.com - Ancaman resesi terus menghantui setiap negara saat ini, terlebih lagi ancaman tersebut akan memperburuk ekonomi negara maupun dunia. Semua negara diharapkan berantisipasi dalam ancaman tersebut.
Dikutip dari CNBC, menurut survei baru oleh perusahaan jasa profesional KPMG, CEO Global mengantisipasi dalam 12 bulan ke depan, namun lebih dari separuh pemimpin bisnis juga memperkirakan perlambatan akan ringan dan singkat.
Kendati demikian dari 1.300 kepala eksekutif yang disurvei oleh KPMG antara Juli dan Agustus memperingatkan bahwa gangguan yang meningkat seperti resesi dapat mempersulit bisnis merek untuk pulih dari pandemi.
-
Apa yang membuat semua negara takut? 'Pertama harga minyak, kedua masalah bunga pinjaman. Semua pada takut masalah itu,' kata Jokowi dalam sambutannya di acara Musrenbangnas di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (6/5).
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Apa saja bencana yang mungkin terjadi? Adapun kejadian itu berdampak pada munculnya longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, lalu peningkatan volume air sungai dan timbulnya banjir.
-
Apa ancaman yang bisa menyebabkan kepunahan manusia? Studi baru mengatakan bahwa suhu ekstrem yang terjadi, bisa menjadi penyebab kepunahan manusia dan mamalia di Bumi, seperti masa dinosaurus dahulu.
CEO menyatakan lebih optimis dibandingkan awal tahun, dan mengatakan akan ada prospek pertumbuhan dalam tiga tahun ke depan.
"CEO di seluruh dunia menunjukkan kepercayaan diri, ketabahan, dan keuletan yang lebih besar dalam mengatasi dampak ekonomi jangka pendek terhadap bisnis mereka seperti yang terlihat dari meningkatnya kepercayaan mereka terhadap ekonomi global dan optimisme mereka selama tiga tahun," kata Managing Partner KPMG Singapura, Ong Pang Thye, dikuitp dari CNBC, Senin (10/10).
"Kami juga melihat banyak posisi untuk pertumbuhan jangka panjang, seperti di Singapura di mana sekitar 80% CEO telah menunjukkan bahwa tujuan perusahaan mereka akan memiliki dampak terbesar dalam membangun hubungan pelanggan selama tiga tahun ke depan," lanjutnya.
Di seluruh dunia, selain dari resesi dan dampak ekonomi dari kenaikan suku bunga, para CEO juga mengkhawatirkan kelelahan akibat pandemi. Di atas tantangan langsung seperti resesi, para pemimpin bisnis mengatakan mereka tetap berada di bawah tekanan untuk memenuhi tanggung jawab sosial mereka yang lebih luas dalam menghadapi pengawasan publik atas tujuan perusahaan dan akuntabilitas lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) mereka.
Di Asia-Pasifik, lebih sedikit CEO yang mengharapkan resesi. Dari mereka yang disurvei, 63 persen melihat resesi terjadi di tahun depan dibandingkan dengan 86 persen secara global.
Tetapi mereka juga kurang optimis tentang pertumbuhan dalam tiga tahun ke depan dibandingkan dengan rekan-rekan global mereka. Secara global dan di Asia-Pasifik, sekitar 20 persen mengatakan mereka tidak akan memperluas perekrutan dalam tiga tahun ke depan dan akan mempertahankan jumlah karyawan mereka atau menguranginya lebih jauh.
Di Singapura, hampir 90 persen CEO yang disurvei memulai pembekuan perekrutan, atau berencana untuk melakukannya selama enam bulan ke depan, kata KPMG. Hampir semua dari mereka mengambil atau merencanakan diversifikasi dalam rantai pasokan mereka.
Namun selama tiga tahun ke depan, hampir semua CEO Singapura yang disurvei mengatakan mereka akan meningkatkan jumlah karyawan hingga 10 persen. "Hampir sepertiga CEO Singapura mengatakan prioritas operasional utama mereka selama tiga tahun ke depan adalah untuk memperkuat proposisi nilai karyawan mereka untuk menarik dan mempertahankan bakat yang diperlukan," jelasnya.
Lebih lanjut, perubahan aturan pajak perusahaan global menjadi perhatian para pemimpin bisnis Singapura. Banyak yang telah mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang aturan pajak global baru meskipun telah ditunda hingga 2024.
Singapura adalah bagian dari kerangka kerja global untuk reformasi peraturan pajak internasional yang mendukung pajak perusahaan efektif minimum global sebesar 15 persen. Perjanjian baru ini bertujuan untuk menghentikan perusahaan dari mengalihkan keuntungan ke surga pajak rendah.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaDirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaKondisi ekonomi global 2023 diprediksikan oleh banyak lembaga internasional merupakan tahun yang cukup gelap.
Baca SelengkapnyaHal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.
Baca SelengkapnyaDi lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan masih di atas 5 persen
Baca Selengkapnya