Perlu Insentif agar Investor Terpikat Bangun Pembangkit Listrik EBT di Tanah Air
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo telah menandatangani Perjanjian Paris yang berisi komitmen Indonesia menurunkan emisi karbon di tahun 2030 sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan asing.
Dalam praktiknya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi salah satu tulang punggung yang mewujudkan isi perjanjian tahun 2014 lalu. PLN yang selama ini mengandalkan batu bara untuk menghasilkan listrik, harus sudah mulai menggantinya dengan sumber energi yang lebih bersih.
"Ini pemerintah mau enggak mau harus pakai energi bersih," kata Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (28/9).
-
Kenapa PLN penting dalam transisi energi? PLN memegang peranan penting dalam menjalankan agenda transisi energi. Pembangunan pembangkit EBT yang makin digenjot, penguatan jaringan distribusi dan transmisi serta langkah dekarbonisasi merupakan serangkaian proyek transisi energi yang membutuhkan keterlibatan banyak pihak,“ imbuh Darmawan.
-
Apa saja yang PLN lakukan untuk transisi energi? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Kenapa PLN kolaborasi untuk transisi energi? Kolaborasi dalam transisi energi adalah kunci penting menyeimbangkan trilema energi, yaitu security, affordability, dan sustainability.
-
Mengapa PLN dukung kendaraan listrik? “PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan,“ kata Darmawan.
-
Siapa yang memimpin PLN? Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, selain fokus menyediakan kelistrikan yang andal, PLN juga terus menjalankan berbagai kegiatan yang membantu kesejahteraan masyarakat melalui Program TJSL PLN.
-
Apa yang akan dilakukan PLN di Bursa Karbon Indonesia? PLN akan menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2. Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.
Transisi ke energi bersih ini nyatanya tak bisa dilakukan PLN sendirian. Sebagai perusahaan pelat merah, PLN butuh suntikan dana untuk membangun pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Begitu juga untuk memberhentikan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara yang menjadi sumber emisi karbon terbesar setelah kendaraan.
Fahmy mengatakan, PLN sudah memiliki peta jalan untuk bertransisi ke sumber energi yang lebih berkelanjutan. Namun PLN tetap tidak bisa bekerja sendiri. Perusahaan pelat merah ini perlu mengundang investor yang membawa dana segar hingga teknologi untuk bisa dikembangkan di Tanah Air.
"Kalau semua dibebankan ke PLN ini tidak mungkin. Makanya perlu investor untuk masuk ke dalam EBT," kata dia.
Investor Belum Tertarik
Hanya saja, investor belum begitu tertarik menggarap sektor pembangkit listrik berbasis EBT. Salah satunya karena harga jual listrik dari swasta ke PLN yang dinilai terlalu rendah. Sementara penggarapan EBT membutuhkan teknologi yang harganya tidak murah.
"Penjualan listrik ke PLN ini masih rendah jadi tidak memenuhi nilai keekonomiannya. Makanya mereka (investor) tidak mau masuk," kata dia.
Fahmi menilai perlu ada perundingan khusus mengenai tarif harga jual listrik. Mengingat dalam undang-undang ketenagalistrikan, perusahaan swasta hanya boleh menjual listrik kepada PLN. "Makanya perlu upaya merundingkan tarif," kata dia.
Tak hanya itu, dalam rangka menarik masuknya investasi di sektor ini, pemerintah perlu memberikan insentif fiskal kepada investor. Semisal insentif pajak impor untuk alat-alat yang didatangkan dari luar negeri dan sebagainya.
"Ini akan jadi menarik bagi investor. Jadi ini yang namanya usaha bersama untuk menghadirkan energi bersih tadi, untuk mencapai net zero emission di tahun 2060," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Strategi PLN untuk mencapai net zero emission 2060, terbagi menjadi beberapa tahap.
Baca SelengkapnyaPemerintah kembali mengkaji skema power wheeling dalam RUU EBET.
Baca SelengkapnyaGebrakan tersebut mulai dari pemanfaatan tenaga surya dan air melalui proyek Hijaunesia dan Hydronesia.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan tandan kosong kelapa sawit untuk biomassa berpotensi besar, karena sumbernya melimpah.
Baca SelengkapnyaPLN juga akan menerbitkan Renewable Energy Certificate (REC) untuk mendukung program Environmental, social, and Governance (ESG) di PTPN Group.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan diperlukan inovasi energi baru terbarukan, pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaAIPF bertujuan untuk menghubungkan sektor swasta dan publik di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik untuk kerja sama yang lebih kuat.
Baca SelengkapnyaPLN tengah fokus dalam pengurangan penyediaan listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaPLN menggalang kolaborasi dengan komunitas global dalam Conference of the Parties 29 yang digelar di Baku, Azerbaijan, pada 11-24 November 2024.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Sumber Energi Listrik Jadi Andalan untuk Penuhi Kebutuhan 35 Tahun ke Depan
Baca Selengkapnya