Permintaan konsumen, pengusaha SPBU bakal kurangi tangki BBM premium
Merdeka.com - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) mengaku konsumsi dua bahan bakar yakni pertalite dan pertamax mengalami peningkatan. Respon para pengusaha SPBU ini langsung dilakukan penambahan jumlah nozzle di kedua BBM ini.
"Peningkatan penjualan pertalilte dan pertamax tentunya membuat SPBU harus menyediakan space yang lebih luas kepada konsumen. Kami tidak mungkin membiarkan konsumen harus antre untuk mendapatkan BBM dengan kualitas yang lebih baik," ujar Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Hiswana Migas Wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten Syarief Hidayat dalam keterangannya di Jakarta, Senin (12/9).
Syarief mengatakan seiring perubahan pola konsumsi BBM masyarakat melakukan perubahan jumlah nozzle. Jika sebelumnya 70 persen nozzle untuk premium dan sisanya 30 persen untuk nozzle bahan bakar khusus, pertalite dan pertamax series, saat ini telah dirubah menjadi 60 persen nozzle untuk BBK dan 40 persen untuk premium.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
-
Kenapa konsumsi Pertamax Turbo naik? 'Terjadi kenaikan konsumsi BBM Pertamina pada masa mudik Idulfitri 1445 H. Hal ini seiring kesadaran masyarakat dengan penggunaan BBM yang berkualitas,' kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/4).
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Kapan Pertamina menghentikan penjualan Pertalite? Mulai 1 September 2024 Pertalite tidak akan dijual lagi di SPBU Pertamina.Wacana soal bensin paling murah ini memang sudah mulai ramai sejak bulan lalu, mulai dari rencana dihapus sampai dibatasi.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
"Inisiatif dari kami para pengusaha SPBU setelah melihat animo masyarakat terhadap pertalite dan pertamax. Ini kami diskusikan dengan Pertamina dan disetujui," jelasnya.
Data penyaluran BBM pada periode Agustus 2016 yang sebelumnya dirilis PT Pertamina (Persero) menunjukkan pertalite saat ini telah mengambil porsi sebesar 20,5 persen dari total konsumsi BBM dengan capaian sebesar 20.000 kiloliter (kl) per hari atau naik 462 persen dari konsumsi Januari 2016 sebanyak 4.500 kl.
Kenaikan konsumsi juga dialami pertamax, mencapai 15,8 persen dengan penyerapan sekitar 15.000 kl per hari atau naik 226 persen dari konsumsi pada Januari 2016 yakni 5.000 kl. Sementara itu, penyaluran BBM jenis premium turun 13 persen dari 70.000 kl perhari pada awal 2016 menjadi 56.000 kl atau 63,4 persen dari total konsumsi BBM.
Sejak pertalite diluncurkan tahun lalu, kata Syarief, penurunan konsumsi premium memang dirasakan, khususnya mulai tahun ini. Selain faktor harga, pemahaman masyarakat bahwa premium dengan RON (research octane number) 88 bukanlah BBM yang sesuai dengan kondisi kendaraan saat ini. Menurutnya, saat ini penjualan pertalite stabil dan justru terjadi peningkatan pada penjualan pertamax, termasuk penjualan pertamax turbo yang baru diluncurkan Pertamina untuk menggantikan pertamax plus.
"Dengan harga yang sama dengan pertamax plus konsumen diuntungkan karena mendapat produk yang kualitasnya lebih tinggi. RON pertamax turbo kan 98, sedangkan pertamax turbo 95," tegasnya.
Menurut Syarief, seiring dengan tren konsumsi masyarakat yang lebih memilih pertalite dan pertamax, langkah tepat apabila dilakukan pengurangan pasokan premium. Bukan dengan tujuan mengurangi beban subsidi pemerintah, namun untuk mendorong masyarakat menggunakan BBM yang lebih baik.
"Pemerintah juga harus menetapkan rencana yang jelas sehubungan dengan konsumsi energi ke depan. Apalagi kuaalitas BBM dengan RON 88 sudah tidak layak untuk mesin kendaraan saat ini," tambahnya.
Hal senada diungkapkan Andy Noorsaman Soomeng, Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas. Menurut Andy, pengurangan nozzle premium dan penambahan nozzle pertalite dan pertamax merupakan masalah suplai dan demand. Andy Sommeng mengatakan masyarakat sudah mengerti bahan bakar yang efisien dan ramah lingkungan sehingga performa mesin kendaraan tetap terjaga baik dan lingkungan juga kurang tercemar.
Dengan sedikit harga lebih tinggi tetapi terjangkau akan mendapat manfaat yang lebih banyak, masyarakat tetap akan memilih itu. "Jadi ini adalah saat yang tepat untuk bergeser ke BBM yang berkualitas lebih baik, efisien dan ramah lingkungan," kata Andy.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum SPBU dibuka antrean kendaraan pengantre sudah berjejer panjang, meskipun sudah dilakukan pembagian jalur antrean.
Baca SelengkapnyaPertamina telah menaikkan harga Pertamax per 1 Oktober 2023 menjadi Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaPemantauan dilakukan secara langsung ke lapangan dan juga secara sistem digital melalui PIEDCC.
Baca SelengkapnyaMelansir dari laman resmi BP AKR, jenis BBM BP 92 kini dibanderol Rp12.290 per liter dari Rp13.450 per liter atau turun Rp1.160 per liter.
Baca SelengkapnyaPertamina mengimbau agar masyarakat membeli BBM sesuai dengan kebutuhan dan peruntukkannya.
Baca SelengkapnyaPertamina ikut melakukan penyesuaian harga pada BBM non subsidi yang terdiri dari BBM gasoline, Pertamax Turbo dan Pertamax Green 95.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui kolaborasi tiga menteri yakni Menteri ESDM, Menteri Keuangan dan Menteri BUMN akan kembali mengkaji pembatasan pembelian jenis BBM.
Baca SelengkapnyaErika menambahkan, konsumsi Pertalite 2023 sebenarnya lebih tinggi dari 2022.
Baca SelengkapnyaJenis BBM di SPBU Shell juga mengalami penurunan pada Shell Super yang sebelumnya Rp13.990 per liter kini Rp13.390 per liter.
Baca SelengkapnyaBP Diesel sebelumnya dijual Rp16.980 per liter menjadi Rp15.665 per liter.
Baca SelengkapnyaRencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca Selengkapnya