Permintaan Turun, Ekspor Karet Sumut Anjlok Tajam
Merdeka.com - Ekspor komoditas karet dari Sumatera Utara anjlok tajam. Angkanya terus menurun dibandingkan pencapaian tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, volume ekspor karet dari daerah ini sepanjang Januari hingga September 2019 hanya 308.478 ton. Jumlah ini turun dibandingkan periode sama tahun lalu yang jumlahnya mencapai 346.610 ton.
Sepanjang 2018, volume ekspor karet Sumut mencapai 456.536 ton. Jumlah yang diperkirakan sulit dicapai pada tahun ini.
-
Di mana posisi Indonesia dalam volume produksi otomotif? Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, industri otomotif Indonesia berada di peringkat ke-11 dunia dari sisi volume produksi dengan 1,47 juta unit per tahun.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
Penurunan ekspor karet Sumut sudah terjadi dalam beberapa tahun belakangan. Kondisi ini diduga terkait belum pulihnya kondisi ekonomi global.
"Permintaan dari negara-negara tujuan utama terus menurun," kata Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, Senin (14/10).
Empat negara tujuan utama ekspor karet Sumut yakni China, Amerika Serikat, Jepang dan India. Edy mengatakan, permintaan mereka dari tahun ke tahun terus menurun.
Permintaan dari keempat negara itu pada Agustus dan September, masing-masing 37.666 ton dan 33.784 ton. Padahal periode sama tahun lalu jumlahnya masing-masing 40.018 ton dan 39.090 ton.
Menurunnya permintaan karet ini dipengaruhi pengetatan ekonomi di negara-negara itu seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Penurunan ekspor karet ini juga terjadi menyusul kebijakan Indonesia menerapkan skema pembatasan ekspor karet alam atau Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) untuk mendongkrak harga di pasar internasional pada periode April hingga Juli tahun ini. Pembatasan ekspor ini disetujui negara anggota International Tripartite Rubber Council (ITRC), yakni Thailand, Malaysia, dan Indonesia untuk menyikapi harga karet yang terus mengalami penurunan.
Pembatasan ekspor melalui skema AETS ini mengurangi ekspor karet Indonesia sebanyak 941.791 ton untuk kurun waktu 1 April hingga 31 Juli 2019. "Gapkindo sudah memenuhi kuota pembatasan itu," jelas Edy.
Harga karet di pasar ekspor masih fluktatif pada kisaran USD 1,3 per Kg. Harga ini cukup rendah dan otomatis juga menekan harga di tingkat petani.
Untuk mendongkrak harga, Gakpindo bersama pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri. “Harapan kita, serapan karet dalam negeri bisa naik,” tutup Edy.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja ekspor Provinsi Bangka Belitung pada Februari hanya USD18,76 juta atau setara Rp298,42 miliar.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaSurplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca Selengkapnya