Perokok Indonesia Kesulitan Cari Cara Efektif Berhenti Merokok
Merdeka.com - Pembina Asosiasi Vaper Indonesia (AVI) Dimasz Jeremia menyebut bahwa sejumlah perokok Indonesia masih kesulitan dalam mencari cara efektif dalam berhenti merokok.
"Saya sudah merasakan sendiri betapa susahnya berhenti merokok. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa berhenti merokok bukan hanyalah soal tantangan psikologis, namun juga fisik. Ketika saya berhenti mengonsumsi rokok secara tiba-tiba, tubuh saya gemetar, mulut saya jadi pahit, dan saya terus-terusan merasa gelisah," ujar Dimasz dikutip dari Antara, Senin (18/3).
Dalam mengurangi efek buruk merokok dan secara efektif membantu para perokok aktif untuk berhenti, ada dua hal yang harus dipahami yaitu bahaya mengonsumsi rokok tembakau dan zat yang mendorong terjadinya ketergantungan terhadap rokok.
-
Bagaimana cara berhenti merokok? 'Dan kita tahu cara melakukannya, dengan menaikkan pajak rokok dan meningkatkan dukungan penghentian,' lanjutnya.
-
Kenapa berhenti merokok penting? Berhenti merokok memiliki dampak yang luar biasa dalam mengurangi risiko kematian.
-
Apa saja tips berhenti merokok? Berikut sejumlah cara cepat dan mudah untuk berhenti merokok selamanya.
-
Siapa yang bisa bantu berhenti merokok? Siapkan dukungan dengan mendiskusikan metode berhenti merokok bersama dokter Anda, seperti kelas berhenti merokok, konseling, atau obat-obatan yang membantu mengurangi keinginan merokok.
-
Kenapa berhenti merokok penting untuk paru-paru? Menghentikan kebiasaan merokok merupakan langkah krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup.
Dia menjelaskan bahaya yang dihasilkan oleh rokok datang dari tembakau yang dibakar, yang mana tembakau yang dibakar melepaskan ribuan zat kimia yang 80 persen di antaranya merupakan zat karsinogenik.
Sementara itu, nikotin yang terkandung dalam sebatang rokok bersifat adiktif dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia mengandung zat karsinogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Apabila dalam hal ini tembakau adalah zat yang paling berbahaya dan harus dihindari, maka tembakau perlu dipisahkan dari nikotin.
"Dari pemisahan kedua zat tersebut, kita dapat mencari cara alternatif yang dapat lebih efektif membantu perokok mengurangi risiko berbahaya merokok konvensional."
Cara alternatif tersebut harus mampu menyerupai pengalaman yang dirasakan oleh perokok ketika mereka mengonsumsi rokok konvensional agar cara tersebut bisa secara efektif menggantikan posisi rokok tembakau dengan produk alternatif yang lebih tidak berbahaya.
Sejumlah penelitian seperti Electronic Nicotine-Delivery System (ENDS) atau rokok elektrik dapat memberikan pengalaman alternatif yang serupa dengan merokok tembakau namun dengan risiko kesehatan yang jauh lebih rendah karena tidak melibatkan proses pembakaran.
Hal itu dipublikasikan oleh Public Health England (PHE) pada 2018, yang mana penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik 95 persen lebih rendah risiko dibandingkan rokok tembakau. Selain itu, juga pada tahun 2018, American Cancer Society (ACS) menyatakan bahwa ENDS seharusnya dipertimbangkan sebagai sebuah solusi untuk mengurangi risiko kanker yang disebabkan oleh rokok tembakau.
Beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang telah mengeluarkan izin untuk pemanfaatan ENDS sebagai alat untuk mengurangi konsumsi tembakau, dan negara-negara ini telah mengalami penurunan angka prevalensi merokok di negaranya masing-masing.
Untuk mengurangi efek berbahaya merokok, pemerintah sebaiknya mempertimbangkan pendekatan yang lebih terbuka terhadap alternatif-alternatif dari rokok tembakau seperti ENDS yang telah banyak diterapkan di beberapa negara.
Sebelumnya, Indonesia masuk ke dalam jajaran negara dengan jumlah perokok aktif terbesar di dunia, setelah China dan India. Data kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi perokok di Indonesia memiliki tren yang cenderung meningkat dari 27 persen pada 1995 menjadi 36,3 persen pada 2013.
Tidak hanya itu, WHO Report on the Global Tobacco Epidemic 2017 menyebutkan prevalensi perokok di Indonesia pada pria sebesar 64,9 persen, sedangkan wanita sebesar 2,1 persen. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia saat ini tengah mengalami darurat rokok.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah makanan dan minuman yang kita konsumsi ternyata bisa mengganggu upaya kita untuk berhenti merokok.
Baca SelengkapnyaIndonesia dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa.
Baca Selengkapnyapemaparan hasil studi menjadi kesempatan bertukar ilmu dan pengalaman dalam mengkaji strategi komunikasi yang tepat untuk mengatasi masalah merokok.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok dapat memberikan banyak efek kebaikan bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok merupakan sebuah hal yang sulit dilakukan banyak orang dengan mudah. Kondisi ini biasanya disebabkan karena faktor di dalam diri.
Baca SelengkapnyaSejumlah cara bisa dilakukan untuk berhenti merokok secara mudah dan murah.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan produk tembakau alternatif juga dapat menjadi salah satu strategi untuk menurunkan prevalensi merokok.
Baca SelengkapnyaAngka prevalensi perokok tetap tinggi dan penerimaan negara belum optimal
Baca SelengkapnyaRokok ini terdiri dari campuran tembakau yang telah dicampur dengan buah-buahan, madu, atau sirop untuk memberikan rasa dan aroma yang khas.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok merupakan hal yang diharapkan oleh banyak orang. Sejumlah makanan ternyata bisa membantu untuk berhenti merokok.
Baca SelengkapnyaMenghentikan kebiasaan merokok merupakan langkah krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca SelengkapnyaJumlah produksi rokok saat ini secara nasional sebesar 364 miliar batang per tahun.
Baca Selengkapnya