Perolehan laba Pertamina kalahkan perusahaan migas asing
Merdeka.com - Kinerja Pertamina dengan perolehan laba bersih mencapai USD 2,83 atau sekitar Rp 36,8 triliun pada triwulan III-2016 memberikan pembelajaran yang baik bagi BUMN lain sekaligus nilai tambah yang besar bagi negara.
"Dengan sinergi yang bertujuan menjadikan perusahaan kuat, Pertamina akan memiliki kemampuan untuk me-leverage (menambah modal) finansial," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali seperti dilansir Antara, Senin (14/11).
Dia menambahkan, Pertamina bisa membiayai eksplorasi yang mahal. Selain itu, perseroan bisa melakukan eksplorasi di luar negeri yang lebih efisien. Menurutnya, pencapaian kinerja Pertamina tidak lepas dari serangkaian langkah yang dilakukan manajemen saat ini dengan mengintegrasikan sistem yang ada.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? 'Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply,' sambung Virsal. Virsal mencatat ada sejumlah negara yang produksinya mengalami peningkatan. Salah satu yang disebut Malaysia karena produksinya mampu bertambah sepanjang 2023 lalu.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa penghargaan tertinggi yang diraih Pertamina? Pertamina meraih delapan penghargaan termasuk 'Best of The Best Sustainability' yang menjadi penghargaan tertinggi.
-
Apa yang Pertamina beli? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dollar dengan tepatguna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
"Ini yang membuat terciptanya efisiensi pada seluruh rantai bisnis perusahaan. Selama ini rupanya dengan model bisnis yang lama Pertamina banyak lemahnya. Lalu dengan model bisnis baru dan juga pendekatan dari Kementerian BUMN terbentuklah sesuatu yang sangat sinergistik di dalamnya sangat solid," ujarnya.
Rhenald mencontohkan efisiensi dalam kilang dan efisiensi dari pengadaan minyak dengan membeli secara langsung tanpa melalui pihak ketiga. Ini merupakan salah satu dampak positif dari pembubaran Petral sehingga membuat Pertamina menjadi lebih lincah dalam bergerak.
"Sekarang kalau mau berhubungan dengan Pertamina harus langsung, tidak bisa lagi melalui perantara atau pihak ketiga. Dengan begitu Pertamina bisa dapat harga minyak terbaik," katanya.
Rhenald menjelaskan Pertamina masih memiliki sejumlah tantangan untuk bisa mempertahankan kinerjanya yang positif ke depan. Selain harus menghadapi harga minyak yang belum menguntungkan, Pertamina juga masih harus menyelesaikan masalah-masalah fasilitas atau aset yang harus diefisiensikan.
"Masih ada suara yang menyebut kita tidak perlu bangun kilang. Ini pekerjaan rumah dari kelompok-kelompok yang ingin Indonesia tetap membeli BBM dari luar. Pertamina menghadapi 'media war' yang luar biasa," jelasnya.
Pakar energi dari Universitas Indonesia, Berly Martawardaya menambahkan kinerja tersebut menunjukkan Pertamina telah melakukan efisiensi dengan sangat baik. Di tengah harga minyak dunia yang jatuh, BUMN tersebut justru berhasil melakukan penghematan yang luar biasa.
"Kalau melihat angkanya, tentu kinerjanya membaik dan program efisiensinya berhasil, strategi manajemennya berhasil," ujar Berly.
Selain itu, lanjut Berly, kinerja finansial yang sangat moncer pada periode sembilan bulan 2016 karena perusahaan memiliki unit usaha hilir dan distribusi yang lebih stabil profitnya. Ini berbeda dengan kebanyakan perusahaan migas lain yang fokus di hulu yang terkena dampak turunnya harga minyak mentah dunia.
"Agar kinerja terus positif, manajemen Pertamina harus mempertahankan cost efficiency, business development, dan juga melanjutkan inovasi," pungkasnya.
Pertamina sebelumnya mengumumkan pencapaian laba bersih sepanjang Januari-September 2016 sebesar USD 2,83 miliar, naik 209 persen dibandingkan periode sama 2015. Raihan laba bersih Pertamina sampai kuartal III 2016 disokong peningkatan kinerja operasi dan efisiensi dari berbagai inisiatif dan langkah terobosan yang dilakukan perusahaan.
Laba bersih yang diraih Pertamina tersebut bisa disejajarkan dengan perusahaan migas kelas dunia seperti ExxonMobil yang membukukan laba bersih hingga kuartal III 2016 sebesar USD 6,15 miliar dan Royal Dutch Shell yang mencatatkan laba bersih USD 3,03 miliar. Kinerja keuangan Pertamina juga jauh di atas Chevron yang merugi USD 912 juta dan Total SA yang mencatatkan kerugian USD 382 juta sepanjang Januari-September 2016.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina tetap mempertahankan performa keuangan meskipun menghadapi dinamika pasar.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaPerusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Pertamina tak lepas dari hasil produksi lapangan minyak (wilayah kerja/WK) seperti Blok Rokan, Blok Mahakam, dan wilayah kerja lainnya.
Baca SelengkapnyaMeski Pertamina hanya menguasai 30 persen blok migas nasional, namun mampu menyumbang 68 persen migas nasional.
Baca SelengkapnyaPT Timah pertama kali teken kerja sama dengan lima smelter swasta pada tahun 2018 hingga 2020.
Baca SelengkapnyaSebanyak 201 dari total 448 Pertashop yang mengalami kerugian usai harga jual Pertamax dan Pertaliter terpaut cukup jauh.
Baca SelengkapnyaKaren Agustiawan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaDua segmen bisnis utama Pertagas, transportasi gas dan minyak yang berkontribusi sekitar 54 persen terhadap kinerja keuangan.
Baca SelengkapnyaSeiring kenaikan produksi, Wiko menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak senilai USD 3 miliar.
Baca SelengkapnyaJaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menuntut agar Karen membayar uang pengganti berjumlah miliaran rupiah.
Baca Selengkapnya