Pertamina akui punya rantai bisnis gas terintegrasi
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) memiliki rantai bisnis gas terintegrasi. Bisnis gas Pertamina juga lebih dominan terutama untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik dan industri.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, menjelaskan bisnis gas yang dijalankan Pertamina saat ini tak lepas dari kontribusi empat anak usaha di sektor eksplorasi dan produksi, yaitu PT Pertamina EP (PEP), PT Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan PT Pertamina Internasional EP (PIEP).
"Dari tiga anak usaha di dalam negeri saja, Pertamina memproduksi gas sebanyak 1,63 miliar kaki kubik per hari," ujar Wianda di Jakarta, Senin (7/3).
-
Apa kontribusi utama Pertamina untuk Indonesia? Pertamina berperan dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus menjadi pemimpin dalam transisi energi, guna mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) Indonesia.
-
Bagaimana Pertamina mendorong pertumbuhan ekonomi? 'Karena inilah kekuatan Indonesia,'ujar Nicke.
-
Apa yang menjadi pendorong utama Pertamina dalam ekonomi Indonesia? Pendekatan ini akan menjadi terobosan bagi perekonomian Indonesia, dengan membuka peluang industri baru dan menciptakan pasar global untuk produk-produk rendah karbon.
-
Mengapa Pertamina penting bagi perekonomian nasional? Hingga akhir Oktober 2023, Pertamina telah berkontribusi hingga Rp255,51 triliun, terdiri dari pajak, dividen, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta signature bonus, sebagai langkah kepatuhan Pertamina dalam pembayaran pajak dan aspek keuangan lainnya.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan aksesibilitas energi? 'Kami mulai dengan memperkuat bisnis legacy kami dengan memaksimalkan dan juga membangun infrastruktur terintegrasi dari hulu, midstream dan hilir, untuk memperkuat aksesibilitas kami. Dari indeks tersebut, tantangan terbesar di Indonesia adalah aksesibilitas, dan tantangan kedua adalah keterjangkauan. Jadi kita harus mengatasi masalah ini dengan benar dalam perencanaan strategis kita,' ujarnya.
-
Mengapa Pertamina menganggap panas bumi penting? Ini dikarenakan panas bumi memiliki ketersediaan terbaik di antara energi terbarukan lainnya serta dapat dikontrol, selain itu dengan potensinya yang sangat besar di Indonesia, panas bumi mampu menjadi baseload hijau untuk sektor industri, sebagai sumber energi terbarukan strategis yang utama,' ujar Julfi.
Gas yang diproduksi anak usaha Pertamina ada yang langsung disalurkan melalui pipa oleh PT Pertamina Gas (Pertagas) ke konsumen. Menurut Wianda, jaringan pipa transmisi open acces Pertamina saat ini mencapai 2.200 kilometer.
"Dengan sistem open access, semua jaringan pipa perseroan bisa digunakan oleh siapa pun," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, gas yang diproduksi oleh PEP, PHE, dan PEPC diolah menjadi gas alam cair (LNG) melalui PT Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur dan PT Donggi Senoro LNG di Banggai, Sulawesi Tengah. LNG dari dua kilang tersebut dan LNG impor kemudian dikapalkan oleh armada kapal milik Pertamina Shipping untuk diolah menjadi regasifikasi LNG oleh PT Nusantara Regas yang 65 persen sahamnya dikuasai perusahaan dan PT Petra Arun Gas. Hasil regasifikasi LNG kemudian dikirim ke sejumlah konsumen.
Gas yang diproduksi dari hulu juga ada yang diproses di PT Perta Samtan Gas untuk kemudian dipasok sejumlah LPG Plant yang ada di beberapa lokasi seperti Pondok Tengah, Bekasi, Mundu, Indramayu; serta Prabumulih dan Palembang, Sumatera Selatan.
"Ada juga pasokan gas dari hulu yang langsung ke konsumen seperti untuk PGN (PT Perusahaan Gas Negara Tbk), pupuk, PLN, industri, jaringan gas, dan transportasi melalui jaringan pipa," jelas dia.
Selama 10 tahun terakhir Pertamina mengeluarkan dana sekitar USD 3,68 miliar atau setara Rp 48,9 triliun untuk pengembangan infrastruktur gas di level mid-downstream. Dana tersebut digunakan untuk investasi pada liquefaction sebesar USD 2 miliar dengan total kapasitas terpasang 260 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), pipa gas sebesar USD 1,2 miliar dengan kapasitas 950 MMSCFD, dan regasifikasi LNG senilai USD 485 juta dengan kapasitas 900 MMSCFD.
Menurut Wianda, perluasan jaringan infrastruktur gas sangat diperlukan karena Pertamina bertekad menjadi pilar utama dalam mewujudkan kemandirian energi nasional. Pertumbuhan sektor industri seiring laju pertumbuhan ekonomi nasional, serta sektor rumah tangga dan transportasi juga menjadi faktor penting bagi peningkatan permintaan gas nasional.
"Dengan penguasaan infrastruktur gas Pertamina yang terus berkembang, kami bisa memegang peranan penting karena Pertamina bisa menyerap pasokan dari multisources. Kami pun bisa memasok gas di banyak titik permintaan yang di sana infrastruktur kami telah tersedia," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan imoc juga mendukung upaya Pertamina untuk menciptakan ketahanan energi.
Baca SelengkapnyaKomisaris Utama PGN, Amien Sunaryadi memacu PGN Group agar meningkatkan keberadaannya di mata masyarakat.
Baca SelengkapnyaUpaya menjaga keamanan pasokan dilaksanakan PGN melalui integrasi infrastruktur dan proyek strategis.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pertagas telah mengoperasikan 63 ruas pipa sepanjang 2.930 km di Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.
Baca SelengkapnyaInfrastruktur terintegrasi menjadi tantangan tersendiri dan peran PGN menjadi krusial sebagai pengelola infrastruktur gas terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTeknologi ini berperan dalam mendukung pembangunan infrastruktur serta merancang program strategis PGN untuk mencapai ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaStrategi investasi masa depan PGN ditujukan untuk memperkuat eksistensi perusahaan.
Baca SelengkapnyaSelain transportasi minyak, Pertagas juga mencatat kenaikan kinerja transportasi gas sepanjang 2023 menjadi 526.461 MMscf atau 108,37 persen.
Baca SelengkapnyaPGN berkomitmen mendukung seluruh kebijakan pemerintah termasuk pelaksanaan penyaluran gas bumi kepada industri.
Baca SelengkapnyaKarena aspek ini menentukan bagaimana setiap negara bergerak untuk menuju target Net Zero Emission.
Baca SelengkapnyaSaat ini, PGN sudah memiliki jaringan infrastruktur berupa pipa gas sepanjang 31.705 km dan empat terminal LNG.
Baca SelengkapnyaPHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca Selengkapnya