Pertamina bantah ambil untung Rp 30.000/tabung gas 12 kg
Merdeka.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menuding Pertamina mengantongi untung Rp 30.000 per tabung elpiji 12 kg. Karena besarnya keuntungan itu, harga jual elpiji 12 kg menjadi mahal.
PT. Pertamina (Persero) angkat bicara terkait tudingan ICW. Perseroan membela diri dengan menjelaskan, perhitungan komposisi menentukan harga yang dilakukan ICW berbeda dengan hitungan Pertamina.
"Tidak benar kalau kami menikmati keuntungan sebesar Rp 30.000 per tabung," ujar Juru Bicara PT. Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro kepada wartawan di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (21/8).
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM non subsidi? Harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa yang sedang dikaji Pertamina saat ini? 'Program tersebut merupakan hasil kajian internal Pertamina, belum ada keputusan apapun dari pemerintah. Tentu ini akan kami usulkan dan akan kami bahas lebih lanjut,' kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu, (30/8).
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
Pertamina menghitung komposisi propane 42 persen dan butane 58 persen, bukan 50:50. Selain itu, dalam penentuan harga jual, Pertamina mengacu kurs tengah nilai tukar. "Ini saya bicara faktual," ucapnya.
Dari komposisi perhitungan harga jual elpiji 12 kg, lanjut Wianda, 57 persennya ditentukan oleh harga CP Aramco (bahan baku), sedangkan sisanya dihabiskan untuk ongkos distribusi serta biaya perawatan.
"Hampir sama dengan formula harga BBM. Tentunya kita punya jalur distribusi. Gimana elpiji bisa sampai. Di depot juga ada biaya maintenance, biaya perawatan di sana," bebernya.
Wianda juga mengatakan, Pertamina tidak mungkin melakukan evaluasi dan penyesuaian harga jual gas elpiji 12 kg dalam rentang waktu singkat seperti usulan ICW agar harga dievaluasi tiap dua bulan sekali.
"Menurut kami penyesuaian harga tidak bisa sebulan sekali atau pendek. Karena fokus kami adalah ketersediaan dulu," tambah Wianda.
Sebelumnya, Koordinator Divisi Research ICW Firdaus Ilyas menyebutkan, harga jual gas elpiji 12 kg yang dijual Pertamina periode Agustus 2015 lebih mahal Rp 2.451 per kg atau sekitar Rp 30.000 per tabung dari harga keekonomian.
"Ini tidak wajar, jauh dari harga pasar. Ada potensi mark-up ini," ujar Firdaus.
Firdaus menambahkan, perhitungan harga keekonomian elpiji mengacu pada harga kontrak Aramco (CP Aramco) untuk bulan berjalan, dengan rumus: harga patokan+margin agen+PPN. Sementara mekanisme harga patokan elpiji dihitung dengan rumus: CP Aramco+USD68,64/MT+1,88% CP Aramco+Rp1.750/kg.
Dia menjabarkan, dengan patokan rumus tersebut seharusnya harga keekonomian elpiji 12 kg untuk periode Agustus 2015 yaitu Rp 9.382 per kg atau sekitar Rp 112.584 per tabung. Namun, BUMN minyak dan gas tersebut kini menjual harga gas biru tersebut dengan harga Rp 142.000 per tabung.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaDaftar harga BBM terbaru di SPBU Pertamina per 1 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaHarga ini berlaku untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen.
Baca SelengkapnyaHarga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan per 1 Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaSaat ini, banyak masyarakat terpaksa menggunakan tabung gas non subsidi 12 Kg seharga Rp200.000. Sehingga harus mengeluarkan dana lebih.
Baca SelengkapnyaSama seperti tren harga BBM non subsidi, tren harga produk LPG non subsidi juga disesuaikan dalam periode tertentu.
Baca SelengkapnyaPertamina tentu memiliki perhitungan yang cermat, sebab review tiga bulanan harga BBM, memang berdasarkan rata-rata harga tertimbang.
Baca SelengkapnyaPertamina tengah mengkaji penjualan produk selain BBM di Pertashop, seiring dengan banyaknya keluhan penguaha Pertashop merugi.
Baca SelengkapnyaKemudian harga BBM non-subsidi jenis Pertamax Green 95 tetap dijual Rp13.900 per liter.
Baca SelengkapnyaBBM jenis Shell V-Power Diesel juga mengalami penurunan harga menjadi Rp15.320 per liter. Harga BBM ini turun tipis dari sebelumnya Rp15.340 per liter
Baca SelengkapnyaGas Elpiji 3kg yang tidak sesuai sudah dilakukan pengamanan berupa penyegelan untuk sementara tidak diedarkan kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca Selengkapnya