Pertamina butuh USD 60 juta per hari, Jokowi perintahkan dikurangi

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas bersama beberapa menteri bidang ekonomi. Presiden juga mengundang Dirut Pertamina Dwi Soetjipto. Bahasannya terkait pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan beban yang ditanggung Pertamina berkaitan dengan kondisi ekonomi saat ini.
Anjloknya nilai tukar rupiah yang hari ini menembus level Rp 14.200 per USD atau terburuk sejak krisis 1998, berpotensi menambah beban bagi keuangan Pertamina. Presiden Jokowi meminta Pertamina mengurangi kebutuhan dolar yang per hari bisa mencapai USD 60-80 juta.
"Ditugaskan kepada Direktur Pertamina dan Menteri ESDM mengambil langkah-langkah agar beban yang besar untuk kebutuhan dolar pada kita semua bisa dikurangi," jelas Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/9).
Dalam rapat bersama Pertamina, Presiden juga menyoroti kebutuhan dan harga avtur. Presiden meminta Pertamina menekan harga avtur agar menarik perhatian maskapai penerbangan.
"Manfaatnya adalah pesawat-pesawat yang saat ini selalu transit di Singapura untuk isi bahan bakar, maka mereka nanti bisa langsung ke Indonesia," jelas Pramono.
"Baik dari Emirates, Qatar, Etihad, dan pesawat lain yang perjalanan panjang, terutama dari Eropa. Kalau itu bisa dilakukan, tentunya bisa berikan manfaat bukan hanya dalam dunia penerbangan, tapi juga pariwisata," tutupnya.
Soal pasokan BBM, Presiden menginstruksikan Menteri ESDM Sudirman Said dan Pertamina segera membangun kilang minyak.
"Tadi arahan presiden, bahwa selambatnya mulai dari sekarang segera disiapkan sampai tahun depan, pemerintah dalam hal ini Menteri ESDM dan Pertamina mulai untuk menyiapkan diri membangun kilang dan storage untuk jangka panjang, mudah-mudahan 2018 sudah terselesaikan," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya