Pertamina Catat Penurunan Penjualan Avtur Akibat Tiket Pesawat Mahal
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) mencatat penurunan konsumsi avtur sejak awal 2019. Jika dibandingkan pada 2018, maka rata-rata normal atau Daily Objective Throughput (DOT) mengalami penurunan sebesar 12,8 persen.
Vice President Aviation Pertamina, Eldi Hendri mengakui konsumsi avtur pada 2019 menurun. Salah satu hal yang diduga menjadi penyebabnya yakni naiknya harga tiket.
"Untuk avtur kita sama-sama ketahui di awal 2019 dunia penerbangan kita secara frekuensi menurun. Mungkin karena cari tiket saja sekarang cukup sulit jadi secara frekuensi turun dibanding 2018," kata dia, di Jakarta, Senin (29/4).
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
Meskipun demikian, pihaknya tetap memprediksi kenaikan konsumsi avtur hingga 8 persen di waktu jelang Lebaran alias di masa kerja Satgas RAFI 2019. Diketahui DOT avtur selama tahun 2019 diprediksi sebesar 13.414 KL.
"Untuk satgas kali ini. Tahun lalu kenaikannya 5 persen tahun ini normal kita 13.500 per day bisa naik 8 persen pada saat puncak hari raya nanti jadi sekitar 14.500an. Kita prediksi puncaknya nanti naik sampai 8 persen dari kondisi normal," ungkapnya.
Vice President Supply & Distribution Faris Aziz, mengatakan, sepanjang 2019, Pertamina sudah tidak lagi melakukan impor avtur. Sebab sudah dapat diproduksi di kilang-kilang milik Pertamina. "Yang dominan sumbang ada RU (Refinery Unit) 4 cilacap. Setelah itu Revinery Unit 6," jelas dia
Saat ini stok avtur Pertamina mencapai 615.512 KL dapat memenuhi kebutuhan hingga tersedia 48 hari. "Produksi kebutuhan kita stok kita 48 hari. Jadi memang dari produksi kita 13 ribu KL per day kali 48 hari itulah ketahanan stok kita," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi menegaskan pentingnya pengelolaan avtur yang dilakukan secara multi-provider, seperti yang diterapkan di negara lain.
Baca SelengkapnyaMandat monopoli avtur oleh Pertamina dilindungi oleh BPH Migas.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini dirancang sebagai upaya untuk menurunkan harga tiket pesawat.
Baca SelengkapnyaPemerintah menyebut harga avtur memegang peranan sebesar 39,5 persen terhadap harga tiket pesawat udara.
Baca SelengkapnyaTingginya harga avtur dan biaya pemeliharaan pesawat jadi faktor tingginya harga tiket.
Baca SelengkapnyaBudi menegaskan pentingnya pengelolaan avtur yang dilakukan secara multi-provider, seperti yang diterapkan di negara lain.
Baca SelengkapnyaDengan harga yang tidak berbeda jauh, masyarakat Indonesia justru lebih memilih berlibur ke luar negeri dibanding wisata domestik.
Baca SelengkapnyaPuncak arus balik Lebaran 2024 terjadi pada Senin 15 April 2024.
Baca SelengkapnyaDi awal tahun baru ini semua BBM Pertamina non subsidi terpantau mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca SelengkapnyaJumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun Pada Maret 2024, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaMenhub Budi mengklaim sudah berulang kali menyampaikan kepada Pertamina agar pengelolaan avtur dilaksanakan secara multi provider.
Baca Selengkapnya