Pertamina: Harga Premium sebenarnya Rp 8.600 dan Solar Rp 8.350 per liter
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) mengakui harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar subsidi yang ditetapkan pemerintah tidak sesuai dengan harga aslinya. Ini terjadi karena pemerintah tidak menaikkan harga dua jenis BBM tersebut sesuai dengan tingginya harga minyak dunia saat ini.
Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengatakan, jika mengacu formula pembentukan, harga Premium 103,92 persen Harga Indeks Pasar (HIP) RON 88 + Rp 830 per liter +2 persen harga dasar seharusnya harga Premium Rp 8.600 per liter.
Namun pemerintah memutuskan harga Premium tetap Rp 6.450 per liter, untuk wilayah penugasan di luar Jawa, Madura dan Bali. Dengan begitu Pertamina mengganggu selisih harga jual sebesar Rp 2.150 per liter.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM non subsidi? Harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana cara Pertamina atur harga BBM? Pihak Pertamina menyatakan bahwa perubahan harga ini penting untuk mengikuti kebijakan pemerintah dan untuk memastikan keberlanjutan pasokan energi.
-
Dimana harga BBM Pertamina beda? Di area DKI Jakarta, harga bahan bakar Pertamax (RON 92) tetap stabil di angka Rp12.100 per liter. Sementara itu, harga Pertamax Turbo (RON 98) mengalami peningkatan menjadi Rp13.550 per liter.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
"Harusnya Rp 8.600 per liter sementara harga penetapan Rp 6.450 perliter," kata Iskandar, saat rapat dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Senin (19/3).
Untuk pembentukan harga Solar mengacu pada formula 102,38 persen HIP minyak solar + 900 per liter di kurangi subsidi Rp 500 per liter, dengan begitu harga Solar sesungguhnya Rp 8.350 per liter. Namun pemerintah memutuskan harga solar subsidi tetap Rp 5.150 per liter, maka antara harga jual dengan harga beli BBM Rp 3.200 per liter.
Atas selisih tersebut, selama Januari sampai Februari 2018 Pertamina telah menanggung kerugian sebesar Rp 3,9 triliun. Untuk diketahui, Premium dan Solar subsidi yang ditetapkan sejak April 2016 sampai saat ini mengacu pada harga minyak dunia pada kisaran USD 44 perbarel, sementara saat ini harga minyak dunia sudah berada di level USD 60 per barel.
"Kerugian biaya sampai Februari kita bicara 2018 secara formula potensial loss Januari-Februari Rp 3,9 triliun," tutup Iskandar.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamax Turbo alami kenaikan harga Rp1.050 dari sebelumnya Rp14.400 per liter menjadi Rp15.450 per liter.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPer 1 September 2023 semua BBM non subsidi mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaUntuk jenis bensin Shell Super sebelumnya dijual Rp13.810 per liter, kini menjadi Rp14.520 per liter atau naik Rp710 per liter.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM per 1 Oktober 2023, ini rinciannya.
Baca SelengkapnyaPertamina mengklaim kebijakan penyesuaian harga BBM non subsidi selalu mempertimbangkan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaHarga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak berubah.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaUntuk jenis Revvo 90 kini ditawarkan seharga Rp12.090 per liter dari yang sebelumnya Rp11.995 per liter atau mengalami kenaikan Rp95 per liter.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian harga BBM Non Subsidi Pertamina Patra Niaga mengacu pada tren harga rata-rata publikasi minyak dunia atau ICP dan nilai tukar Rupiah terhadap USD.
Baca Selengkapnya