Pertamina Mampu Optimalkan Anggaran Rp32,79 Triliun di 2021
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) terus memperkuat strategi keuangan dan upaya operasional guna meningkatkan efisiensi di seluruh lini bisnis, baik holding maupun subholding mulai dari hulu, pengolahan sampai hilir. Tercatat, selama tahun 2021 Pertamina berhasil melakukan optimalisasi biaya sebesar USD2,21 Miliar atau Rp32,79 triliun.
Angka tersebut diperoleh dari program penghematan biaya (Cost Saving ) USD 1,36 miliar, penghindaran biaya (Cost Avoidance) sebesar USD 356 juta serta tambahan pendapatan (Revenue Growth) sekitar USD 495 juta.
Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini menjelaskan Pertamina mengembangkan berbagai kebijakan dan strategi bisnis dari sisi keuangan maupun operasional sebagai upaya menghadapi tantangan harga minyak dunia yang melonjak signifikan.
-
Bagaimana Pertamina mencapai efisiensi biaya? Sepanjang tahun 2023 sebanyak 301 program Cost Optimization dijalankan mulai dari strategi finansial maupun operasional.
-
Apa yang dicapai Pertamina lewat program optimasi biaya? Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 Berbagai program inovasi teknologi, business model improvements, dan sinergi entitas yang dijalankan Pertamina di seluruh lini bisnisnya membawa Pertamina berhasil meraih efisiensi biaya dan peningkatan laba hingga USD 1,25 Miliar di tahun 2023.
-
Kenapa Pertamina fokus pada efisiensi biaya? Keberhasilan ini merupakan bukti bahwa Pertamina sanggup beradaptasi dan berinovasi.'Upaya ini tidak sekedar memangkas biaya, tetapi juga mengubah dan meningkatkan model operasional secara menyeluruh. Dampaknya luar biasa tahun 2023 seluruh program cost optimization di Pertamina Grup berkontribusi hingga USD 1,25 Miliar,' ujar Nicke.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Apa yang sedang difokuskan oleh Pertamina? Pertamina saat ini sedang fokus menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dimana proyek tersebut memasuki milestone baru yaitu program Turn Around (TA) Revamp yang ditargetkan selesai di awal Mei 2024.
-
Apa strategi Pertamina untuk mengurangi emisi? Pada diskusi bertema 'Ocean High Level Panel: Embodiment of Blue Economy Through a Sustainable Use of Coastal and Marine Resources to Save the Ocean Environment' di Paviliun Indonesia - COP 28, Yoki menjelaskan empat strategi dalam mengurangi emisi. Pertama, desain kapal ramah lingkungan. Saat ini PIS memiliki 19 kapal ramah lingkungan dan tiga kapal yang memenuhi standar emisi International Maritime Organization (IMO) tier tiga.
Dari sisi finansial, Pertamina menerapkan program optimalisasi biaya di seluruh Pertamina Group yang meliputi penghematan biaya (Cost Saving), penghindaran biaya (Cost Avoidance), dan peningkatan pendapatan.
Paralel dengan upaya penghematan, Pertamina juga menjalankan program lindung nilai (hegding) untuk manajemen risiko pasar. Selain itu, perseroan juga melakukan sentralisasi pengadaan, prioritas belanja modal dan manajemen aset dan liabilitas untuk menurunkan biaya atau beban bunga (cost of fund).
"Kami berupaya mengoptimalkan seluruh biaya serta mengelola aspek finansial perusahaan, agar dapat menekan biaya termasuk memprioritaskan proyek-proyek yang memiliki hasil cepat," kata Emma di Jakarta, Minggu (19/6).
Selain memperketat finansial, Pertamina juga menerapkan strategi operasional dalam rangka meningkatkan pendapatan yang sebagian besar dijalankan oleh anak usaha yakni enam subholding. Di bisnis hulu, Pertamina terus meningkatkan produksi dan lifting Migas untuk memanfaatkan momentum naiknya harga minyak. Hasilnya, produksi naik 4 persen dan lifting 3 persen.
Kinerja positif dari operasional hulu tersebut, disumbangkan dari Blok Rokan dan aset luar negeri serta upaya konsisten menjaga tingkat produksi melalui pengeboran sumur dan penemuan sumber daya. Sepanjang tahun 2021, Pertamina telah melakukan pengeboran 12 sumur eksplorasi dan 350 sumur eksploitasi. Pada tahun yang sama, temuan cadangan (2C) telah mencapai 486,70 MMBOE, dan tambahan cadangan terbukti (P1) mencapai 623,47 MMBOE.
Di pengolahan dan petrokimia, pada tahun 2021 Pertamina menerapkan strategi optimasi crude and product. Hal ini telah berkontribusi pada peningkatan yield of value produk sekitar 3 persen.
Strategi tersebut terkait dengan pemilihan dan substitusi ekonomis minyak mentah, dan memaksimalkan high valuable products dengan high spreads. Di sisi lain, produksi kilang juga meningkat sebagai respons atas permintaan energi yang lebih tinggi akibat pemulihan ekonomi nasional.
Kemudian, di lini transportasi dan logistik, Pertamina mengoptimalkan load factor untuk meraih pendapatan dan efisiensi biaya. Di sisi bisnis gas, Pertamina juga meningkatkan volume perdagangan dan transportasi gas serta volume transportasi minyak.
"Dan setelah legal end state, kami juga mengintensifkan resource sharing, seperti sharing fasilitas dan sharing development agreement, khususnya di upstream sub-holding," imbuhnya.
Emma menambahkan, kinerja positif di hilir juga didukung oleh pemerintah melalui pengakuan kompensasi selisih HJE JBT Solar dan JBKP Pertalite pada tahun 2021, mencapai sekitar USD 4 miliar Ekv. Rp58,6 triliun (di luar pajak) serta pembayaran atas kompensasi 2018 dan 2019 sekitar USD 1,7 miliar Ekv. Rp24,1 triliun (di luar pajak).
Menurut Emma, dukungan pemerintah berlanjut di tahun 2022 melalui revisi kebijakan yang menetapkan Pertalite (RON90) sebagai Bahan Bakar Penugasan Khusus menggantikan Premium (RON88) dan penyesuaian harga Pertamax.
Sebagai bentuk apresiasi Pertamina terhadap dukungan tersebut, telah diterapkan beberapa inisiatif di sektor hilir yang sekaligus merespon perubahan pasar seperti ekspansi transaksi digital, mempercepat outlet Pertashop untuk menangkap peluang pasar yang lebih besar di daerah pedesaan dan mengalihkan sumber energi SPBU ke panel surya.
"Kami sangat mengapresiasi keputusan Pemerintah dan DPR yang telah menambah pagu anggaran subsidi dan kompensasi 2022 untuk menjaga dan melindungi daya beli masyarakat serta menahan potensi inflasi. Hal ini juga merupakan bukti dukungan terhadap Pertamina dalam penyediaan energi di tengah tantangan harga minyak mentah yang tinggi," jelasnya.
Dengan dukungan tersebut, pada tahun 2022 Pertamina mengembangkan strategi utama melalui upaya mendorong produksi Migas naik hingga 17 persen, menargetkan Yield Valuable Product sebesar 79,9 persen, penambahan outlet BBM sekitar 3.000 Pertashop, pengembangan pasar digital hingga 25 juta pengguna MyPertamina, dan memperbesar porsi pendapatan dari non-captive market di bisnis shipping hingga 7,5 persen.
Untuk memperkuat komitmen energi rendah karbon akan memproduksi listrik 7.138 GWh dan didukung oleh peningkatan kapasitas terpasang yang ditargetkan hingga 2,9 GW. Strategi yang penting lainnya, unlock value yang dikembangkan oleh Anak Perusahaan.
"Kami akan fokus optimalisasi biaya yang ditargetkan mencapai hingga USD 600 juta. Kami akan terus berkomunikasi dengan Pemerintah untuk memastikan keputusan yang baik bagi perusahaan," tutupnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060
Baca SelengkapnyaPertamina tetap mempertahankan performa keuangan meskipun menghadapi dinamika pasar.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Pertamina tak lepas dari hasil produksi lapangan minyak (wilayah kerja/WK) seperti Blok Rokan, Blok Mahakam, dan wilayah kerja lainnya.
Baca SelengkapnyaKomisi VI DPR RI memberikan apresiasi atas kinerja positif Pertamina sepanjang 2023.
Baca SelengkapnyaSeiring kenaikan produksi, Wiko menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak senilai USD 3 miliar.
Baca SelengkapnyaSelama 2 tahun menjadi Subholding Upstream Pertamina, PHE menorehkan kinerja positif.
Baca SelengkapnyaPGN mengalirkan volume niaga sebesar 923 BBTUD untuk kebutuhan industri, komersial, transportasi, dan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPertamina telah melakukan transformasi bisnis yang berkelanjutan dan digitalisasi.
Baca SelengkapnyaKinerja operasi PGN mencatatkan kinerja volume penjualan niaga gas bumi 854 BBTUD, 57 BBTUD niaga LNG.
Baca SelengkapnyaNicke menguraikan alokasi belanja Perusahaan untuk menjawab strategi pertumbuhan ganda tersebut.
Baca SelengkapnyaPenghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Baca Selengkapnya