Pertamina ngaku rugi jual Solar, minta harga naik Rp 500 per Januari
Merdeka.com - Wakil Direktur PT Pertamina, Ahmad Bambang, meminta agar pemerintah bersedia untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di 2017. Mengingat, pada Januari 2017, pemerintah kembali menentukan harga BBM sesuai dengan evaluasi 3 bulanan.
Dia menjelaskan, naiknya harga solar ini dikarenakan perseroannya telah mengalami defisit dalam penjualan solar sejak September 2016. Terlebih lagi, harga minyak dunia diperkirakan akan naik di tahun depan akibat keputusan OPEC memangkas produksi minyak.
"Pemerintah berani tidak naikkan harga mengikuti kenaikan harga minyak. Sejak bulan September sebenarnya solar sudah defisit. Kenapa kami tidak mau naikkan harga, karena kami masih punya untung untuk solar," kata Bambang di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (13/12).
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kapan harga BBM Pertamina diubah? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
Dia menambahkan, defisit tersebut terjadi karena subsidi yang diberikan pemerintah tidak sesuai dengan harga jual solar. Sehingga, Pertamina harus 'nombok' untuk menutupi defisit tersebut.
"1 Januari kami sudah defisit solar subsidi Rp 700. Artinya total harga solar dengan Rp 5.150 itu harusnya subsidi sebesar Rp 1.200. Real harganya sudah di atas Rp 2.000. Ini PR nih," imbuhnya.
Saat ini Pertamina masih bisa menutupi defisit dengan keuntungan yang didapat melalui penjualan solar. Namun, keuntungan tersebut tidak bisa dipakai untuk menutupi defisit di 2017. Dengan demikian, Bambang berharap pemerintah bisa menaikkan harga solar hingga Rp 500 per liter.
"Januari ini kan tahun baru beda tahun, tidak bisa digeser. Mungkin kenaikan harganya sekitar Rp 500," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah akan memperketat penjualan solar bersubsidi.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaSebanyak 201 dari total 448 Pertashop yang mengalami kerugian usai harga jual Pertamax dan Pertaliter terpaut cukup jauh.
Baca SelengkapnyaPertamina ikut melakukan penyesuaian harga pada BBM non subsidi yang terdiri dari BBM gasoline, Pertamax Turbo dan Pertamax Green 95.
Baca SelengkapnyaPembayaran Rp132,44 triliun tersebut merupakan pembayaran untuk Dana Kompensasi TW I-III 2023.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM per 1 Oktober 2023, ini rinciannya.
Baca SelengkapnyaHarga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak berubah.
Baca SelengkapnyaPer 1 September 2023 semua BBM non subsidi mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaPertamax Turbo alami kenaikan harga Rp1.050 dari sebelumnya Rp14.400 per liter menjadi Rp15.450 per liter.
Baca SelengkapnyaUntuk jenis Revvo 90 kini ditawarkan seharga Rp12.090 per liter dari yang sebelumnya Rp11.995 per liter atau mengalami kenaikan Rp95 per liter.
Baca SelengkapnyaArifin mengatakan perlu peran BPH Migas dan PT Pertamina, sekaligus pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan BBM bersubsidi melalui digitalisasi.
Baca SelengkapnyaUntuk jenis bensin Shell Super sebelumnya dijual Rp13.810 per liter, kini menjadi Rp14.520 per liter atau naik Rp710 per liter.
Baca Selengkapnya