Pertamina siapkan skema tampung repatriasi dana tax amnesty
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) mengaku telah melakukan pemetaan proyek-proyek pengembangan infrastruktur energi untuk menampung dana repatriasi tax amnesty. Adapun proyek tersebut antara lain dua proyek pengembangan kilang baru dan empat proyek upgrading kilang.
"Untuk mengoptimumkan dana tersebut dalam percepatan investasi kita, tentu kita lakukan mapping dulu," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro di Jakarta, Selasa (19/7).
Menurutnya, aliran dana tax amnesty nantinya akan diarahkan pada pembangunan dua kilang baru dengan nilai investasi per kilang sekitar USD 10 miliar hingga USD 12 miliar dan upgrading empat kilang dengan nilai sebesar USD 5 miliar.
-
Dimana proyek kilang baru Pertamina berada? Pertamina saat ini sedang fokus menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dimana proyek tersebut memasuki milestone baru yaitu program Turn Around (TA) Revamp yang ditargetkan selesai di awal Mei 2024.
-
Kenapa Pertamina melakukan revitalisasi kilang? Tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk kilang tetapi juga memproduksi produk green energy seperti petrokimia, gas dan turunannya.
-
Mengapa Pertamina membangun kilang baru di Balikpapan? Keberhasilan proyek RDMP Balikpapan akan menaikkan kapasitas produksi Kilang Balikpapan sebesar 100 ribu barrel per hari, yang artinya kapasitas produksi Kilang Balikpapan menjadi 360 ribu barrel per hari dari kapasitas awal 260 ribu barrel hari.
-
Apa yang Pertamina tambah? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY.
-
Kenapa Pertamina menambah 2 tanker gas? Kedua kapal ini, lanjutnya, hadir di momen yang tepat dan memainkan peran penting dalam menyalurkan LPG, energi yang lebih ramah lingkungan untuk industri dan rumah tangga.
-
Bagaimana Pertamina mengembangkan produk sekunder dari panas bumi? Beberapa produk sekunder yang sedang dikembangkan oleh Pertamina Geothermal Energy diantaranya green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika,' jelas Julfi.
"Apalagi, kita juga punya target produksi 2 juta barel per hari pada 2030, investasi tentu dibutuhkan," jelasnya.
Selain itu, perseroan juga berencana akan melakukan pengembangan dua proyek kilang di Bontang dan Tuban melalui dana repatriasi. Sebab, dua kilang ini diyakini memiliki keuntungan bila benar-benar bisa beroperasi.
Wianda menuturkan, satu kilang memiliki nilai investasi sebesar USD 10-14 miliar atau hampir Rp 150 triliun dengan rata-rata satu kilang 100.000 barel per hari.
"Jadi ini yang kita maping sehingga kifa harap dana itu bisa optimal dimanfaatkan karna ini sudah jadid amanah pemerintah," ungkapnya.
Wianda pun berharap, masuknya dana repatriasi melalui proyek infrastruktur energi dapat mempercepat realisasi project yang tujuannya memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Bila per hari satu kilang menghasilkan 100.000 barel, maka akhirnya kita tidak perlu lagi impor BBM. Jadi hitungan kita, kita sudah swasembada BBM itu dari 2020," tutur dia.
"Ini yang kita mapping sehingga kita harap dana itu bisa optimal dimanfaatkan karena ini sudah jadi amanah pemerintah. Jangan sampai dana tersebut bila disalurkan ke BUMN salah satunya Pertamina jadi tidak optimum," tutupnya. (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain Kenya, Kongo juga sudah menawarkan pengelolaan sejumlah blok migas.
Baca SelengkapnyaNicke menguraikan alokasi belanja Perusahaan untuk menjawab strategi pertumbuhan ganda tersebut.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat kunjungan ke proyek RDMP Balikpapan.
Baca SelengkapnyaBegini jurus jitu Pertamina untuk menarik investasi.
Baca SelengkapnyaKerja sama ini selaras dengan roadmap pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK).
Baca SelengkapnyaSinergi yang kuat antar subholding juga mempertegas langkah Pertamina untuk menjalankan komitmen.
Baca SelengkapnyaTersambungnya unit kilang tersebut akan menjadi tonggak bersejarah Kilang Balikpapan.
Baca SelengkapnyaTerminal ini siap mendukung distribusi LPG melalui transportasi darat maupun laut dengan lebih efisien.
Baca SelengkapnyaBeroperasinya tanki BBM dan LPG ini juga dapat menjaga ketahanan energi di daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam kurun waktu tiga tahun terakhir sejak 2020 hingga 2023 pertumbuhan produksi migas domestik mengalami peningkatan sebesar 1,45 persen.
Baca SelengkapnyaSkema baru pembiayaan infrastruktur oleh pihak swasta ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPertamina Beberkan 3 agenda penting wujudkan transisi energi.
Baca Selengkapnya