Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pertemuan 10 gubernur bank sentral di Bali vital perbaiki ekonomi

Pertemuan 10 gubernur bank sentral di Bali vital perbaiki ekonomi krisis ekonomi. shutterstock

Merdeka.com - Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Executives Meeting of East Asia and Pasific Central Banks (EMEAP) 2016. Pertemuan EMEAP dilaksanakan hari ini di Nusa Dua, Bali.

Selain pertemuan tersebut, para gubernur bank sentral ini juga akan mengadakan seminar internasional bersama esok hari, untuk membahas kondisi perekonomian terkini. Dalam pertemuan tersebut, 10 perwakilan Bank Sentral antara lain dari Australia, China, Hong Kong, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, dan Thailand direncanakan hadir.

Kepala Riset NH Korindo, Reza Priambada, berharap pertemuan para gubernur bank sentral ini dapat menghasilkan suatu kebijakan komprehensif dalam mengantisipasi pelemahan ekonomi. Sebab, menurutnya, kondisi ekonomi saat ini tengah rentan.

"Salah ambil kebijakan krisis bisa saja terjadi, namun, tidak kalau kebijakan yang dibuat benar. Malah pemulihan bakal terus terjadi," ujarnya di Bali, Minggu (31/7).

Ekonom Mandiri Sekuritas, Leo Putra Rinaldy, menambahkan pertumbuhan ekonomi dunia saat ini bergantung pada negara-negara maju. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi dunia tidak segesit sewaktu negara berkembang masih memegang peran.

"Pertumbuhan ekonomi negara maju dulu tidak banyak bergerak, karena yang jadi motor perkembangan adalah negara berkembang, tapi saat ini berbeda," ucapnya.

"Pertumbuhan ekonomi (dunia) ke depannya tidak bisa diharapkan naik drastis, dari yang rata-rata 4 hingga 5 persen, kini mungkin sekitar 2-3 persen saja. Namun, menurut saya ini merupakan tantangan bagi para pembuat kebijakan," lanjut dia.

Diharapkan, pertemuan para pemimpin tertinggi bank sentral se-Asia Pasifik ini bakal melahirkan kebijakan untuk memperbaiki krisis ekonomi dunia.

Nama-nama besar yang hadir dalam pertemuan tersebut seperti, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda, Gubernur Bank of Korea Juyeol Lee, Gubernur Bank Negara Malaysia Muhammad Ibrahim dan Gubernur Bank of Thailand Veerathai Santiprabhob. Sementara untuk join seminar BI-FRBNY, juga akan dihadiri Presiden Federal Reserve Bank of New York William C Dudley, dan mantan Wakil Presiden Boediono.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Dirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia

Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Waspadai Dampak Perang dan Inflasi Bisa Ganggu Rantai Pasok Global
Sri Mulyani Waspadai Dampak Perang dan Inflasi Bisa Ganggu Rantai Pasok Global

Berdasarkan dinamika politik dunia, saat ini terdapat sejumlah persoalan yang bisa menyebabkan Indonesia mengalami disrupsi suplai.

Baca Selengkapnya
Curhat Sri Mulyani, Menteri Keuangan Sering Disalahkan Ketika Terjadi Krisis Ekonomi
Curhat Sri Mulyani, Menteri Keuangan Sering Disalahkan Ketika Terjadi Krisis Ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku heran lantaran profesinya sebagai Bendahara Negara seringkali disalahkan jika terjadi krisis ekonomi.

Baca Selengkapnya
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF

Bank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Ekonomi AS Menguat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi
Gubernur BI: Ekonomi AS Menguat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi

Kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Geopolitik Bikin Investasi Lambat
Sri Mulyani: Geopolitik Bikin Investasi Lambat

Indonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok, Jokowi Panggil Sri Mulyani hingga Gubernur BI ke Istana
Kurs Rupiah Anjlok, Jokowi Panggil Sri Mulyani hingga Gubernur BI ke Istana

Sri Mulyani dipanggil Kepala Negara di tengah kursi Rupiah yang anjlok hingga menyentuh level Rp16.420 per USD.

Baca Selengkapnya
Amerika Terancam Resesi, Dampaknya akan Mengerikan bagi Indonesia
Amerika Terancam Resesi, Dampaknya akan Mengerikan bagi Indonesia

Penurunan suku bunga AS umumnya digunakan untuk merangsang ekonomi ketika ada ancaman resesi.

Baca Selengkapnya
Hadapi Tantangan Global, Mendag Zulkifli Hasan: Kuncinya adalah Kerja Sama
Hadapi Tantangan Global, Mendag Zulkifli Hasan: Kuncinya adalah Kerja Sama

Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.

Baca Selengkapnya
Gubernur Bank Indonesia Siap Kolaborasi dengan Prabowo Jaga Stabilitas Keuangan
Gubernur Bank Indonesia Siap Kolaborasi dengan Prabowo Jaga Stabilitas Keuangan

Meskipun Bank Indonesia bersifat independen, namun pihaknya akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah.

Baca Selengkapnya
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia

The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.

Baca Selengkapnya