Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pertimbangkan Ekonomi Makro, BTN Lakukan Penyesuaian Rencana Bisnis Bank

Pertimbangkan Ekonomi Makro, BTN Lakukan Penyesuaian Rencana Bisnis Bank Dirut BTN, Maryono. Istimewa ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Tahun 2019, menjadi tahun yang penuh tantangan karena pertumbuhan ekonomi dunia, dan domestik diperkirakan melambat akibat berkepanjangannya perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta turun harga komoditas. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi di 2019 hanya sebesar 2,6 persen atau lebih rendah dibandingkan prediksi awal sebesar 2,9 persen. Perlambatan tersebut direspon sejumlah negara dengan kebijakan moneter yang berdampak pada industri perbankan.

Menindaklanjuti hal tersebut, Bank BTN telah melakukan kajian ekonomi makro dengan mengubah asumsi makro di mana pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih rendah dari asumsi awal, sehingga BI 7 days reverse repo rate diperkirakan terus turun seiring dengan inflasi yang relatif stabil. Kajian internal tersebut mendasari perubahan bisnis Bank BTN.

"Penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) perlu dilakukan karena mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang ada dan melihat perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas," kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono di Jakarta, Jumat (19/7).

Orang lain juga bertanya?

Maryono menjelaskan, ada sejumlah penyesuaian RBB dengan mempertimbangkan kinerja bisnis perseroan. Adapun perubahan RBB meliputi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun yang diprediksi akan berkisar 10-12 persen , sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) diprediksi juga tumbuh di level yang sama yaitu 10-12 persen, dan aset ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 8-10 persen.

"Target pertumbuhan DPK dan kredit kami masih di atas RBB industri perbankan yang berada di angka 9-11 persen untuk kredit dan DPK yang hanya tumbuh 7 hingga 9 persen, kami optimistis kinerja Bank BTN tetap dalam jalurnya atau on track," kata Maryono.

Sejumlah strategi dijalankan Bank BTN untuk meraup pendanaan dan meningkatkan pertumbuhan kredit. Untuk Pendanaan, Bank BTN melakukan kombinasi antara dana dari wholesale funding seperti penerbitan obligasi berkelanjutan tahap II dan mengejar dana murah dari produk tabungan dan deposito.

Maryono optimist, Bank BTN dapat mengejar pertumbuhan kredit pada paruh kedua tahun ini karena penyaluran kredit per Juni 2019 sudah sejalan dengan rencana perseroan.

Adapun segmen kredit yang digenjot adalah KPR non subsidi, kredit komersil dan kredit konstruksi. Stimulus pertumbuhan kredit pada semester kedua tahun ini, menurut Maryono, antara lain, kebijakan Bank Indonesia seperti pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) dan baru-baru ini, BI juga telah memangkas suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate menjadi 5,75 persen, permintaan kredit terutama properti yang masih tinggi, serta stabilnya suhu politik pasca Pemilu Presiden lalu.

pada RBB, Maryono juga menyampaikan revisi dari target rasio perbankan di antaranya, Rasio Kecukupan Modal dan rasio kredit macet dengan tetap menyesuaikan dengan aturan regulator. Untuk Capital Adequate Ratio (CAR) ditargetkan Maryono bisa bertahan pada kisaran 17-19 persen dan Non Performing Loan atau NPL gross tetap dijaga di bawah 2,5 persen.

"Pengendalian NPL kami lakukan lewat pelelangan agunan yang tidak perform kepada developer maupun ke investor properti," kata Maryono.

Saat ini, rencana aksi korporasi yang sudah direncanakan sebelumnya akan tetap dilaksanakan untuk dapat direalisasikan sesuai rencana bisnis. Seperti akuisisi Perusahaan Modal Ventura untuk menjadi 'vehicle' memiliki saham di LinkAja dan menuntaskan proses akuisisi PT PNM Investment Management (PNMIM) yang saat ini masih terus berjalan untuk sampai pada ujung dari rencana akuisisi tersebut, dimana pada akhir Juni lalu sudah diselesaikan transaksi tahap 1.

"Sesuai izin OJK kita terus jalankan proses ini sampai mayoritas saham PNMIM secara ketentuan sudah terpenuhi untuk kita akuisisi," tegas Maryono. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Dirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya
BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Ini Dampak yang Bakal Dirasakan Masyarakat
BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Ini Dampak yang Bakal Dirasakan Masyarakat

Selain daya beli masyarakat, masih ada tiga tantangan yang akan dihadapi usai kenaikan suku bunga acuan.

Baca Selengkapnya
BI Ancang-Ancang Turunkan Suku Bunga
BI Ancang-Ancang Turunkan Suku Bunga

Saat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia

Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.

Baca Selengkapnya
Strategi Bank Indonesia Hadapi 3 Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global
Strategi Bank Indonesia Hadapi 3 Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global

Meningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.

Baca Selengkapnya
BPK dan BPKP Ungkap Tantangan Perusahaan BUMN Lima Tahun ke Depan, Ini Detailnya
BPK dan BPKP Ungkap Tantangan Perusahaan BUMN Lima Tahun ke Depan, Ini Detailnya

Transformasi ekonomi yang sedang diupayakan oleh BUMN perlu dilakukan dengan perencanaan matang.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan

Kusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.

Baca Selengkapnya
Diminta Sri Mulyani Genjot PMI Manufaktur, Bank Indonesia Ambil Kebijakan Begini
Diminta Sri Mulyani Genjot PMI Manufaktur, Bank Indonesia Ambil Kebijakan Begini

Salah satunya dengan melakukan sinergi lintas kementerian/lembaga, termasuk dengan Bank Indonesia (BI) untuk insentif likuiditas.

Baca Selengkapnya
Stabilkan Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Stabilkan Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen

Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.

Baca Selengkapnya
Begini Strategi Dirut Bank Mandiri Hadapi Fenomena Strong Dolar dan Ketidakpastian EkonomI Global
Begini Strategi Dirut Bank Mandiri Hadapi Fenomena Strong Dolar dan Ketidakpastian EkonomI Global

Bank Mandiri akan terus fokus pada dominasi di bisnis nasabah prinsipal atau wholesale.

Baca Selengkapnya
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF

Bank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.

Baca Selengkapnya
Dirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya
Dirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya

Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.

Baca Selengkapnya