Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tinggi, tapi Tak Signifikan Turunkan Angka Kemiskinan
Merdeka.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 tercatat 5,31 persen (yoy). Angka ini meroket jauh dari capaian di tahun 2021 yang tumbuh 3,69 persen (yoy).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bapppenas, Suharso Monoarfa mengungkapkan, capaian tersebut sudah sesuai dengan yang diproyeksikan pemerintah yakni 5,3 persen (yoy).
“Kalau soal pertumbuhan saya kira hampir dekat dengan yang dihitung Bappenas,” kata Suharso saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa (7/2).
-
Bagaimana Kaltim turunkan angka kemiskinan? Salah satunya, adalah pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) bagi keluarga pra sejahtera. Sebab, kelayakan hunian menjadi salah satu indikator kemiskinan.
-
Bagaimana Banyuwangi menekan angka kemiskinan? 'Apa yang kami rencanakan tersebut disesuaikan dengan arah pembangunan ke depan yang telah dicanangkan secara nasional, maupun oleh pemerintah provinsi, dengan menyesuaikan dengan dinamika lokal di Banyuwangi,' papar Ipuk. Ipuk mencontohkan dalam upayanya menekan angka kemiskinan. Seluruh komponen masyarakat dari tingkat kabupaten hingga unit terkecil di tingkat Rukun Tetangga dilibatkan. Tak terkecuali komponen sosial kemasyarakatan lainnya.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Dimana angka kemiskinan Kaltim berada? Provinsi Kaltim masuk dalam 18 Provinsi yang angka kemiskinannya berada di bawah nasional dan menempati posisi kedelapan dengan tingkat kemiskinan terendah.
-
Kapan kemiskinan di Kaltim mulai turun? Dalam tiga tahun, angka kemiskinan di provinsi paling timur Kalimantan ini, cenderung mengalami penurunan.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Hanya saja, tingginya pertumbuhan tersebut belum signifikan mendorong penurunan angka kemiskinan. Tercermin dari angka kemiskinan per September 2022 sebesar 9,6 persen, sedangkan per September 2021 berada di posisi 9,7 persen.
Terkait hal tersebut, Suharso mengatakan penurunan angka kemiskinan terjadi karena adanya perubahan jenis lapangan kerja yang dibutuhkan. Sehingga kebutuhan tenaga kerja menjadi terbatas.
"Karena distribusi dari jenis pekerjaan itu sedang mengalami perubahan setelah kita berhadapan dengan pandemi," kata Suharso.
Selain itu, kondisi ekonomi global yang bergejolak juga mempengaruhi pasar tenaga kerja. Bahkan beberapa jenis pekerjaan terindikasi berguguran.
"Jadi ada pekerjaan-pekerjaan yang hilang, (digantikan) pekerjaan-pekerjaan baru, dan pekerjaan yang baru ini membutuhkan tingkat keterampilan yang berbeda," kata dia.
Berbagai faktor tersebut yang membuat penurunan angka kemiskinan tidak signifikan sebagaimana pertumbuhan ekonomi yang melonjak dalam waktu satu tahun. Hal ini menunjukkan membaiknya perekonomian tidak selalu sejalan dengan penurunan angka kemiskinan.
"(Sehingga) angka penurunan kemiskinan yang tidak terlalu signifikan dari sisi terbentuknya lapangan kerja memang tidak linier dengan pertumbuhan ekonomi itu dapat kita bisa pahami," kata dia,
Untuk itu, ke depan dia berharap pertumbuhan ekonomi akan sejalan dengan penurunan angka kemiskinan. "Saya kira ke depan mudah-mudahan bisa sedikit linier," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan kemiskinan juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan penurunan tertinggi terjadi di Bali dan Nusa Tenggara.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022.
Baca SelengkapnyaNamun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.
Baca Selengkapnya7,2 Juta Penduduk Indonesia Jadi Pengangguran, Wamenkeu: Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
Baca SelengkapnyaSaid menyebut saat ini Indonesia juga menghadapi penurunan jumlah kelas menengah yang mencapai 9 juta jiwa.
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat ekonomi Jakarta naik dan angka kemiskinan di DKI Jakarta turun di era Pj Gubernur DKI Heru Budi.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp582.932 per kapita. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan Maret 2023.
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy mengklaim angka kemiskinan ekstrem di Indonesia turun drastis dari 4 persen menjadi 0,8 persen dalam satu dekade
Baca SelengkapnyaData IMF per Juni 2023 menunjukkan ada 36 negara yang berada dalam tekanan ekonomi akibat beban utang yang meningkat.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.
Baca Selengkapnya