Pertumbuhan industri barang konsumsi melambat
Merdeka.com - Pertumbuhan pasar industri Fast Moving Consumer Good (FMCG) Indonesia mengalami perlambatan. Hal tersebut dipengaruhi perlambatan ekonomi global.
“Perlambatan ini terjadi pada berbagai sektor consumer good, terutama pada sektor makanan dan minuman yang merupakan sektor paling besar di dalam pembelanjaan rumah tangga. Indonesia, Thailand, dan Vietnam merupakan negara yang penurunannya terlihat sangat besar, jika dibandingkan dengan tahun lalu,” ujar Managing Director Kantar Worldpanel Indonesia, Vietnam, dan Filipina Fabrice Carrasco dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (21/10).
Dari hasil riset, pertumbuhan consumer good di Indonesia tahun ini sebesar 7,4 persen. Pertumbuhan ini menurun jika dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 15,2 persen.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
Kondisi consumer good di Indonesia ini sejalan dengan hasil riset Kantar Worldpanel untuk pasar Asia. Bahwa pada 2013, secara keseluruhan pertumbuhan consumer good di Asia sekitar 10 persen. Sedangkan pada 2015, pasar FMCG menurun sekitar 4,6 persen.
Sementara itu, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia Lim Soon Lee mengatakan industri FMCG dari Asia termasuk Indonesia menunjukkan angka pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan para pemain global (Multi National Company/MNC).
“Asia merupakan market yang unik, karena para pemain lokal yang mendominasi lebih banyak dibandingkan dengan para pemain global,” ujar .
Di sisi lain, perlambatan pertumbuhan di industri FMCG ini juga memengaruhi kebiasaan berbelanja di rumah tangga Indonesia. Menurut data Kantar Worldpanel, ada kesamaan para rumah tangga di Asia termasuk Indonesia di dalam kebiasaan belanja mereka, yakni mengurangi frekuensi belanja namun meningkatkan kuantitas pembelian per pembelanjaan.
“Kategori yang dibeli tahun ini lebih sedikit dibandingkan dengan tahun lalu. Jika tahun lalu rata-rata orang berbelanja sekitar 48 kategori, untuk tahun ini mereka berbelanja sekitar 46 kategori. Tampak sekali mereka lebih berhati-hati di dalam berbelanja,” kata Insight Director Kantar Worldpanel Indonesia Nadya Ardianti.
Untuk itu, pemain FMCG diharapkan untuk memastikan distribusi, ketersediaan barang dan mempertahankan penempatan yang mudah diliat konsumen pada rak-rak retailer dengan berkurangnya frekuensi berbelanja tiap rumah tangga tersebut.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca Selengkapnyapenurunan PMI Manufaktur ini tergambar dari pelemahan tingkat daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok kelas menengah untuk kebutuhan sekunder/tersier.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaMendengar laporan itu, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi mengaku terkejut.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaBPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaDeflasi periode ini lebih dalam ketimbang Mei dan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca Selengkapnya