Perubahan iklim ancam produktivitas pekerja di Indonesia
Merdeka.com - Perubahan iklim berpotensi memangkas produktivitas pekerja di banyak negara hingga mencapai 25 persen dalam 30 tahun ke depan. Penurunan terparah bakal dialami Singapura sebesar 25 persen, Malaysia (24 persen), Indonesia (21 persen), Kamboja dan Filipina masing-masing 16 persen.
Demikian isi laporan Verisk Maplecroft, seperti dilansir cnbc.com, Rabu (28/10). Firma konsultasi risiko bisnis berbasis di Inggris itu menyebut perubahan iklim berpotensi meningkatkan jumlah hari berbahaya untuk melakukan pekerjaan fisik.
"Penaikan suhu global secara bertahap akibat perubahan iklim bisa mengakibatkan peningkatan tekanan suhu panas (heat stress) melebihi batas wajar. Ini bisa mendorong pekerja lebih banyak absen lantaran sakit, kelelahan, bahkan ekstremnya kematian pekerja," isi laporan Verisk.
-
Apa yang terjadi pada proporsi penduduk Indonesia usia 65 tahun ke atas di tahun 2045? Di tahun 2020, proporsi jumlah penduduk kelompok ini hanya 6,16 persen. Namun di tahun 2045 akan menjadi 16,03 persen.
-
Mengapa perubahan iklim berdampak pada produktivitas pertanian? Perubahan iklim mengakibatkan pemanasan suhu bumi, kenaikan batasan air laut, dan terjadinya banjir.
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
-
Apa itu pemanasan global? Pemanasan global, atau yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai global warming, merupakan fenomena peningkatan suhu rata-rata di atmosfer, lautan, dan daratan Bumi secara bertahap.
-
Kenapa suhu di Indonesia meningkat? Dan di beberapa waktu terakhir ini, suhu udara maksimum di Indonesia berada dalam kisaran 34-36 derajat Celcius. Hal ini menunjukkan bahwa suhu udara di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
-
Kenapa suhu panas di Asia Tenggara meningkat? Gerakan semu Matahari pada akhir April dan awal Mei berada di atas lintang 10 derajat Lintang Utara yang bertepatan dengan wilayah-wilayah Asia Tenggara daratan. Hal ini menyebabkan penyinaran Matahari sangat terik dan memberikan latar belakang kondisi yang panas.
"Pertanian dan peternakan juga rentan terpapar heat stress. Ini mendorong kelangkaan pangan, kemiskinan dan migrasi. Pada gilirannya, faktor ini bisa menyulut konflik dan instabilitas."
Adapun heat stress dinilai terjadi ketika wet bulb globe temperature atau alat ukur paparan panas sudah mencapai level di atas 25 derajat celcius.
Berdasarkan laporan panel antarpemerintah terkait perubahan iklim (IPCC) 2014, peningkatan suhu permukaan bumi dalam tiga dekade terakhir lebih cepat ketimbang dekade sebelumnya sejak 1850. Diperkirakan, pada abad ini, gelombang panas tersebut bakal lebih sering terjadi dan antara 2016-2035, suhu permukaan bumi bakal menghangat 0,3-0,7 derajat celcius.
Nah, Negara di Asia Tenggara dinilai kesulitan dalam mengantisipasi dampak pemanasan global tersebut. Padahal, kawasan ini diharapkan bisa menjadi penopang pertumbuhan ekonomi global di masa mendatang.
"Banyak negara di regional ini memiliki keterbatasan kemampuan teknis dan finansial untuk memitigasi risiko perubahan iklim. Ini bisa menghalangi aliran investasi, mengingat menguatnya pemahaman bahwa iklim erat kaitannya dengan risiko finansial."
Di sisi lain, pemanasan global juga menjadi ancaman untuk ekonomi negara maju. Semacam, Australia, Amerika Serikat, Italia, dan Hong Kong.
Namun, mereka dinilai lebih siap untuk menghadapinya.
"Negara-negara ini, secara teori, lebih elastis terhadap penurunan produktivitas pekerja yang berpotensi memberikan dampak ekonomi signifikan."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai kerugian Indonesia akibat perubahan iklim setara 0,5 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani bilang, kehilangan 10 persen PDB akan memberikan konsekuensi yang tidak hanya mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaAngka ini meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sekitar 25.000 orang yang di-PHK.
Baca SelengkapnyaJumlah PHK pada Januari-Juni 2024 naik 21,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaPadahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKenaikan suhu dapat mempengaruhi produktivitas tanaman pangan.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan air di sebagian besar wilayah Indonesia yang diperkirakan akan mengalami penurunan tingkat curah hujan.
Baca SelengkapnyaJumlah PHK di Jakarta pada Januari-Juni 2024 menembus 7.469 orang. Angka itu bertambah 6.786 orang atau 994% atau hampir 1.000% dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKekeringan sudah melanda sebagian wilayah Indonesia.
Baca Selengkapnya