Perumnas dan KAI bangun apartemen dekat Stasiun Pondok Cina senilai Rp 1,45 triliun
Merdeka.com - Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) meresmikan pembangunan rumah susun dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) atau kawasan berbasis transportasi massal senilai Rp 1,45 triliun di Stasiun Pondok Cina, Depok.
"Proyek TOD Depok ini merupakan proyek TOD kedua setelah TOD Tanjung Barat. TOD hunian terintegrasi kali ini di atas Stasiun Pondok Cina, ibaratnya buka pintu rumah langsung stasiun," ujar Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo, Senin (2/10).
Pembangunan empat tower di TOD Depok setinggi 44 lantai akan menampung 3.693 unit hunian dengan lahan seluas 27.706 meter persegi. Harga yang dipatok adalah Rp 7 juta per meter persegi dengan dua tipe ukuran, yakni 32 meter persegi dan 40 meter persegi. Dengan demikian, harga jual hunian vertikal itu sekitar Rp 220 juta hingga Rp 280 jutaan.
-
Kapan Stasiun Tanjung Priok pertama kali dibangun? Mengutip buku Informasi Perkereta Apian 2014 oleh Departemen Perhubungan (Dephub), stasiun ini awalnya untuk menunjang perekonomian Batavia abad ke-19.
-
Mengapa kereta api dibangun di Padang Panjang? Di Sumatera Barat, wacana pembangunan rel kereta api oleh kolonial Belanda digunakan untuk distribusi kopi dari daerah pedalaman, seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Tanah Datar, hingga Pasaman menuju ke pusat kota yaitu Padang.
-
Di mana lokasi Stasiun Tanjung Priok yang dibangun pada tahun 1910? Pada awal 1900-an, pemerintah sudah menyiapkan lokasi untuk stasiun Tanjung Priok baru. Titiknya tak jauh dari lokasi lama, alias hanya bergeser di dekat gudang barang.
-
Kapan kereta api Padang Panjang-Bukittinggi dibangun? Dari Padang Panjang dibuatkan sebuah jalur menuju Fort de Kock atau Bukittinggi pada 1 November 1891.
-
Kapan kereta api ini diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
-
Bagaimana Stasiun Tanjungkarang di bangun? Para pekerja harus membabat hutan-hutan dan meratakan tanah untuk bantalan rel kereta.
Ada pun masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mendapat porsi sekitar 30 persen dari total hunian yang ada sesuai arahan Menteri BUMN.
"Pembangunan akan kita selesaikan tahap pertama dua tower dalam 20 bulan, kemudian enam bulan berikutnya baru diselesaikan tower ketiga dan keempat," jelasnya.
Menteri Basuki yang meresmikan groundbreaking menyampaikan terima kasihnya karena BUMN perumahan itu telah mengalokasikan 30 persen hunian untuk MBR. Dukungan tersebut sangat penting dalam mewujudkan program pemerintah untuk menciptakan satu juan rumah untuk rakyat.
"Beberapa bulan lalu kita 'groundbreaking' di Tanjung Barat, sekarang di Depok, nanti mungkin ada TOD lainnya. Ini akan terus kita kembangkan sejalan dengan pengaturan transportasi Jabodebek sehingga semuanya nanti terintegrasi antara hunian dan transportasi," kata Basuki.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan kerja sama pembangunan rumah susun Pondok Cina Depok ini yang akan dilaksanakan dengan pemanfaatan atas lahan PT KAI memperhatikan pola kerja sama jangka panjang sebagaimana pada Permen BUMN No.PER13/MBU/09/2014 Tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara. Besarnya pengguna moda transportasi Commuter Line sudah mencapai 1.024.000 orang per hari. Angka ini akan terus meningkat hingga mencapai target sebesar 1,2 juta penumpang per hari pada 2019.
"Pembangunan rumah susun ini akan menjawab kebutuhan hunian bagi masyarakat yang bermukim di wilayah stasiun tersebut," jelas Edi.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan negara yang ada di kawasan perkotaan.
Baca SelengkapnyaPentingnya membangun perumahan berkonsep tingkat, karena berkaitan dengan ketersediaan lahan.
Baca SelengkapnyaTiko menyampaikan, pembangunan TOD yang menggunakan lahan milik KAI telah berhasil dilakukan di Stasiun Pondok Cina, Margonda, Depok dan Stasiun Tanjung Barat.
Baca SelengkapnyaDia menyampaikan bahwa program itu memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk memanfaatkan aset transportasi publik sebagai media pengenalan brand.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil ingin mengembangkan konsep transit oriented development (TOD) demi mengatasi masalah kebutuhan perumahan untuk masyarakat Jakarta.
Baca SelengkapnyaSoft launching stasiun Tanah Abang yaitu penambahan jalur, peron, dan integrasi antarmoda.
Baca SelengkapnyaStasiun Tanah Abang akan dibangun dengan bangunan utama seluas 12.000 meter persegi yang dilengkapi area komersil, fasilitas pendukung, & fasilitas disabilitas.
Baca SelengkapnyaAHY ingin menerapkan transit orientasi development.
Baca SelengkapnyaPembiayaan proyek ini melibatkan pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB).
Baca SelengkapnyaStasiun Jatake nantinya akan menjadi Transit Oriented Development (TOD) yang dapat memudahkan mobilitas masyarakat di kawasan BSD City.
Baca SelengkapnyaNantinya apartemen ini akan dihuni para 11.000 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 5.000 TNI dan Polri.
Baca Selengkapnya