Perusahaan Energi Australia Tanam Investasi Rp36 Triliun di Indonesia
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyambut baik investasi Sun Cable yang merupakan perusahaan energi multinasional asal Australia senilai USD 2,58 miliar atau setara Rp36,6 triliun (asumsi kurus Rp 14.200) di Indonesia. Investasi ini untuk mendukung sistem transmisi energi terbarukan terbesar di dunia yakni Australia-Asia PowerLink (AAPowerLink).
Menko Luhut menyebut, investasi bernilai jumbo tersebut membuktikan bahwa Indonesia adalah mitra yang terpercaya. Selain itu, Indonesia juga telah diakui oleh investor dunia sebagai lokasi investasi yang strategis.
"Keputusan Sun Cable untuk investasi lebih dari USD 2 miliar di Indonesia ini membuktikan bahwa Indonesia adalah mitra yang terpercaya dan lokasi investasi yang strategis bagi komunitas internasional," ujar Menko Luhut dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (23/9).
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Mengapa Jokowi mendorong investasi di IKN? 'Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan,' ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6). Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Bagaimana Jokowi mendorong investasi di IKN? Jokowi juga menegaskan pentingnya dukungan investasi saat ini untuk mewujudkan visi pembangunan Ibu Kota Nusantara.'Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang,' tegasnya.
-
Bagaimana Jakarta menarik investor? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Bagaimana Menko Luhut memastikan TikTok tetap berinvestasi? 'Ya harus jadi lah. Indonesia kan market yang bagus. Kita tidak membikin aturan yang berbeda dengan negara-negara lain kok,' tegas Luhut usai peluncuran bukunya di Gramedia Matraman, Jakarta, Jumat (29/9).
-
Kapan Tiongkok menjadi investor terbesar kedua di Indonesia? Tercatat pada 2013 lalu, Tiongkok sudah menempati urutan 12 kontributor penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. Posisi ini berubah di tahun 2022 di mana negara tersebut sudah berada di urutan kedua.
Menko Luhut menerangkan, dengan masuknya investasi dari perusahaan energi terbarukan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya transfer teknologi untuk pengembangan industri strategis.
"Komitmen Sun Cable dalam transfer ilmu pengetahuan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dengan Institut Pertanian Bogor dan Institut Teknologi 10 November serta pemberian beasiswa akan mampu mendorong inovasi di bidang energi terbarukan di masa depan," tuturnya.
Di sisi lain, adanya investasi ini akan membantu meningkatkan kinerja Indonesia sebagai negara utama di ASEAN yang mampu meraih target penurunan emisi karbon." ASEAN memiliki target 23 persen bauran energi dari sektor energi terbarukan," tutupnya.
CEO Sun Cable David Griffin, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Menko Luhut atas kepemimpinan yang kuat. Sun Cable berharap mampu menjadi rekan jangka panjang di Indonesia, dan memberikan kontribusi yang besar di bidang ekonomi.
"Kami berterima kasih kepada Menteri Luhut, Kemenko Marves KKP, Hubla, Pushidrosal dan instansi lain di Indonesia atas dukungannya terhadap proyek AAPowerLink," jelasnya.
Peluang Pengadaan Baterai
Griffin mengungkapkan, total investasi yang ditanamkan perusahaannya di Indonesia adalah USD 2,58 miliar. Nilai ini termasuk investasi langsung senilai USD 530 juta-USD 1 miliar.
"Selama instalasi proyek, ditambah dengan investasi USD 1,58 miliar untuk biaya operasional selama jangka waktu proyek," beber Griffin.
Dengan potensi materi baterai litium yang ada di Indonesia, menurutnya, terdapat peluang pengadaan baterai listrik bagi perusahaan manufaktur di Indonesia sebesar USD 600 juta atau sekitar Rp 8,5 triliun. Selain itu, Gtiffin juga menegaskan bahwa dalam melakukan investasi kabel listrik bawah laut, Sun Cable telah mematuhi alur sebagaimana diatur dalam Kepmen KP No. 14/2021 Tentang Alur Pipa dan/atau Kabel Bawah Laut.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams menyampaikan terima kasih kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan atas dukungannya terhadap proyek energi terbarukan milik Sun Cable dan investasi Australia secara keseluruhan di Indonesia.
"Australia percaya pada pendekatan berbasis teknologi untuk memerangi perubahan iklim dan saya senang Pemerintah Indonesia telah mendukung proyek Sun Cable untuk memanfaatkan dan berbagi kekuatan energi surya. Kami menantikan Sun Cable untuk investasi, berbagi pengetahuan, menciptakan lapangan kerja, serta berkontribusi pada penguatan hubungan ekonomi Indonesia-Australia," bebernya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ASEAN Indo-Pasific Forum adalah merupakan kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian KTT ASEAN.
Baca SelengkapnyaInvestasi hulu migas di 2023 naik 13 persen dari tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, bagi ASEAN Australia bukan hanya sekadar tetangga, melainkan mitra komprehensif strategis.
Baca Selengkapnya"Saya kira ini adalah tonggak yang sangat penting dalam hubungan kita," kata Prabowo
Baca SelengkapnyaRosan menuturkan, total investasi Indonesia di negara-negara Afrika mencapai USD2,09 miliar.
Baca SelengkapnyaAdapun groundbreaking proyek asing dan swasta akan dilakukan pada Rabu, 25 September 2024.
Baca SelengkapnyaJawa Barat dinilai bisa menjadi wilayah alternatif bagi para investor asing.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) mempromosikan tiga proyek investasi strategis dalam penyelenggaraan "Indonesia Business Forum" di Washington D.C., Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaErick menyebut, kerja sama ini akan memfasilitasi hubungan kerja terkait rantai pasok dan ekosistem kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaDua negara tersebut tengah bersekutu untuk segera merampungkan pembangunan Special Economic Zone (SEZ) di kawasan Johor, Malaysia Selatan.
Baca SelengkapnyaPertemuan Rosan dengan PM Lawrence Wong membahas beberapa topik penting. Di antaranya terkait kondisi geopolitik serta potensi investasi.
Baca SelengkapnyaKolaborasi pengembangan produksi hidrogen hijau ini jadi yang pertama di Asia Tenggara.
Baca Selengkapnya